Breaking News

Perkenalkan Perpustakaan SimpaSio Institute: Oa Eda dapat Warisan Tentang Flotim

Perkenalkan Perpustakaan SimpaSio Institute: Oa Eda dapat warisan tentang Flotim

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM / Tethy Qikan
Ngobrol Asyik Pos Kupang tentang Mengenal SimpaSio Institute Larantuka, Kamis (8/10/2020) 

Perkenalkan Perpustakaan SimpaSio Institute: Oa Eda dapat warisan tentang Flotim

POS-KUPANG.COM - "SimpaSio Institute adalah lembaga arsip dan pengkajian sosial budaya. Ini adalah tanah warisan yang harus digarap atau seorang anak yang harus dibesarkan."

Magdalena Oa Eda Tukan selaku Ketua Pelaksana Harian SimpaSio Institute menjelaskan hal tersebut dalam Ngobrol Asyik Pos Kupang, Kamis (8/10/2020).

SimpaSio Institute resmi berdiri sebagai sebuah lembaga pada tahun 2016, namun embrio kehadiran SimpaSio telah ada sejak 1982. Nama SimpaSio sendiri berasal dari bahasa Melayu-Larantuka yang artinya menyimpan; merapikan; dapat digunakan kembali.

Anya Geraldine: Edukasi Seks

SimpaSio menyiapkan berbagai tulisan, arsip, cerita, dan kliping sosial budaya tentang Flores Timur. Berbagai dokumen itu telah dikumpulkan oleh Bernardus Tukan, ayah Oa Eda, sejak beliau masih kuliah dulu.

Dokumen tersebut pun membantu para peneliti, mahasiswa, bahkan jurnalis yang membutuhkan informasi tentang Flores Timur. Dokumen terkumpul sejak tahun 1970-an hingga hari ini dengan berbagai tema. SimpaSio juga menyediakan buku-buku bacaan.

Gara-Gara Om Mini Bus Lou

"Bapa selalu bilang, Bapa tidak punya uang. Tapi kita punya harta itu di buku ini," ungkap Oa Eda. Dengan ide dari kakak pertamanya, Oa Eda bersama adik dan teman-temannya pun akhirnya memutuskan mengelola SimpaSio Institute.

Tak hanya sebagai lembaga kajian dan arsip, berbagai kegiatan pun dilakukan di SimpaSio, antara lain penerbitan buku, pelayanan perpustakaan dan taman baca, roadshow dongeng dan lapak baca, festival Serwisu Berbuda, dan Kemah Literasi Sains.

Oa membeberkan, Festival Serwisu Berbuda dilakukan khusus merayakan Hari Anak Nasional. Berbagai kegiatan diselenggarakan, antara lain mendongeng, bermain permainan tradisional, membuat sinopsis sederhana, menyanyi lagu anak, berpuisi, panggung kreativitas, dan kegiatan lain. Ada juga kegiatan Semiloka Pangan Lokal untuk bertukar pengetahuan tentang pangan lokal.

Guna mengatasi masalah keuangan, Oa Eda dan teman-teman berusaha mengolah pangan lokal untuk dijual. Pangan lokal tersebut yakni sorgum, kelor, pisang, dan umbi-umbian. Bahan-bahan itu kemudian diolah menjadi cake, kukis, brownies, bubur, dan puding.

Sebagai suatu lembaga yang telah berjejaring dengan banyak komunitas atau lembaga lain, Oa Eda menilai anggapan minat baca masyarakat rendah tidak selamanya benar.
Menurutnya, fasilitas-lah yang menjadi faktor yang perlu diperhatikan untuk menumbuhkan minat baca masyarakat, khususnya anak-anak.

"Bagaimana kita menyiapkan fasilitas dan kegiatan kreatif yang bisa masuk ke tujuan kita. Jadi, tidak melulu kasih buku dan bilang ayo baca. Ada banyak model yang bisa dibuat," kata Oa Eda.

Taman Baca SimpaSio selalu ramai dengan anak-anak dari berbagai kalangan pendidikan, mulai PAUD/TK hingga SMP. Anak-anak SMA pun sering mampir ketika mereka ingin mencari tugas atau ada kegiatan diskusi yang dilakukan.

Berdasarkan temuannya, motivasi anak-anak mampir ke SimpaSio pun berbeda-beda. Survei atas motif kehadiran anak itulah yang menjadi rujukan Eda merancang program SimpaSio.

Di tengah situasi pandemi Covid-19 ini, Oa Eda dan teman-teman tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasa. Menyiasati kondisi itu, pelayanan di SimpaSio Institute dibatasi. Tapi, ada kegiatan yang dilakukan untuk tetap menjawab kerinduan anak-anak yang ingin mampir ke SimpaSio.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved