Cap Indonesia Sebagai Bekas Penjajah, Tapi Timor Leste Terus Minta Bantuan Militer dan Dokter Khusus

Sementara selama menjadi bagian dari Indonesia, selama periode 1975 hingga 1999, banyak terjadi pertumpahan darah di Timor Leste.

Editor: Frans Krowin
Grid.id
Timor Leste, Bedera Negara Timor Leste 

Kapal disambut hangat oleh Duta Besar RI di Dili, Primanto Hendrasmoro, dan dari Menteri Pertahanan RDTL, Cirilo Cristovao, Menlu dan Kerjasama, Hernani Coelho dan Menteri Kesehatan Maria do Ceu Pina serta warga Dili.

Menteri Pertahanan RDTL Mr Cirilo Cristovao menyatakan bahwa misi ini merupakan perwujudan hubungan baik antara kedua pemerintah.

Pelayanan kesehatan kemudian dibuka secara resmi oleh Panglima Forza Defeza, Mayjen Lere Anan Timor.

Para pejabat tinggi kemudian mengunjungi fasilitas kapal yang akan digunakan dalam misi tersebut.

Baca Juga: Kisah Seorang Dokter Muda yang Meninggal Akibat Pendarahan Otak Karena Berbulan-bulan Tidak Ganti Masker

Pada hari pertama 765 veteran dan personel jaga aktif dirawat termasuk beberapa VIP diperiksa secara medis, dan 13 operasi.

Pada hari kedua terdapat 1955 pasien dengan 113 operasi yang dilakukan.

Pada hari ketiga sebagai hari terakhir terdapat 706 pasien dan 70 operasi.

Totalnya 3426 pasien dan 196 operasi. Angka tersebut melebihi ekspektasi yang mencapai 2000 pasien. Yang mengejutkan, sebagian besar dari operasi kecil tersebut adalah 123 pasien sunat.

Xanana Gusmao, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Perencanaan dan Investasi Strategis negara, mengunjungi kapal dua kali dan berharap kegiatan seperti itu dapat diperluas di masa depan.

Ia mengucapkan terima kasih banyak, obrigado barak, dalam bahasa Tetun, atas bantuan pengobatan yang dilakukan Indonesia saat ia mengundang seluruh petugas untuk makan malam di Timor Plaza.

Xanana Gusmao mengatakan bahwa misi ini akan meningkatkan hubungan antara pemerintah Indonesia dan Timor-Leste.

Ke depan, ia berharap kegiatan ini bisa diselenggarakan di beberapa wilayah lain di Timor-Leste.

Selain untuk memenuhi misi peningkatan kerjasama bilateral, bagi Indonesia sendiri bantuan medis tersebut juga memberikan manfaat.

Mengingat untuk meningkatkan kemampuan tenaga baik formal maupun informal diperlukan pelatihan dan pengalaman lapangan, baik nasional maupun internasional.

Sumber: Grid.ID
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved