Hamzah Haz
Gubernur Kalaimantan Barat Sutarmidji Mohon Doa, Hamzah Haz Wapres RI ke-9 Asal Kalbar Masuk RS!
Kabar terkini disampaikan Gubernur Kalbar, Sutarmidji perihal kesehatan Wakil Presiden (Wapres) RI ke-9, Hamzah Haz.
Karier politiknya dimulai ketika ia masih aktif mengajar di almamaternya. Di samping mengajar, Hamzah Haz merupakan Ketua Presidium KAMI Konsulat Pontianak dan mewakili angkatan 66 di dalam DPRD Kalimantan Barat sampai tahun 1971.
Di samping semua itu, ia juga pernah menjadi Wakil Ketua DPW Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat pada 1971 (1).
Terpilih menjadi Anggota DPR RI, Hamzah Haz kemudian pindah ke Gedung DPR/MPR di Senayan, Jakarta sejak 1971 mewakili Nahdlatul Ulama.
Hamzah Haz terpilih sebagai Anggota DPR RI secara terus menerus selama beberapa periode setelah NU dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) melebur menjadi PPP.
Hamzah Haz juga beberapa kali menjadi pengurus PPP, puncaknya ia terpilih sebagai Ketua Umum DPP PPP pada akhir 1998.
Di tahun yang sama, Hamzah Haz juga menjabat sebagai Menteri Investasi / Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di bawah kepemimpinan Presiden B. J. Habibie yang menggantikan Suharto.
Namun pada 10 Mei 1999, Hamzah Haz kemudian mengundurkan diri dari jabatannya. Alasannya, ia ingin fokus memimpin PPP dalam pemilu 1999.
Ketika Abdurrahman Wahid diangkat menjadi presiden menggantikan B. J. Habibie, Hamzah Haz kembali menduduki kursi menteri. Ia diangkat sebagai Menko Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan pada 29 Oktober 1999.
Namun ia hanya menjabat selama 2 bulan. Dia beralasan ingin konsentrasi pada partainya, PPP.
Keluar dari kabinet Gus Dur, Hamza Haz menjadi kritikus yang vokal terhadap pemerintah. Namun di samping itu, ia juga terkenal sebagai politikus yang lihai berkompromi.
Menjadi pemegang kekuasaan tertinggi di partai terbesar ketiga di parlemen saat itu membuat Hamzah Haz ditunjuk sebagai wakil presiden mendampingi Megawati Soekarnoputri pada 26 Juli 2001 (3).
Sebelumnya, untuk meraih kursi wakil presiden ia harus bersaing dengan kandidat lain yang juga cukup kuat seperti Akbar Tandjung, Susilo Bambang Yudhoyono, Agum Gumelar, serta Siswono Yudo Husodo.
Sebelum diangkat menjadi wakil presiden, pada 1999 ia pernah mengatakan bahwa tidak ada wanita yang cocok untuk memimpin negara muslim terkemuka di dunia.
Namun dua tahun berselang, ia menjadi wakil presiden mendampingi wanita yang ia kritik dua tahun sebelumnya.
Hamzah Haz juga yang menggagalkan diangkatnya Megawati sebagai presiden, padahal partainya keluar sebagai pemenang pemilu saat itu. Hamzah Haz memanfaatkan kekuatan suara muslim untuk menggagalkan Megawati menjadi presiden pada 1999.