Kerja Sama Dengan IWP dan ADUPI, Le Minerale Serius Kelola Isu Plastik di Pulau Komodo
dari Pulau Komodo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), menjadi produk baru yang bernilai ekonomi ting
Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
Kerja Sama Dengan IWP dan ADUPI, Le Minerale Serius Kelola Isu Plastik di Pulau Komodo
POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO -- Le Minerale yang bekerja sama dengan Indonesian Waste Platform (IWP) dan Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), menginisiasi gerakan mengumpulkan, memilah, dan mengolah sampah plastik dari Pulau Komodo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), menjadi produk baru yang bernilai ekonomi tinggi, dan memberi nilai tambah ekonomi bagi masyarakat sekaligus menjaga lingkungan.
Hal tersebut merupakan keseriusan Le Minerale dalam mengelola isu plastik di Pulau Komodo yang juga masuk dalam kawasan Taman Nasional Komodo (TNK).
"Kami memulai langkah sinergis Gerakan Ekonomi Sirkular Pulau Komodo, ini bukti keseriusan Le Minerale dalam mengelola isu plastik. Kegiatan ini adalah salah satu dari rangkaian besar program-program sustainability Le Minerale," kata Sales and Marketing Director PT Tirta Fresindo Jaya, Riko Sistanto saat memberikan sambutan dalam Press Conference Gerakan Ekonomi Sirkular Pulau Komodo di Ballroom The Jayakarta Suites Komodo Flores, Rabu (7/10/2020).
Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala BTNK, Lukita Awang, Sekda Kabupaten Mabar, Ismail Surdi, Sustainability Director PT Tirta Fresindo Jaya, Ronald Atmaja, Ketua Umum ADUPI, Christin Halim, Koordinator IWP, Ica Marta Muslin dan para warga Pulau Komodo, Kabupaten Mabar.
Riko menjelaskan, berdasy data yang didapatkan, pada tahun 2019 jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pulau Komodo sekitar 184 ribu orang. Pariwisata di Pulau Komodo sebenarnya masih memiliki potensi yang cukup besar.
Tak heran, lanjut dia, kalau pemerintah memberikan perhatian luar biasa kepada Labuan Bajo dan Pulau Komodo.
"Kita saksikan pembangunan fisik sedang berlangsung, bahkan Bapak Presiden Jokowi minggu lalu meninjau sejumlah proyek di sini," ujarnya.
Menurutnya, meningkatnya pariwisata dan perekonomian, akan meningkatkan pula potensi pasar bagi Le Minerale. Tapi di sisi lain, meningkatnya wisatawan pasti meningkatkan juga jumlah sampah yang dihasilkan.
Sehingga, kata Riko, Le Minerale bermitra dengan IWP kami melakukan edukasi pengelolaan sampah dan memilah sampah bersama masyarakat Pulau Komodo, sedangkan bersama ADUPI melakukan daur ulang sampah plastik menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.
"Inilah contoh realisasi ekonomi sirkular, ketika produk yang sudah selesai dipakai tidak menjadi sampah tapi didaur ulang untuk terus memberi manfaat. Kami berharap masyarakat Pulau Komodo dapat melihat potensi dari ekonomi sirkular," ungkapnya.
Dijelaskannya, sampai saat ini di Indonesia sudah ada lebih dari 1.500 industri daur ulang yang melibatkan lebih dari 4 juta tenaga kerja, mendaur ulang lebih dari 4 juta ton botol plastik per tahun, dan menghasilkan ekspor senilai lebih dari Rp 6,2 triliun.
Gerakan Ekonomi Sirkular Pulau Komodo diharapkan mampu menambah secara signifikan angka-angka tersebut, dan meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Selain memberikan produk yang berkualitas kepada konsumen, Le Minerale juga berkomitmen untuk menjaga lingkungan melalui berbagai program sustainability," katanya.
"Diantara komitmen tersebut adalah menggunakan botol dan galon plastik PET yang ramah lingkungan dan mudah didaur ulang, menerapkan manajemen daur ulang sampah plastik, melakukan konservasi sumber air, dan pengurangan emisi karbon. Saat ini kami sudah bermitra dengan 60 bank sampah dan tahun ini ditargetkan mencapai 100 bank sampah. Kami juga sudah menanam 72 ribu pohon dan bulan ini akan melakukan penanaman ribuan pohon lagi," tambahnya.
Diakuinya, hal tersebut sesuai dengan platform ekonomi sirkular terintegrasi yang dicanangkan Le Minerale, yaitu penggunaan material ramah lingkungan, edukasi masyarakat untuk memilah dan membuang sampah pada tempatnya, serta pengumpulan dan pemisahan di industri daur ulang menjadi barang-barang bernilai ekonomi tinggi.
"Inilah bukti kami serius mendukung program pemerintah, terutama KLHK, dalam menjaga kelestarian lingkungan," tegasnya.
Pihaknya pun memohon dukungan semua pihak, terutama Pemkab Mabar, BTNK, serta masyarakat Pulau Komodo.
"Dengan lingkungan yang terjaga ini, kami berharap dapat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat Pulau Komodo, baik dari sektor pariwisata maupun dari ekonomi sirkular. Tanpa dukungan Bapak Ibu semua, upaya kami ini tidak akan berdampak besar. Sebaliknya, jika upaya ini berhasil, ini adalah keberhasilan kita semua.
Sementara itu, Kepala BTNK, Lukita Awang dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada Le Minerale yang bekerja sama dengan IWP dan ADUPI yang telah memulai gerakan tersebut.
Pihaknya juga terharu setelah melihat video yang diputar dan disaksikan bersama, di mana terlihat jelas partisipasi aktif masyarakat Pulau Komodo.
"Terima kasih atas partisipasinya, kita sebagai insan untuk menjaga alam," ujarnya.
Menurutnya, Taman Nasional Komodo yang juga terdapat Pulau Komodo bukan hanya sebagai tempat wisata, tapi merupakan kawasan konservasi.
Persoalan sampah, menurut Lukita, tidak terlepas dari kawasan tersebut karena kunjungan wisatawan.
Pihaknya pun menegaskan para wisatawan yang berkunjung untuk tidak membuang sampah dan sampah yang ada saat berkunjung harus dibawa ke Labuan Bajo.
Dengan Gerakan Ekonomi Sirkular Komodo yang telah berjalan, dapat mengedukasi masyarakat.
• Debat Paslon Bupati dan Wakil Bupati TTU Dilakukan Sebanyak Tiga Putaran
• Temuan Bawaslu NTT Soal Tahapan Kampanye :Ada Paslon Blusukan, Bawa Anak hingga Aparat Yang Bicara
• Bawaslu Ngada Minta Paslon Patuhi Protokol Kesehatan Saat Kampanye
• Update Covid-19 NTT : Ciptakan Rekor, 47 Positif dalam Satu Hari
"Saya dan semua warga Pulau Komodo, Pulau Papagarang dan lainnya merasa sangat terbantu. Harapannya ini menjadi contoh pengelolaan sampah di tempat lain. Mari bersatu menangani masalah sampah. Bersama kita bisa Labuan Bajo Bebas sampah 2025," katanya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana)