Mengenal Carlo Acutis, Remaja Katolik yang Akan Dibeatifikasi 10 Oktober, Seluruh Tubuhnya Masih Ada

Uniknya, seluruh tubuhnya masih ditemukan di dalam kubur alias tidak hancur meskipun sudah meninggal 14 tahun lalu.

Penulis: Agustinus Sape | Editor: Agustinus Sape
Facebook/PMarco Svd
Foto Carlo Acutis saat masih hidup. 

Mengenal Carlo Acutis, Remaja Katolik yang Akan Dibeatifikasi 10 Oktober, Seluruh Tubuhnya Masih Ada

POS-KUPANG.COM - Carlo Acutis, seorang remaja Katolik Italia yang meninggal tahun 2006, akan dibeatifikasi pada 10 Oktober di Assisi.

Uniknya, seluruh tubuhnya masih ditemukan di dalam kubur alias tidak hancur meskipun sudah meninggal 14 tahun lalu. 

Carlo, seorang gamer dan programmer komputer yang menyukai sepak bola dan Ekaristi, telah menjadi topik yang menarik dibahas di seluruh dunia.

Ia lahir pada 3 Mei 1991, di London, tempat orang tuanya bekerja. Hanya beberapa bulan kemudian, orang tuanya, Andrea Acutis dan Antonia Salzano, pindah ke Milan.

Saat remaja, Carlo didiagnosis menderita leukemia. Dia mempersembahkan penderitaannya untuk Paus Benediktus XVI dan Gereja, di mana ia mengatakan “Aku mempersembahkan semua penderitaan yang harus aku derita untuk Tuhan, untuk Paus, dan Gereja. “

Dia meninggal pada 12 Oktober 2006 dan dimakamkan di Assisi atas permintaannya, karena cintanya kepada Santo Fransiskus Assisi.

Prosesnya mendapat gelar suci dimulai pada 2013. Dia ditetapkan sebagai “Yang Mulia” pada tahun 2018 dan akan ditetapkan sebagai “Diberkati” pada 10 Oktober.

Penampakan jenazah Carlo Acutis setelah dikeluarkan dari dalam peti jenazahnya, Kamis 1 Oktober 2020.
Penampakan jenazah Carlo Acutis setelah dikeluarkan dari dalam peti jenazahnya, Kamis 1 Oktober 2020. (Facebook/PMarco Svd)

Sejak usia muda, Carlo tampaknya memiliki cinta yang khusus kepada Tuhan, meskipun orang tuanya tidak terlalu taat dengan agama.

Ibunya mengatakan bahwa dia sebelumnya hanya ikut Misa saat Komuni Pertama, menerima Sakramen Krisma dan pernikahan.

Tapi sebagai seorang anak kecil, Carlo suka sekali berdoa rosario. Setelah dia menerima Komuni Pertama, dia rajin ikut Misa, menyiapkan waktu hening sebelum dan setelah Misa.

Dia juga mengaku dosa setiap minggu.

Dia meminta orangtuanya untuk membawanya berziarah – ke tempat-tempat para kudus, dan ke situs-situs mukjizat Ekaristi.

Ada buah dari kesaksian hidup Carlos. Cara hidupnya membawa pertobatan yang mendalam pada ibunya, karena, menurut imam yang mempromosikan upaya menjadikannya sebagai orang suci, dia “berhasil membawa kerabatnya, orang tuanya untuk Misa setiap hari.”

“(Yang terjadi) bukan sebaliknya; bukan orang tuanya yang membawa anak laki-laki itu untuk ikut Misa, tetapi dialah yang berhasil membawa dirinya untuk ikut Misa dan meyakinkan orang lain untuk menerima Komuni setiap hari.”

Dia dikenal karena membela anak-anak di sekolah yang dicemooh, terutama anak-anak disabilitas. Ketika orang tua seorang temannya akan bercerai, Carlo melakukan upaya khusus, membawa temannya itu ke dalam keluarganya.

Dan dia mempromosikan mukjizat Ekaristi, terutama melalui situs web yang dia bangun. Di situs itu, dia mengatakan bahwa “semakin sering kita menerima Ekaristi, kita akan semakin menjadi seperti Yesus, sehingga di bumi ini kita akan merasakan surga.”

Ketika Carlo jatuh sakit, kehidupan imannya makin kuat. Dia sengaja mempersembahkan penderitaannya untuk Gereja, paus, dan orang-orang yang menderita penyakit.

Sebagaimana dilaporkan Catholic News Agency (CNA), Carlo suka bermain video game. Dia juga seorang programmer, di mana membangun situs web yang memuat katalog mukjizat Ekaristi di seluruh dunia.

Apakah tubuhnya tidak rusak saat digali untuk kemudian dihormati sebelum proses beatifikasi?

Awalnya, ada kabar bahwa jenazah Carlo ditemukan dalam keadaan utuh. Namun, seorang juru bicara untuk upacara beatifikasi ini mengatakan kepada CNA bahwa seluruh tubuhnya masih ditemukan saat digali, tetapi “tidak sepenuhnya utuh.”

Tubuhnya dibaringkan di kuburan kaca di mana dia dapat dihormati oleh para peziarah sampai 17 Oktober.

Dia ditampilkan dengan jeans dan sepasang sepatu Nike, pakaian kasual yang dia sukai dalam hidup.

Pastor Carlos Acácio Gonçalves Ferreira, pimpinan tempat jenazah Carlos ditempatkan mengatakan, untuk pertama kalinya dalam sejarah orang suci mengenakan pakaian seperti itu.

“Ini adalah pesan yang luar biasa bagi kita; kita dapat merasakan bahwa kekudusan bukanlah hal yang jauh tetapi sangat dapat dijangkau setiap orang karena Tuhan adalah untuk semua orang,” katanya

Pater Markus Solo Kewuta SVD, penasihat Paus Fransiskus, juga memposting cerita tentang Carlo Acutis melalui akun facebook P Marco Svd, 3 Oktober 2020.

Ibunda Carlo Acutis, Antonia Salzano.
Ibunda Carlo Acutis, Antonia Salzano. (Facebook/PMarco Svd)

Cerita seorang anak muda Italia tengah menarik perhatian saat ini: Carlo ACUTIS. Luarbiasa. Anak muda asal Italy ini lahir 3 Mei 1991 di London karena orangtuanya sedang bekerja di sana. Beberapa tahun setelah kelahirannya, orangtuanya yang berasal dari Milano itu kembali ke Italy. Carlo berkembang sebagai anak muda yang sangat saleh. Seperti banyak anak muda se-zamannya, Carlo mahir menggunakan computer dan IT, tampil berbakat. Suatu ketika dia didagnosa menderita penyakit leukemia atau kanker darah.

Sayang, Carlo tidak luput. Dia meninggal 12 Oktober 2006 dengan umur 15 tahun.
Carlo Acutis yang sangat berbakat bagian computer dan IT itu, dengan umur 14 tahun sudah berhasil merangkai website ttg Mujizad Ekaristi di seluruh dunia oleh karena cintanya akan Ekaristi dan akan Yesus Kristus serta Bunda Maria. Menurut pengakuan ibunya, Carlo hampir tidak pernah absen Misa, kecuali kalau ada halangan sangat besar. Ibunya sendiri mengaku tidak aktip menggereja, tetapi menurutnya, Tuhan sungguh memilih anaknya Carlo untuk jalan hidup seperti ini karena Tuhan mau mengatakan sesuatu kepada dunia.

Kata ibunya, Carlo pernah mengatakan kepadanya: Bunda Maria adalah satu-satunya Bunda sejati utknya. Oleh karena keutamaan2nya ini, Paus Fransiskus memberikan kepada Carlo julukan Gereja "Venerabile" (yang patut dihormati dan diteladani) pada 5 Juli 2018 lalu. Saat ini Paus Fransiskus sudah menerima permohonan dibeatifikasi (diberi gelar Beato) tanggal 10 Oktober 2020 mendatang di Assisi, Italy.

Ada kebiasaan bahwa seorang yang akan segera dibeatifikasi atau dikanonisasi (digelar Kudus), kubur atau peti-nya dibuka agar memberikan kesempatan kepada para peziarah untuk berdoa. Tanggal 1 Oktober kemarin peti dari Carlo dibuka, dan jasad-nya masih utuh. Dikatakan oleh sebuah situs Jerman, bahwa hanya wajahnya sedikit dipoles karena ketika beliau meninggal, beliau mengalami pendarahan otak yang berdampak pada raut wajahnya. Pakaiannya juga diganti dengan jaket tipe sewater, jeans dan sepatu jalan utk memberikan inspirasi kepada kita, terutama anak2 muda, bahwa kekudusan hidup itu adalah mungkin untuk semua orang, termasuk anak-anak muda seperti Carlo.

Carlo juga dinobatkan menjadi Pelindung Cyber dan IT. Artinya, kalau ada masalah dengan cyber dan IT, jangan sungkan-sungkan memohon bantuan Beato Carlo Acutis. Selain itu, contoh luhurnya di dalam pergaulannya dengan computer dan internet hendaknya memberikan inspirasi kepada kita semua bahwa media komunikasi modern hendaknya kita gunakan demi pewartaan Injil, pendalaman iman, dan mensejahterakan kita di dunia ini. Salam 

Sejumlah netizen yang membaca postingan Padre Marco sangat mengagumi kepribadian Carlo Acutis. Mereka yakin bahwa Carlo Acutis sudah masuk surga berkat amal baiknya di dunia.

Para netizen pun memohon doa dari beato Carlo Acutis, dan berharap contoh hidup Carlo Acutis bisa menjadi inspirasi bagi kaum muda saat ini, agar memiliki iman dan berjuang untuk menggapai kekudusan.

Kandidus Mili: Salam Ekaristi Kudus. Luar biasa.

Rosana Triwidodo Tedjo Kusumo: Semoga semakin banyak anak muda terinspirasi imannya dari Beato muda ini... Amin 

Atty Kedang: Luar biasa sekali kisah hidupnya...semoga menjadi teladan bagi kaum muda di seluruh dunia.

Sebagian artikel ini diambil dari laman katoliknews.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved