Mengenal Carlo Acutis, Remaja Katolik yang Akan Dibeatifikasi 10 Oktober, Seluruh Tubuhnya Masih Ada

Uniknya, seluruh tubuhnya masih ditemukan di dalam kubur alias tidak hancur meskipun sudah meninggal 14 tahun lalu.

Penulis: Agustinus Sape | Editor: Agustinus Sape
Facebook/PMarco Svd
Foto Carlo Acutis saat masih hidup. 

Dia dikenal karena membela anak-anak di sekolah yang dicemooh, terutama anak-anak disabilitas. Ketika orang tua seorang temannya akan bercerai, Carlo melakukan upaya khusus, membawa temannya itu ke dalam keluarganya.

Dan dia mempromosikan mukjizat Ekaristi, terutama melalui situs web yang dia bangun. Di situs itu, dia mengatakan bahwa “semakin sering kita menerima Ekaristi, kita akan semakin menjadi seperti Yesus, sehingga di bumi ini kita akan merasakan surga.”

Ketika Carlo jatuh sakit, kehidupan imannya makin kuat. Dia sengaja mempersembahkan penderitaannya untuk Gereja, paus, dan orang-orang yang menderita penyakit.

Sebagaimana dilaporkan Catholic News Agency (CNA), Carlo suka bermain video game. Dia juga seorang programmer, di mana membangun situs web yang memuat katalog mukjizat Ekaristi di seluruh dunia.

Apakah tubuhnya tidak rusak saat digali untuk kemudian dihormati sebelum proses beatifikasi?

Awalnya, ada kabar bahwa jenazah Carlo ditemukan dalam keadaan utuh. Namun, seorang juru bicara untuk upacara beatifikasi ini mengatakan kepada CNA bahwa seluruh tubuhnya masih ditemukan saat digali, tetapi “tidak sepenuhnya utuh.”

Tubuhnya dibaringkan di kuburan kaca di mana dia dapat dihormati oleh para peziarah sampai 17 Oktober.

Dia ditampilkan dengan jeans dan sepasang sepatu Nike, pakaian kasual yang dia sukai dalam hidup.

Pastor Carlos Acácio Gonçalves Ferreira, pimpinan tempat jenazah Carlos ditempatkan mengatakan, untuk pertama kalinya dalam sejarah orang suci mengenakan pakaian seperti itu.

“Ini adalah pesan yang luar biasa bagi kita; kita dapat merasakan bahwa kekudusan bukanlah hal yang jauh tetapi sangat dapat dijangkau setiap orang karena Tuhan adalah untuk semua orang,” katanya

Pater Markus Solo Kewuta SVD, penasihat Paus Fransiskus, juga memposting cerita tentang Carlo Acutis melalui akun facebook P Marco Svd, 3 Oktober 2020.

Ibunda Carlo Acutis, Antonia Salzano.
Ibunda Carlo Acutis, Antonia Salzano. (Facebook/PMarco Svd)

Cerita seorang anak muda Italia tengah menarik perhatian saat ini: Carlo ACUTIS. Luarbiasa. Anak muda asal Italy ini lahir 3 Mei 1991 di London karena orangtuanya sedang bekerja di sana. Beberapa tahun setelah kelahirannya, orangtuanya yang berasal dari Milano itu kembali ke Italy. Carlo berkembang sebagai anak muda yang sangat saleh. Seperti banyak anak muda se-zamannya, Carlo mahir menggunakan computer dan IT, tampil berbakat. Suatu ketika dia didagnosa menderita penyakit leukemia atau kanker darah.

Sayang, Carlo tidak luput. Dia meninggal 12 Oktober 2006 dengan umur 15 tahun.
Carlo Acutis yang sangat berbakat bagian computer dan IT itu, dengan umur 14 tahun sudah berhasil merangkai website ttg Mujizad Ekaristi di seluruh dunia oleh karena cintanya akan Ekaristi dan akan Yesus Kristus serta Bunda Maria. Menurut pengakuan ibunya, Carlo hampir tidak pernah absen Misa, kecuali kalau ada halangan sangat besar. Ibunya sendiri mengaku tidak aktip menggereja, tetapi menurutnya, Tuhan sungguh memilih anaknya Carlo untuk jalan hidup seperti ini karena Tuhan mau mengatakan sesuatu kepada dunia.

Kata ibunya, Carlo pernah mengatakan kepadanya: Bunda Maria adalah satu-satunya Bunda sejati utknya. Oleh karena keutamaan2nya ini, Paus Fransiskus memberikan kepada Carlo julukan Gereja "Venerabile" (yang patut dihormati dan diteladani) pada 5 Juli 2018 lalu. Saat ini Paus Fransiskus sudah menerima permohonan dibeatifikasi (diberi gelar Beato) tanggal 10 Oktober 2020 mendatang di Assisi, Italy.

Ada kebiasaan bahwa seorang yang akan segera dibeatifikasi atau dikanonisasi (digelar Kudus), kubur atau peti-nya dibuka agar memberikan kesempatan kepada para peziarah untuk berdoa. Tanggal 1 Oktober kemarin peti dari Carlo dibuka, dan jasad-nya masih utuh. Dikatakan oleh sebuah situs Jerman, bahwa hanya wajahnya sedikit dipoles karena ketika beliau meninggal, beliau mengalami pendarahan otak yang berdampak pada raut wajahnya. Pakaiannya juga diganti dengan jaket tipe sewater, jeans dan sepatu jalan utk memberikan inspirasi kepada kita, terutama anak2 muda, bahwa kekudusan hidup itu adalah mungkin untuk semua orang, termasuk anak-anak muda seperti Carlo.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved