Gerakan 30 September
KEBAL Senjata Api, Berhasil Ditaklukkan Kopassus, Kisah Mbah Suro Mantan Lurah jadi Dukun Sakti PKI
Kisah mantan lurah yang kemudian menjadi seorang dukun disebut dengan nama Mbah Suro. Mbah Suro dikenal sakti dan kebal senjata api.
Satu di antaranya adalah memelihara kumis tebal, dan rambut panjang.
Dalam buku itu, Mbah Suro melakukan berbagai kegiatan yang berbau klenik, dan menyebarkan kepercayaan Djawa Dipa.
Mbah Suro juga sering memberi jampi-jampi atau mantera dan air kekebalan kepada para muridnya.
Banyak pengikutnya yang percaya, diri mereka telah menjadi kebal terhadap senjata tajam, dan senjata api.
Pemerintah, khususnya pihak militer melihat Mbah Suro telah ditunggangi oleh PKI.
Oleh karena itu, Panglima Kodam VII/Diponegoro memerintahkan untuk menutup padepokan tersebut.
Strategi jitu pun diambil Kopassus.
Menurut Hendro, penutupan itu terpaksa dilakukan melalui jalan kekerasan.
"Pangdam terpaksa memerintahkan agar penutupan dilakukan dengan jalan kekerasan, karena segala upaya jalan damai yang ditempuh telah menemui jalan buntu," tulis Hendro.
Akhirnya, Kodam VII/ Diponegoro beserta satu Kompi RPKAD (Sebelum berganti nama menjadi Kopassus) di bawah pimpinan Feisal Tanjung menyerbu padepokan Mbah Suro.
Mbah Suro pun berhasil ditaklukkan dalam penyerbuan itu.
Pengakuan dokter
Pengakuan dokter yang otopsi jenazah korban G30S/PKI di Lubang Buaya
Pada bulan September tahun 1965, meletus peristiwa G30S/PKI.
Peristiwa tersebut tentunya sulit dilupakan oleh bangsa Indonesia.