Berita NTT Terkini

Weldiana Redebire Isi Waktu Luang dengan Membuat Kerajinan

"Setiap ulang tahun, anak selalu bercerita tentang kelahirannya dan masa kecil, cerita yang selalu diulang - ulang setiap tahun"

Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Ferry Ndoen
DOK keluarga istimewa
Enna bersama anggota keluarganya. 

POS KUPANG.COM-- Mengisi waktu luang saat Work From Home (WFH), Weldiani Redebire membuat kerajinan dari batok kelapa.

Perempuan yang kerap disapa Enna ini sehari - harinya bekerja sebagai Kepala Bagian (Kabag) Humas Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW), Kupang.

Ia bekerja sejak tahun 1987 dan pada tahun 2018 ia dipercayakan untuk menjadi Kabag Humas UKAW. Sebelumnya pada tahun 2010 - 2012 juga Enna menjabat sebagai Kabag Humas UKAW.

Saat WFH diterapkan, Enna mulai berinisiatif membuat kerajinan dari batok kelapa karena banyak waktu luang.

"Berawal dari bulan April saat WFH, banyak waktu luang dan kebetulan di rumah ada keponakan asal Sau yang sementara kuliah dan sekolah SMA dengan aktivitas dari rumah sehingga banyak waktu luang" cerita Enna pada Kamis (01/10/2020).

"Maka beta ber-ide untuk buat kerajinan dari soke kelapa (batok kelapa), setelah dibuat ternyata bagus dan ada yang mau beli dan banyak yang pesan, jadilah dibuat sebagai usaha untuk tambahan bayar uang kuliah" lanjutnya dengan logat Kupang.

Banyak yang dibuatnya dari batok kelapa tersebut mulai dari anting, kalung, peralatan makan seperti mangkok, cangkir, teko, gelas, sutel, sendok makan dan bunga dalam pot.

Harganya cukup terjangkau karena dipatok tidak terlalu tinggi. Untuk sepasang anting cukup membayar 20 ribu rupiah, sedangkan untuk peralatan makan harganya berkisar antara 25 ribu sampai 75 ribu rupiah per item, bunga mulai 100 ribu hingga 250 ribu per item. Sementara untuk cangkir set harga yang dipatok 220 ribu rupiah dan gelas set 170 ribu rupiah.

Meski masih tergolong baru, usahanya sudah diminati oleh banyak orang. Teman kerja, tetangga, saudara dan juga orang dari luar daerah seperti Sabu, Sumba, Bali dan Jakarta.

Enna mengakui, banyak permintaan yg belum bisa dipenuhi karena keterbatasan peralatan dan tenaga terampil karena ia memulai usahanya tersebut dengan peralatan seadanya seperti gergaji kayu, gergaji besi dan untuk menghaluskannya digunakan kertas pasir.

"Sekarang pake dinamo AC yang rusak atau dinamo mesin cuci yang rusak, perbaiki lalu akalin supaya bisa bantu potong atau amplas, pokoknya seadanya" cerita Enna.

Sebelumnya, Enna sudah membuat kerajinan tersebut tapi hanya untuk dipakai sendiri. Kedepan Enna berencana menjadikan usaha sampingan sehingga ia sudah mulai mengurus perijinan dan semua yang dibutuhkan untuk membangun usahanya.

Sang suami, Yanto Ratu Kore, yang juga bekerja di UKAW sangat mendukung bahkan selalu terlibat bekerjasama dalam usaha Enna, mulai dari mencari bahan (kelapa), hingga bila ada alat yang rusak, akan dikerjakan bersama, bahkan kadang mengantar pesanan.

Enna berharap ada pelatihan untuk tenaga kerjanya dan peralatan yang memadai sehingga ia bisa memberdayakan para pemuda yang ada.

Ia juga bermimpi punya peralatan yang memadai, punya beberapa tenaga kerja full time, punya bengkel/rumah kerja, punya kios/tempat untuk memajang produk dan berharap bisa ikut pameran.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved