Berita Timor Leste
Timor Leste dan Indonesia Punya Sejarah Kelam Dokumen Rahasia Amerika Serikat Bocor, Sebut Soeharto?
Terungkapnya dokumen tersebut terjadi usai Timor Leste lepas dari Indonesia setelah 24 tahun diduduki.
Timor Leste Punya Sejarah Kelam dengan Indonesia, Dokumen Rahasia Amerika Serikat Bocor
POS-KUPANG.COM - Sejarah kelam terjalin antara Timor Leste dan Indonesia, sebuah invasi dilancarkan pemerintahan Soeharto terhadap Bumi Lorosae di tahun 1975.
Kemenangan Indonesia dalam invasi tersebut menjadikan Timor Leste atau Timor Timur sebagai bagian dari Indonesia, sekaligus menjadi peristiwa berdarah karena memakan banyak korban.
Dilakukan oleh pemerintahan Soeharto, namun terungkap melalui sebuah dokumen rahasia bagaimana peran Amerika Serikat dalam peristiwa tersebut.
Terungkapnya dokumen tersebut terjadi usai Timor Leste lepas dari Indonesia setelah 24 tahun diduduki.
Dokumen rahasia mengungkapkan kebungkaman resmi dan kebohongan yang dilakukan AS selama 26 tahun untuk menyangkal keterlibatan Presiden Ford dan Menteri Luar Negeri Henry Kissinger dalam keputusan yang dibuat Soeharto.
Pada akhirnya melalui dokumen tersebut, terungkap bagaimana Ford dan Kissinger bertanggungjawab atas kekejaman yang dilakukan oleh kediktatoran militer Indonesia terhadap Timor Leste.
Selain itu, bagaimana AS mengulur operasi tentara Indonesia terhadap Timor Leste untuk menutupi keterlibatannya.
Melansir wsws.org (19/12/2001), Dokumen rahasia diterbitkan oleh National Security Archive di George Washington University.
Atas permintaan Arsip, Perpustakaan Kepresidenan Gerald R. Ford merilis dua dokumen penting yang tidak diklasifikasikan yang mengungkapkan peran Presiden Ford dan Menteri Luar Negeri Henry Kissinger.
Arsip memposting dokumen itu di situs webnya pada 6 Desember 2001, disertai dengan lima dokumen Departemen Luar Negeri yang sebelumnya tidak diterbitkan.
Dokumen yang dirilis, bertanggal dari Juli 1975 hingga Juni 1976, mengungkapkan serangkaian diskusi antara Ford, Suharto dan Kissinger dan sejumlah diskusi internal AS tentang Timor Leste, menyusul runtuhnya kediktatoran Caetano tahun 1974 di Portugal, penguasa kolonial setengah pulau Timor selama empat abad.
Dokumen 1, tanggal 5 Juli 1975, adalah catatan pembicaraan antara Ford dan Suharto yang diadakan di Camp David di Amerika Serikat.
Kedua pemimpin bertemu hanya dua bulan setelah kekalahan terakhir AS di Vietnam, membahas kepentingan bersama mereka dalam menekan gejolak politik dan ideologis di Asia Tenggara.
Suharto meminta bantuan militer dan intelijen AS lebih banyak. Dia juga secara blak-blakan menyatakan bahwa tidak ada alternatif selain memasukkan Timor Timur, dan menyebut kelompok politik Timor yang menyerukan kemerdekaan 'dipengaruhi Komunis', ketakutan yang sama dirasakan pemerintah Amerika Serikat.