Wawancara Eksklusif
Disparekraf NTT Targetkan 3 Juta Wisatawan pada 2023
meski pariwisata sepi, namun sektor ekonomi kreatif mengalami perkembangan yang signifikan selama masa pandemi.
Disparekraf NTT Targetkan 3 Juta Wisatawan pada 2023
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menargetkan 3 juta wisatawan pada tahun 2023 mendatang.
Hal ini diungkapkan Kepala Disparekraf NTT, Dr. Ir. Wayan Darmawa, M.T., dalam Ngobrol Asyik bersama Pos Kupang dengan tema "Recovery Pariwisata Nusa Tenggara Timur" pada Rabu (30/09/2020).
Bukan tanpa alasan pihak Disparekraf menargetkan jumlah wisatawan sejumlah itu.
Saat ini, ditengah pandemi Covid-19, Disparekraf NTT sedang gencar membangun kembali sektor pariwisata yang sempat stagnan selama beberapa waktu akibat pandemi.
"Kita targetkan ditahun 2023 itu 3 juta wisatawan" kata Wayan.
Meski Kota Kupang sendiri saat ini sudah hampir memasuki zona hitam karena pasien Covid-19 yang terus bertambah, Wayan menegaskan, sektor pariwisata kan tetap berjalan meski perlahan.
Menurutnya, meski pariwisata sepi, namun sektor ekonomi kreatif mengalami perkembangan yang signifikan selama masa pandemi.
Destinasi pariwisata di NTT ada berapa jumlahnya?
Kita memiliki yang sudah teridentifikasi sebanyak 1378 destinasi wisata. Dari jumlah tersebut 54 persennya adalah destinasi wisata alam jadi misalnya pantai yang indah, pegunungan yang eksotik ada Komodo ada Kelimutu ada Nemberala.
36 persen itu adalah destinasi budaya. Kampung adat, rumah adat, situs - situs sejarah.
Sisanya itu destinasi minat khusus dan destinasi buatan seperti destinasi minat khusus, misalnya nanti kita akan memilih di kawasan Timau yaitu observatorium untuk melihat bintang di langit gelap. Itu salah satu minat khusus, terus juga ada pusat - pusat riset penelitian tentang geologi, situs sejarah, termasuk yang buatan ada Bendungan Raknamo, nanti bendungan yang juga sangat eksotik yaitu Temef, terus ada juga beberapa destinasi yang disiapkan terkait dengan konteks pembangunan seperti agrowisata yang memang telah disiapkan.
Kalau kita lihat NTT itu memiliki destinasi wisata kelas dunia terbanyak di Indonesia. Kita memiliki situs sejarah binatang purba Komodo, danau tiga warna Kelimutu, kita juga punya rumah adat, punya kampung adat yang masih terpelihara bagus. Belum lagi kita memiliki warisan budaya yang sangat luar biasa. Tenun ikat itu sangat bervariasi satu lokasi dengan yang lainnya.
Belum lagi nanti akan ada potensi - potensi wisata baru seperti herbal karena wisatawan sesungguhnya itu berwisata untuk meningkatkan kualitas hidup, jadi kualitas hidup yang dicari itu bukan saja persoalan keindahan tetapi ada juga persoalan di kuliner, ada juga misalnya terpenuhi ekspektasinya di budaya, ada yang di herbal yang sekali lagi di NTT bervariasi dan itu menjadi salah satu kekuatan kunci dalam pembangunan kesehatan di NTT kedepan dengan mengedepankan kita kembali ke alam.
Belakangan ini banyak sekali rumah - rumah adat yang terbakar. Tanggapan dari Dispar seperti apa?