Gerakan 30 September
Sempat Ingin Cari Perlindungan kepada China, Ini Pesan Terakhir DN Aidit Sebelum Mati Ditembak
Sosok Dipa Nusantara (DN) Aidit identik dengan peristiwa Gerakan 30 September. Ia disebut sebagai dalang didalamnya.
Aidit tak juga kembali ke Jakarta dan berusaha meredam aksi kekerasan militer terhadap simpatisan PKI di Jawa Timur.
Pada suratnya yang terakhir tertanggal 10 November, Aidit mengatakan kemungkinan akan mencari perlindungan ke China.
Aidit terus bersembunyi di rumah teman-temannya.
Ia akhirnya tertangkap dan dibawa ke Boyolali pada 22 November.
Saat diproses verbal, Aidit mengaku bertanggung jawab.
"Saya adalah satu-satunya orang yang memikul tanggung jawab paling besar dalam peristiwa G30S yang gagal dan yang didukung oleh anggota-anggota PKI yang lain,
dan organisasi massa di bawah PKI," kata Aidit dalam surat pemeriksaan yang ditandatanganinya.
Ia kemudian dibawa oleh kolonel Jasir Hadibroto ke markas Batalion Infanteri 444. Jasir hendak menghabisi Aidit.
"Ada sumur?" tanyanya.
Di tepi sebuah sumur tua, Aidit dipersilakan mengucapkan pesan terakhir.
Namun Aidit malah berpidato berapi-api yang membuat Jasir kesal.
"Aidit berteriak kepada saya, daripada saya ditangkap, lebih baik kalian bunuh saja.
Saya sih, sebagai prajurit yang patuh dan penurut, langsung memenuhi permintaannya.
Karena dia minta ditembak, ya saya kasih tembakan," kata Jasir dalam wawancara dengan Suara Pembaruan pada September 1998.
Ditembaknya Aidit membuat ia tak sempat diadili.
Peristiwa G30S semakin kabur dan tak pernah benar-benar terungkap hingga saat ini. *
https://manado.tribunnews.com/2020/09/30/pesan-terakhir-dn-aidit-sebelum-mati-ditembak-sem pat-ingin-cari-perlindungan-kepada-china?page=4