Kekeringan di Persawahan Wanga Akibat Berkurangnya Debit Air di Sungai Wanga

air yang masuk ke tampungan milik PT. MSM tidak begitu banyak. Kecuali air yang mengalir darah irigasi Wanga.

Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/OBY LEWANMERU
Niko Tali Riwu dan Wendi Weki, S.IP dua tokoh masyarakat Wanga , Kecamatan Umalulu saat memantau debit air di Sungai Wanga, Selasa (29/9/2020) 

Kekeringan di Persawahan Wanga Akibat Berkurangnya Debit Air di Sungai Wanga

POS-KUPANG.COM|WAINGAPU -- Berkurangnya Debit air di sungai atau kali Wanga menyebabkan beberapa areal persawahan di wilayah Wanga, Kecamatan Umalulu, Kabupaten Sumba Timur mengalami kekeringan.
Pantauan POS-KUPANG.COM, Selasa (29/9/2020), salah satu sungai yang mengairi persawahan di Wanga adalah Sungai Wanga.

Nampak debit airnya berkurang, apalagi musim kemarau seperti saat ini.

Pada aliran sungai ini, sekitar kurang lebih dua kilometer dari areal persawahan, ada pembagian air juga untuk PT. Muria Sumba Manis (MSM). Namun, air yang masuk ke tampungan milik PT. MSM tidak begitu banyak. Kecuali air yang mengalir darah irigasi Wanga.

Air yang mengalir ke persawahan juga tidak 100 persen masuk sampai persawahan, karena ada rembesan. Ada juga semacam terowongan sehingga banyak air yang masuk ke terowongan tersebut dan hanya sedikit saja yang berhasil mengalir sampai di persawahan.

Ada bekas pipa berukuran 10 dim yang sebelumnya di pasang oleh PT. MSM untuk mengaliri air ke persawahan. Saat ini pipa tersebut tidak berfungsi lagi karena sempat dirusak /dibakar oleh oknum tidak bertanggung jawab.

Padahal, jika pipa ini berfungsi maka kebutuhan air di persawahan bisa teratasi, apalagi di musim kemarau.
Tokoh Masyarakat Wanga, Nikolas Tali Riwu yang ditemui mengatakan, dirinya sudah berdomisili di Wanga sejak 1982 dan menjadi Sekretaris Desa Wanga tahun 1996-2012 .

Riwu dikonfirmasi terkait kondisi kekeringan di persawahan Wanga.

Bahkan, ada keluhan beberapa petani di Wanga bahwa kekeringan di persawahan Wanga akibat adanya PT. MSM.

Menurut Riwu, areal persawahan Wanga memang dari dahulu selalu mengalami kekurangan air. Apalagi di musim kemarau.

"Jadi bukan karena sudah diambil oleh PT. MSM dan air kurang itu bohong. Kekeringan ini sudah sering jadi juga sebelum masuknya PT. MSM," kata Riwu.

Dijelaskan, biasanya di persawahan Wanga panen padi dua kali setahun, namun apabila musim kemarau maka hanya satu kali saja.

Dia juga mengatakan, kehadiran PT. MSM sudah cukup membantu dengan adanya program CSR. Bahkan, banyak warga yang diakomodir untuk bekerja di PT. MSM dan itu cukup membuka lapangan kerja bagi masyarakat di Umalulu, khususnya di Wanga.

"Saya memang tidak kerja sawah, tapi kalau kita minta air pasti diberikan," kata Riwu.

Tokoh masyarakat lainnya, Windi Weki, S.Ip mengatakan, semua kegiatan berkaitan mulai awal hendak masuknya PT. MSM , susah ada sosialisasi. Bahkan, selalu ada forum untuk pengambilan keputusan.

" Di Wanga ini kita ambil keputusan melalui rapat forum dan kondisi ini sudah berlangsung lama," kata Weki.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved