Berita G30S PKI

G30S/PKI: Kisah 7 Pahlawan Revolusi yang Dibunuh PKI, Jasadnya Dibuang di Sumur Lubang Buaya

Hari ini merupakan peringatan ke-55 tahun Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI).

Editor: Agustinus Sape
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Pengunjung melihat Monumen Pancasila Sakti di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur, Minggu (8/5/2011). Nilai-nilai luhur Pancasila sebagai pemersatu bangsa saat ini dikhawatirkan semakin pudar seiring dengan makin kurangnya generasi muda mempelajari dan memahami Pancasila serta makin maraknya budaya kekerasan di kehidupan bangsa. 

Sekitar pukul 04.30 pagi di keesokan harinya, rombongan penculik menghampiri rumahnya. Anjing menggonggong, Soeprapto pun bertanya siapa yang ada di luar.

Rombongan di luar menjawab "Cakrabirawa", mengetahui hal itu tanpa rasa curiga apa pun Suprapto yang masih dalam keadaan mengenakan piyama dan sarung keluar menemui mereka.

Pasukan itu mengatakan Suprapto diminta menemui Soekarno saat itu juga. Sebagai prajurit yang patuh pada pimpinan tertingginya, Suprapto mengiyakan.

Namun, ia meminta izin untuk terlebih dulu berganti pakaian.

Permintaannya tidak diizinkan, dan justru langsung menodong Suprapto dengan senjata dan sebagian memegang tangannya, sembari membawanya ke luar untuk dinaikkan ke atas truk yang sudah menunggu.

Rupanya, Jenderal asal Purwokerto, Jawa Tengah, ini dibawa ke Lubang Buaya.

Di sana, ia dianiaya dalam keadaan tubuh terikat. Selanjutnya, jenazahnya dilemparkan begitu saja ke dalam lubang sumur yang sempit, yang juga menjadi lokasi pembuangan jasad korban penculikan yang lain.

3. Mayjen MT Haryono

Dari arsip Harian Kompas, 23 November 1965, mayat M.T. Haryono ditemukan di sumur Lubang Buaya, nomor dua dari bawah, di atas jenazah D.I Panjaitan.

Sebelumnya, M.T Haryono yang dikenal sebagai penyayang anak ini diberondong peluru di kediamannya, saat mencoba melawan rombongan yang datang dan menculiknya.

Sayangnya, jumlah lawan terlalu besar, banyak peluru yang akhirnya bersarang di tubuh Haryono.

Ia pun ambrug dan diseret naik ke atas truk rombongan penculik. Diduga, ketika itu Haryono sudah dalam kondisi tidak bernyawa.

Istrinya yang mengetahui kejadian ini segera mengunci anak-anaknya dalam kamar dan mengemudikan mobil sendiri ke kediaman Ahhmad Yani, dengan maksud melaporkan apa yang terjadi.

Namun, di kediaman Ahmad Yani rupanya terlihat terjadi hal serupa.

Tidak kehabisan akal, istri Haryono langsung balik arah ke kediaman S. Parman, namun sayang keadaan yang sama kembali ia temukan.

4. Mayjen S. Parman

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved