Berita Rocky Gerung
Saat Karni Ilyas Tertawa pada Rocky Gerung, Presiden ILC TV One Sandingkan dengan Trimedya Panjaitan
Kehadiran Pengamat Politik Rocky Gerung di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) tadi malam, Selasa (25/06) mendapat sorotan.
Saat Karni Ilyas Tertawa pada Rocky Gerung, Presiden ILC TV One Sandingkan dengan Trimedya Panjaitan
POS-KUPANG.COM - Kehadiran Pengamat Politik Rocky Gerung di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) tadi malam, Selasa (25/06) mendapat sorotan.
Membahas soal kebakaran di gedung Kejaksaan Agung RI atau Kejagung.
Setelah lama tak muncul di ILC TV One, Rocky Gerung akhirnya tampil kembali sebagai narasumber.
Kolase foto pemadaman gedung Kejaksaan Agung terbakar dan Rocky Gerung. (KOMPAS.COM)
Rocky Gerung tampil di ILC TV One, Selasa (25/8/2020) malam yang mengambil tema " Waduh, Kok Kejaksaan Agung Terbakar ? ".
Namun di penampilan kali ini Rocky Gerung mengkritisi tema yang dipakai oleh ILC TV One.
Rocky Gerung menganggap yang terbakar bukan Kejaksaan Agung.
Rocky Gerung di ILC TV One mengatakan yang terbakar adalah pasar gelap keadilan.
Ini merupakan kehadiran pertama Rocky Gerung setelah dua 2 tak di ILC.
"Yang juga udah lama gak hadir di ILC, Rocky Gerung yang tadi jangan-jangan tadi," kata Karni Ilyas ke Rocky Gerung dikutip dari tayangan di channel YouTube Indonesia Lawyers Club berjudul " Long Time No See! Rocky Gerung: yang Terbakar Bukan Kejagung, tapi Pasar Gelap Keadilan! | ILC tvOne ".
Menurut Karni Ilyas banyak masyarakat menduga ia dintervensi pemerintah sehingga tak mengundang Rocky Gerung ke ILC TV.
"Pemirsa menduga dia gak datang karena saya diintervensi kekuasaan, jadi malam ini terpaksa saya bantah, buktinya dia ada," kata Karni Ilyas.
Meski begitu Rocky Gerung menganggap ucapan Karni Ilyas sebagai post factum.
"Sebetulnya itu post factum, saya katakan saya tidak diundang sejak 2 bulan lalu sampai kemarin, sekarang diundang itu tidak membuktikan bahwa anda membatalkan dalil saya," kata Rocky Gerung.
Karni Ilyas lantas membanding Rocky Gerung dengan Trimedya Panjaitan, politisi PDIP.
"Itu masih kurang, Pak Trimedya begitu datang, saya setahun tidak diundang," kata Karni Ilyas.
"Dia pantas tidak diundang," kata Rocky Gerung menimpali.
"Ini baru 2 bulan," kata Karni Ilyas.
"Trimedya memang tidak harus diundang dia," kata Rocky Gerung.
Mendengar ucapan Rocky Gerung, Karni Ilyas pun tertawa.
Karni Ilyas di acara Indonesia Lawyers Club, Selasa (25/08/20). (Youtube tvOne Indonesia Lawyers Club)
Rocky Gerung mengatakan kini akal sehat Karni Ilyas telah pulih.
"Anggap jadi Karni Ilyas akal sehatnya pulih, no Karni no berani itu point-nya," kata Rocky Gerung.
Rocky Gerung menilai saat ILC TV One sudah menjadi wadah untuk pengacara menangis.
"Saya cari akal supaya karena udah lama gak diundang udah lupa grammar dari ILC.
"ILC sekarang jadi Indonesia Lawyers Crying tempat lawyer mengadu dan marah-marah, tapi itu masuk akal akhirnya orang gak tau kemana menyalurkan kemarahan publik, ya ke ILC karena ini lembaga penampung kemarahan publik," kata Rocky Gerung.
Soal kebakaran gedung Kejaksaan Agung, Rocky Gerung mengatakan ia penasaran kenapa kini publik tak ingin tahu penjelasan dari pemerintah.
"Saya gak akan mencari yang terjadi di lantai 3 gedung itu, yang ingin saya cari tahu kenapa emak-emak tidak ingi tahu keterangan dari Mahfud MD, juru bicara presiden, KSP, itu yang lebih menarik, kenapa rakyat tidak mau tahu keterangan pemerintah, " kata Rocky Gerung.
Sehingga menurut Rocky Gerung judul ILC TV One tadi malam keliru.
"Sehingga orang menganggap judulnya itu keliru, Waduh, Kok Kejaksaan Agung Terbakar ? Kata waduh tidak ada gunanya kalau ujungnya terbakar, kalau dibakar maka itu ada gunanya.
"Saya bisa bayangkan 14 jam Karni Ilyas rapat dengan tim untuk memilih judul terbakar atau dibakar, penyelesainya biasanya dikasih tanda tanya tuh," kata Rocky Gerung.
Rocky Gerung menganggap yang terbakar bukan Kejaksaan Agung, melainkan pasar gelap keadilan.
"Sebetulnya bagi saya gedung Kejaksaan Agung tidak terbakar, yang terbakar itu adalah pasar, yaitu pasar gelap keadilan jadi yang ada di depan kita gambar pasar gelap kekuasaan, karena di situ terjadi transaksi ketidakadilan," kata Rocky Gerung.
Spekulasi Publik
Sebelumnya diberitakan, berbagai spekulasi muncul dari kebakaran di gedung Kejaksaan Agung di Jakarta Selatan, Sabtu (22/8/2020).
Pasalnya, peristiwa ini terjadi pada saat Kejagung sedang menangani sejumlah perkara besar, antara lain korupsi di perusahaan asuransi Jiwasraya dan kasus Djoko Tjandra.
Spekulasi kebakaran untuk menghilangkan barang bukti kasus besar pun bermunculan.
Namun, Menko Polhukam Mahfud MD meyakini berkas dan data di gedung Kejagung yang terbakar tetap aman.
Jika ada data yang terbakar, menurut Mahfud MD, Kejagung memiliki penyimpanan secara digital.
"Sekarang ini kan era digital. Kalau cuma barang-barang rusak, kan bisa ditemukan lagi lewat digital," kata Mahfud MD.
"Pasti ada pusat penyimpanannya di luar Kejaksaan Agung," ujarnya menambahkan.
Menurutnya, aneh jika data-data di Kejagung sampai hilang akibat kebakaran ini.
"Kalau sampai hilang aneh, kalau sampai tidak ditemukan jejaknya kan aneh," tutur Mahfud MD.
Ia pun merespons isu kejanggalan kebakaran gedung Kejagung yang dikaitkan dengan kasus hukum Jaksa Pinangki Sirna Malasari.
Mahfud MD meminta publik menunggu hasil penyelidikan resmi mengenai penyebab kebakaran.
"Bisa orang menganalisis macam-macam dan kemungkinan-kemungkinan itu bisa saja terjadi. Makanya kita lihat dulu kepastiannya seperti apa. Kita tunggu semuanya," kata dia.
* Rocky Gerung Bikin Banyak Orang Terperangah, Bintang ILC TV One Ungkap Teori Covid-19
Sudah banyak orang berbicara tentang pandemiCovid-19.
Dari sisi agama, medis hingga obrolan ringan di warung kopi.
Perhatian manusia hampir semua tercurahkan ke virus keluarga corona yang mematikan itu.
Kenapa? Karena hampir semua masyarakat dunia terdampak.
Apa pun bidang yang digelutinya. Beberapa negara lain bahkan sudah mengalami resesi atau setidaknya di ambang resesi.
Ada negara yang masih mencoba bertahan dan berharap vaksinnya segera ditemukan.
Kalkulasi terakhir hari Senin (14/9/2020), tercatat 8.841 pasien yang meninggal dunia.
Itu angka yang tercatat sejak kali pertama kasusnya ditemukan di Depok, Maret 2020 lalu.
Ada penambahan 118 pasien meninggal dalam satu hari kemarin.
Secara umum, penyebaran virus corona secara global, masih terus bertambah dari hari ke hari.
Melansir data dari laman Worldometers, hingga Selasa (15/9/2020) pagi, total kasus Covid-19 di dunia terkonfirmasi sebanyak 29.414.649 (29,4 juta) kasus.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 21.260.113 (21,2 juta) pasien telah sembuh, dan 931.927 orang meninggal dunia.
Semua ahli sudah berbicara sesuai bidang ilmu dan keyakinannya.
Bagaimana kalau ahli filsafat Rocky Gerung memandang pandemi covid-19 ini?
Selain pemikir yang lugas dalam menyatakan pendapatnya, Rocky diketahui juga seseorang yang sangat mencintai alam.
Ia masih aktif menjalakan hobinya mendaki gunung.
"Kita benci sama covid padahal itulah cara bumi untuk menahan eksploitasi manusia," kata Rocky.
Ia menyatakan itu saat menjadi salah satu pembicara dalam webinar "Filsafat dan Etika Lingkugan Kasus Pengelolaan SDA di Kalimantan Timur", Jumat (11/9/2020) malam.
Seminar yang digelar Majelis Lingkungan Hidup (MLH) PW Muhammadiyah Kaltim itu juga menghadirkan Irwan (anggota DPR RI Dapil Kaltim), dosen filsafat UGM Abdul Mallik Usman, dan dua penanggap Ketua MLH PW Muhammadiyah Kaltim Taufan Tirkaamiana dan Wakil Ketua MUI Kaltim KH Muhammad Haiban.
WEBINAR ETIK LINGKUNGAN - Sebagian peserta webinar "Filsafat dan Etik Lingkungan Kasus Pengelolaan Sumberdaya Alam di Kaltim" bersama narasumber, pemantik, pananggap termasuk moderator Niel Makinuddin. (TANGKAP LAYAR WEBINAR)
Diskusi selama dua jam lebih itu berlangsung menarik karena membahas sistem pengelolaan SDA di Kaltim dari kacamata etika dan filsafat.
Apalagi Niel Makinuddin, pegiat senior bidang lingkungan, mampu memandu diskusi secara cerdas sehingga bisalebih menarik.
Pandangannya soal pandemi itu muncul berawal dari penjelasannya mengenai lingkungan. Kata Rocky, etika lingkungan itu ada di dalam logika.
Kritik kita terhadap pengambil kebijakan dalam pengelolaan SDA bukanlah untuk diartikan bahwa manusia tidak boleh mengeksploitasi SDA. Boleh dan harus.
Sebab kalau tidak, justru kita akan punah.
Akan tetapi, dengan batasan tertentu agar alam itu tetap berkesinambungan. Tidak hancur.
Kehancuran alam, sama artinya dengan kehancuran manusia. Jadi, mestinya ditambahi keterangan kita boleh makan tetapi dengan batasan.
Boleh mengekploitasi SDA tapi dengan batasan tertentu.
"Nah, soal batasan tertentu inilah yang sering menjadi wilayah pertarungan politik. Kenapa? Karena kita masih hidup dalam ekonomi yang bersifat akumulasi," jelasnya.
Ia kemudian bercerita saat terjadi krisis finansial 2008 di AS dan negara-negara maju lainnya.
Dulu saat terjadi itu, betapa para ekonom dan praktisi sibuk berupaya mencari sebab mengapa sampai terjadi krisis separah itu.
Dan itu justru terjadi di dalam negara-negara yang ekonomiya sudah advanced.
Masyarakat yang emerging malah mampu bertahan seperti India, China, dan Brazil.
Mereka dianggap mampu mempertahankan pertumbuhan ekonominya.Menurut Rocky, kemampuan itu terjadi justru karena mereka masih emerging.
Tetapi, begitu negara-negara tersebut menjadi advanced maka akan terhenti, akan terganggu akumulasinya itu.
"Sekarang tiba-tiba seluruh teori itu diinterupsi oleh Covid-19. Lalu kita berpikir, bertanya-tanya apakah kita masih bisa melanjutkan model ekonomi yang growth ini yang akumulasinya menyebabkan ekonomi covid," kata Rocky.
Studi mengenai itu masih berlagsung. Akan tetapi, secara implisit, sambung Rocky, kita bisa katakan bahwa covid itu adalah antibodi bumi untuk menghalangi virus yang bernama antroposentrisme.
Lebih simpel disebutnya, covid adalah cara bumi nir-eksploitasi berlebih dari manusia.
Ini akan menimbulkan teori ekonomi baru. Kita benci sama covid padahal itu cara bumi untuk menahan eksploitasi manusia.
Sebab kita tahu bahwa covid itu berpindah dari sarangnya yang tidak berbahaya masuk kepada manusia dan bersarang yang menakibatkan paru-parunya rusak.
"Tetapi kita tidak berpikir bahwa paru-paru manusia rusak itu setara dengan paru-paru unia yang rusak, yaitu Kalimantan," katanya.
Rocky juga menyindir pemerintah yang bereaksi dengan melakukan lock down seperti terhadap pusat-pusat bisnis di Jakarta.
Tapi kenapa tidak mau lock down Kalimantan. "Padahal rencana pemindahan ibukota itu adalah covid."
Ketidaktahuan dalam menganalisa membuat kita ragu apa yang akan dilakukan terhadap lingkungan.
Malik Usman sebelumnya sudah menerangkan tentang sejarah perkembangan pemikiran environmental ethics, environmental globalization.
Lebih penting yang harus dipikirkan, kata Rocky adalah bahwa telah terjadi mutasi dari nature menjadi post-nature.
"Hidup kita hari ini sebenarnya bukan hidup berdasar nature karena di dalam kita berhubungan dengan teknologi," sebutnya.
Yang kita lakukan sekarang adalah menggunakan teknologi zoom yang tidak mungkin lagi dilepaskan dari hidup kita.
Jadi, hidup kita tidak lagi natural melainkan post-natural. Sekarang kita mencoba bikin dialektik, bagaimana hubungan kia dengan mesin.
Apakah kita akan memusuhi mesin atau mesin yang akan memusuhi kita. Itu juga pertanyaan etik lingkungan.
Mengapa begitu? Menurut Rocky, karena kecepatan komputer untuk memahamai problem telah mendahului ketakutan terhadap komputer atau robot.
Menurut Rocky, percakapan etis lingkungan semacam ini seharusnya juga beredar di kalangan eksekutif dan legislatif.
Supaya pembicaraan tentang bumi, etika politik dan etika lingkungan itu bisa satu paket pembicaraan tentang nasib manusia.
Rocky sempat memuji Irwan yang dinilainya mampu menjadi warna baru di dalam parlemen karena dia juga milenial yang paham bau hutan, yang mengerti tentang beceknya Kalimantan, dan tahu tentang jumlah deposit mineral di Kalimantan.
Tahu juga soal racun yang ada di atas tanah Kalimantan.
Ia berharap, Irwan sebagai legislator akan menyerap persoalan ini dan kemudian akan memproyeksikan ke tingkt dunia sebagai problem sehingga satu waktu dia bisa diundang untuk bicara di forum internasional.
Itu sebabnya urusan lingkungan itu bukan urusan negara, melainkan urusan orang yang punya perspektif.
"Untuk punya persepektif harus dimulai dari diskusi yang tajam dan radikal semacam yang digagas teman-teman Muhammadiyah ini. Muhammadiyah punya energi berlebih karena ormas ini punya simbol dari sumber energi, yakni matahari," jelas Rocky.
Isu lingkungan memang masih menjadi nomor kesekian, jauh dibanding gosip dan lainnya.
Rocky menyebut itu terjadi karena pemerintahan Jokowi belum menjadikannya sebagai isu utama. Ia menjadikannya sebagai isu yang ke-27.
Orang sudah saatnya menuntut nanti kalau ada yang mau menjadi presiden, mestinya ia orag yang paham tentang isu lingkungan. Paham demokrasi.
Paham human rughts. Paham gender quality. Presiden kita, katanya buta huruf terhadap itu. Karenanya ia tidak memasukkannya ke dalam program Nawacita.
Padahal dunia menuntut itu, Indonesia harusnya pahamkan legacy heritage bahwa kita adalah paru-paru dunia.
"Oleh karena itu, saya kasih jalan pintas saja, buatlah UU lingkungan yang memasukkan kewajiban parpol untuk bikin sekolah lingkungan. Materi lingkungan mestinya jangan hanya dimonopoli kalangan kampus, melainkan harus juga masuk dalam ruang-ruang partai. Webinar kali ini, kita wakafkan kepada partai politik." sebut Rocky mengakhiri penjelasannya. (bin)
Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Bikin Banyak Orang Terperangah, Di Luar Dugaan, Ini Pandangan Rocky Gerung Soal Pandemi Covid-19, https://kaltim.tribunnews.com/2020/09/15/bikin-banyak-orang-terperangah-di-luar-dugaan-ini-pandangan-rocky-gerung-soal-pandemi-covid-19?page=all
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Pemerintah Intervensi ILC TV One Tadi Malam Agar Tak Hadirkan Rocky Gerung? Karni Ilyas Pun Buktikan https://makassar.tribunnews.com/2020/08/26/pemerintah-intervensi-ilc-tv-one-tadi-malam-agar-tak-hadirkan-rocky-gerung-karni-ilyas-pun-buktikan?page=all
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/rocky-gerung-di-ilc-tv-one_006.jpg)