Berita Ende Terkini

Soal Limbah PLTU Ropa Bupati Ende Bersurat ke Kementerian, Limbah Pertanian Ganti Batu Bara

Selain pemanfaatan limbah batu bara untuk material, PLTU Ropa juga tengah mengagas pemanfaatan limbah pertanian untuk ganti atau meminimalisir penggun

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM/ORIS GOTI
Bupati Ende Djafar Achmad di ruang kerjanya, Selasa (22/9/2020). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oris Goti

POS-KUPANG.COM | ENDE - Bupati Ende Djafar Achmad menyambut antusias inovasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ropa terkait pemanfaatan limbah batu bara di PLTU Ropa.

Menurutnya pemanfaatan limbah batu bara bukan hal yang baru, namun perlu didorong pemanfaatan limbah tersebut untuk pemberdayaan dan peningkatan ekonomi masyarakat.

Hal itu disampaikan Bupati Djafar saat diwawancarai POS-KUPANG.COM di ruang kerjanya, terkait pemanfaatan limbah batu bara PLTU Ropa, Selasa (22/9/2020).

Selain pemanfaatan limbah batu bara untuk material, PLTU Ropa juga tengah mengagas pemanfaatan limbah pertanian untuk ganti atau meminimalisir penggunaan batu bara sebagai bahan bakar.

"Pemanfaatan limbah batu bara bisa untuk batako, macam-macam. Memang dia limbah B3 tetapi bisa dimanfaatkan. Dalam bayangan saya kalau ada bedah rumah warga yang pakai batako itu" ungkap Bupati Djafar.

Menurutnya memang lebih baik limbah itu dimanfaatkan untuk masyarakat ketimbang ditimbun atau diangkut ke luar Ende.

Bupati Djafar menegaskan ia akan bersurat ke Kementerian Lingkungan Hidup agar limbah batu bara PLTU Ropa dikelola untuk pemberdayaan masyarakat.

Produksi 10.000 Batako Setiap Hari

Sebelumnya Manager PLN UPK Flores, Lambok Siregar kepada POS-KUPANG.COM, mengatakan PLN komit pemanfaatan limbah batu bara diperuntukan bagi peningkatan ekonomi masyarakat.

Pihak PT. PLN UPK Flores sangat berharap stakehokders terkait dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ende dan Bupati Ende mendukung agar pemanfaatan tersebut muaranya ke masyarakat.

Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan oleh Pemda Ende yakni bersurat ke Kementerian Lingkungan Hidup dan membuat MoU dengan PT. PLN UPK Flores.

Berikutnya Pemda Ende melalui Bumdes dan BUMD dapat bekerja sama dengan PLN UPK Flores membuat Batako.

PLN UPK Flores sendiri sudah membangun pabrik dan menyediakan mesin pembuatan batako dari limbah batu bara.

Kemampuan produksi bisa mencapai 10.000 per hari. Saat ini sudah dicetak untuk uji coba 4.500 buah, terdiri dari batako, paving block, kanstine pembatas jalan.

Sinergi antara PLN dan Pemda yang diinisiasi UPK Flores ini akan menjadi role model untuk seluruh Indonesia dengan visi 'Dari Flores untuk Indonesia'.

PLN UPK Flores telah melakukan uji coba untuk membuat bata interlock, paving block telah diuji di laboratorium (Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan dinyatakan memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).

Hasil uji ini merupakan syarat izin pemanfaatan limbah dari Kementerian Lingkungan Hidup yang sedang dalam tahap finalisasi.

Lambo menjelaskan, mengacu pada undang-undang nomor 32 Tahun 2009, pengolahan limbah batu bara dalam hal ini Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) hanya ada tiga yakni landfill, pengangkutan dan pemanfaatan.

"Landfill dan pengangkutan tidak memberikan manfaat sama sekali kepada masyarakat kepada masyarkat Ende, khusus nya desa-desa di sekitar PLTU Ropa. Tahun 2019 PLN memilih yang kedua yakni pengangkutan ke Jawa," ungkapnya.

Namun, karena limbah batu bara bisa dijadikan material untuk paving block, jalan raya dan batako, maka PLN UPK Flores berinovasi.

"Di Jawa bupati - bupati sudah mulai konsen untuk mendukung pemanfaatan limbah batu bara untuk masyarakat," ungkapnya.

Dia tegaskan, pemberdayaan masyarakat dan pembangunan ekonomi daerah melalui pemanfaatan FABA akan menjadi kebijakan Corporate Social Responsibility (CSR) PLN UPK Flores ke depan.

"Kami akan bersinergi dengan pemerintah daerah Ende dan desa di sekitar PLTU Ropa dengan memberikan pelatihan di pabrik batako yang sudah dibangun untuk digunakan.” kata lambok.

Menurutnya, pihaknya sudah memanggil masyarakat ke PLTU Ropa untuk sosialisasi sehubungan dengan pemanfaatan limbah batu bara.

"Ada pemuda-pemuda yang kami sudah panggil, nanti mereka dilatih dan mereka akan menjadi tenaga pelatih di masyarakat. Jadi konsepnya training of trainer," ujar Lambok.

Limbah Pertanian Ganti Batu Bara

PLTU Ropa juga bakal melibatkan warga sekitar membuat pellet biomasa untuk mengganti atau meminimalisir penggunaan batu bara.

Menariknya bahan dasar pellet biomasa dari limbah pertanian (misalnya jerami, rumput) dan serbuk kayu.

Penggunaan pellet biomasa sangat ramah lingkungan. Selain itu bisa meningkatkan ekonomi masyarakat. Pellet biomasa yang dihasilkan warga dijual ke PLTU Ropa.

Manager PLN UPK Flores, Lambok Siregar kepada POS-KUPANG.COM, Jumat (18/9/2020) mengatakan, terlebih dahulu warga akan dilatih membuat pellet biomasa.

"Ada program capacity building untuk masyarakat. Ini juga akan ada MoU PLN UPK Flores dengan Bupati. Saya sudah diskusi tentang pellet biomas ini dengan pihak Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ende," ujar Lambok.

Lambok mengatakan, Kamis (18/9/2020) ia mengikuti virtual meeting dengan PLN Pusat dan Kementerian Keuangan terkait pellet biomas.

Menurutnya, PLN Pusat sudah komitmen akan menyiapkan CSR untuk pelatihan masyarakat. "Dari kementerian keuangan komitmen akan menyiapkan insentif fiscal untuk kabupaten Ende," ungkapnya.

Selanjutnya, kata Lambok, Bumdes dan BUMD tetap akan menjadi tulang punggung PLN untuk kesejahteraan masyarakat itu sendiri melalui pellet biomasa.

Sebelumnya, pada Selasa (15/9/2020) POS-KUPANG.COM, saat berkunjung ke PLTU Ropa, Lambok Siregar menjelaskan, selama ini jerami, rumput dibakar tetapi dengan pellet biomasa limbah pertanian bisa mendatangkan keuntungan bagi warga.

Lambok mengatakan, ke depan, limbah pertanian akan diolah oleh jadi bio aktivator lalu dicacah, dimasukkan ke mesin dan menjadi pellet biomasa. "Jadi dikarungkan bawa ke PLN, PLN beli. Sederhana seperti itu," kata Lambok.

Lambok mengatakan nilai pellet biomasa tidak jauh berbeda dengan batu bara, pellet biomasa 4.100 sedangkan batu bara kalori 4.200.

Lambok mengatakan pellet biomasa bisa dibuat oleh Pabrik, namun Lambok tegaskan pellet biomasa harus dari Flores.

"Artinya warga sekitar diberdayakan demi peningkatan ekonomi masyarakat itu sendiri. Saya tidak mau dari luar Flores. Kalau mau dari luar Flores copot saya dulu dari manager," ungkapnya.

.

Sambut HUT ke-75 TNI Tahun 2020, Matra Darat Laut dan Udara di NTT Gelar Donor Darah, Simak INFO

Bupati Ende Djafar Achmad di ruang kerjanya, Selasa (22/9/2020).
Bupati Ende Djafar Achmad di ruang kerjanya, Selasa (22/9/2020). (POS-KUPANG.COM/ORIS GOTI)

Area lampiran

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved