Refly Harun Amini Pernyataan Ahok Sebut Direksi Pertamina Jadi Dayang-Dayang Menteri BUMN. Itu Fakta

"Saya sempat emosi juga kemarin. Mereka mau mancing saya emosi, nanti saya emosi laporin ke Presiden apa 'Ahok menggangu keharmonisan'," tegas Ahok.

Editor: Frans Krowin
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
isaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (kanan) didampingi Dirut Nicke Widyawati (kiri) dan Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman (kedua kiri) memberikan keterangan usai menemui Presiden Joko Widodo di Jakarta, Senin (9/12/2019). Presiden memerintahkan manajemen Pertamina untuk meningkatkan pengawasan penyimpangan BBM bersubsidi. 

Refly Harun Amini Pernyataan Ahok Sebut Dirteks Pertamina Jadi Dayang-Dayang Menteri BUMN, Itu Fakta

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Akhir-akhir ini, sosok Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, menjadi buah bibir publik di Tanah Air.

Ini terjadi setelah mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengungkapkan fakta di tubuh Pertamina dimana para direksi umumnya lengket dengan Menteri BUMN, Erick Thohir

Bak gayung bersambut, apa yang diungkapkan Komisaris Utama Pertamina itu, langsung disambut oleh Pakar Hukum Tata Negara dari Universitas Gajah Mada, Refly Harun.

Refly Harun mendukung pernyataan Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang membongkar isi BUMN terkait pemilihan direksi.

Refly Harun tak membantah penentuan direksi BUMN selama ini lebih ditentukan oleh Kementerian BUMN tanpa sepengetahuan komisaris.

Apalagi, kata Mantan Komisaris Utama PT Jasa Marga Tbk itu, di BUMN yang berstatus Tbk, atau ada kepemilikan saham publik di dalamnya.

Hal itu disampaikan Refly Harun melalui channel YouTube pribadinya yang diunggah pada Rabu (16/9/2020).

"Apa yang disampaikan Ahok itu lah praktik-praktik yang sering terjadi di BUMN, terutama yang terkait pergantian direksi. Direksi jadi dayang-dayang menteri," kata Refly dikutip Tribunnews, Rabu (16/9/2020).

Ternyata Presiden Timor Leste Dulu Pernah Kunjungi Israel, Ramos Horta Minta Dukungan Kekuatan Ini

66 KK di Kabor Terima Bantuan Rumah Swadaya

Selain itu, Refly juga mengatakan, selama ini, direksi BUMN lebih dekat dengan menteri ketimbang Dewan Komisaris.

Hal lain yang sering terjadi adalah saat penentuan direksi baru.

Tidak sedikit para calon langsung direkomendasikan tanpa ada konsultasi dengan komisaris.

"Praktik ketentuan (penentuan direksi) itu ada jalan tikusnya."

"Yaitu, ketika Kementerian BUMN menganggap ada talent yang ada achievement-nya, maka bisa diusulkan langsung tanpa lewat dewan komisaris."

"Ini pemikiran bodoh-bodoh pintar, masa yang diusulkan yang tidak berprestasi?" ucapnya.

Refly Harun juga membocorkan kedekatan antara menteri dan direksi dalam sebuah pertemuan.

Di mana, setiap pertemuan atau acara yang digelar BUMN, jarang ada jajaran komisaris duduk di samping menteri.

Ia pun menganggap wajar jika menteri lebih dekat dengan para direksi ketimbang dewan komisaris.

Karena, roda perekonomian BUMN yang dikelola itu ada di tangan direksi.

"Kalau ada acara, para direksi inilah yang duduk di garda terdepan dekat menteri sebagai dayang-dayang."

"Sederhana saja, karena direksi-direksi ini yang memegang pundi-pundi ekonomi BUMN, bukan komisaris," jelasnya.

Emosi Terpancing

Sebelumnya, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, membeberkan isi rapat dengan direksi yang menyangkut soal kilang minyak.

Ahok mengatakan, dalan rapat tersebut dirinya sedikit terpancing emosi.

Sebab, pembahasan investor yang sudah membuka keran kerja sama justru tidak ditindaklanjuti oleh direksi.

Lalu, jika sudah ada investor yang menawarkan, lantas ditolak oleh direksi.

Hal itu disampaikan Ahok dalam cuplikan video yang diunggah oleh channel YouTube POIN, Senin (14/8/2020).

"Saya nanti mau rapat penting soal kilang."

"Berapa investor yang sudah nawarin untuk kerja sama kalian diemin."

"Sudah ditawarin kenapa nolak? Terus kenapa kerja seperti ini. Saya lagi mau audit ini," kata Ahok.

Dalam rapat tersebut, mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengaku terpancing emosinya.

Ahok menduga, dirinya sengaja dipancing emosinya, untuk menciptakan suasana tidak harmonis di perusahaan pelat merah tersebut.

Sehingga, bisa dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Saya sempat emosi juga kemarin. Mereka mau mancing saya emosi, nanti saya emosi laporin ke Presiden apa 'Ahok menggangu keharmonisan'," tegas Ahok.

Wajah Baru Pengurus Partai Gerindra, Rahmawati Soekarnoputri Jadi Tangan Kanan Prabowo Subianto

Bagaimana Gatot Kaca Buat Rumah Burung? Ini Soal & Jawaban Kelas 1-3 SD di TVRI, 21 September 2020

Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun berdiskusi dalam acara Polemik Dramaturgi Pemilu Serentak di Jakarta, Sabtu (25/1/2014). Sebelumnya Mahkamah Kontritusi mengabulkan tuntutan koalisi masyarakat sipil yang terdiri dari Yusrli Ihza Mahendra, Effendi Gazali dan kawan-kawan untuk menyelenggarakan Pemilu dan Pilpres secara serentak pada tahun 2019.
Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun berdiskusi dalam acara Polemik Dramaturgi Pemilu Serentak di Jakarta, Sabtu (25/1/2014). Sebelumnya Mahkamah Kontritusi mengabulkan tuntutan koalisi masyarakat sipil yang terdiri dari Yusrli Ihza Mahendra, Effendi Gazali dan kawan-kawan untuk menyelenggarakan Pemilu dan Pilpres secara serentak pada tahun 2019. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

Lobi Menteri

Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengaku sempat jengkel terhadap para direksi di perusahaan minyak itu.

Sebab, Ahok mendapati pergantian direktur tanpa sepengetahuan dirinya.

Bahkan, katanya, beberapa direksi Pertamina ada yang bermain aman dengan melobi menteri.

"Ganti direktur pun bisa tanpa kasih tahu saya, saya sempat marah-marah juga."

"Jadi direksi-direksi semua mainnya lobinya ke menteri," ungkap Ahok.

Bahkan, ia menyebut para komisaris di BUMN sebagian adalah titipan dari kementerian.

"Komisaris pun rata-rata titipan dari kementerian-kementerian," tambahnya.

Demi menghalangi langkah tersebut, mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengaku punya cara agar hal tersebut tidak terulang, yakni dengan memangkas birokrasi di Pertamina.

Menurut Ahok, dengan begitu setiap insan Pertamina dapat memiliki kesempatan yang sama untuk menduduki jabatan Senior Vice President (SVP).

"Saya potong jalur birokrasi mereka. Pertamina itu mau naik pangkat itu meski pakai Pertamina refund level."

"Jadi orang meski kerja sampe SVP itu sampai 20 tahuan ke atas. Saya potong sekarang. Semua mesti lelang terbuka," tegasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Wartakota.com: https://wartakota.tribunnews.com/2020/09/17/amini-pernyataan-ahok-soal-pertamina-refly-harun-sebut-direksi-bumn-dayang-dayang-menteri?page=all

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved