Ini Susunan Pengurus Partai Gerindra 2020-2025, Prabowo Subianto Didampingi Rahmawati Soekarnoputri
Dari jumlah tersebut pengurus laki-laki ada sebanyak 194 orang atau 66,44 persen, sedangkan pengurus perempuan sebanyak 98 orang atau 33,56 persen.
Ini Susunan Pengurus Partai Gerindra 2020-2025, Prabowo Subianto Didampingi Rahmawati Soekarnoputri
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Saat ini, draft kepengurusan Partai Gerindra periode lima tahun ke depan, 2020-2025 kini beredar luar.
Meski belum diketahui pasti apakah nama-nama yang beredar itu merupakan pengurus yang akan mendampingi Ketua Umum Prabowo Subianto dalam memimpin partai tersebut, namun tersiar bahwa sejumlah loyalis Prabowo terdepak dari jajaran kepengurusan.
Untuk diketahui, hasil keputusan Kongres Luar Biasa Partai Gerindra yang digelar di kediaman Prabowo Subianto , Bukit Hambalang, Bogor, Jawa Barat pada 8 Agustus 2020 lalu, telah diajukan dan disahkan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasona H. Laoly.
Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani mengatakan, Partai Gerindra kini siap menyambut tahun politik 2020 dengan kepengurusan baru.
Walau begitu, lanjutnya, Prabowo Subianto selaku Ketua Umum Gerindra memperhatikan semua pandangan, nasehat, pikiran yang disampaikan masyarakat dalam menyusun kepengurusan Partai Gerindra, baik Dewan Pembina, Dewan Penasehat, Dewan Pakar dan Dewan Pimpinan Pusat.
Adapun jumlah anggota kepengurusan Partai Gerindra terbaru antara lain, Dewan Pembina berjumlah 89 orang, Dewan Penasehat berjumlah 48 orang, Dewan Pakar berjumlah 43 orang, dan Dewan Pimpinan Pusat berjumlah 292 orang.
Dari jumlah tersebut pengurus laki-laki ada sebanyak 194 orang atau 66,44 persen, sedangkan pengurus perempuan sebanyak 98 orang atau 33,56 persen.
"Jumlah ini telah melampaui syarat yang telah disyaratkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik yakni keterwakilan perempuan minimal 30 persen," jelas Muzani.
Keputusan susunan kepengurusan Partai Gerindra terbaru tersebut, kata Muzani, telah disahkan Menkumham Yasona H Laoly lewat penerbitan Surat Keputusan Nomor N.MH-18.HH.11.01/2020 tentang Pengesahan Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai Gerindra.
Terbitnya keputusan tersebut, lanjutnya, menyempurnakan perubahan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang diamanatkan Kongres Luar Biasa kepada Ketua Dewan Pembina sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
• NGERI! Detik-Detik Siswa SMP Bergulat Dengan Buaya Hingga Selamat, Lalu Lari Panjat Pohon Bakau
• Live Streaming Trans7! MotoGP Emilia Romagna 2020 Maverick Vinales Pole Position, Rossi?
"Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga yang disempurnakan dan disusun kembali oleh Haji Praowo Subianto telah merinci dari AD/ART yang lampau, tetapi dalam AD/ART tersebut tetap memberi kekuasaan yang besar kepada Ketua Dewan Pembina untuk mengambil kebijakan-kebijakan internal dan eksternal partai," papar Muzani.
Kebijakan internal partai tersebut di antaranya Prabowo bertanggung jawab untuk menata berbagai macam perkembangan partai agar dapat menghadapi perkembangan situasi politik.
Selain itu, Prabowo diberikan mandat penuh untuk mengambil keputusan yang dianggap penting, termasuk penetapan calon presiden, calon wakil presiden hingga calon menteri yang diajukan oleh Partai Gerindra.
Begitu juga dengan penetapan calon gubernur dan wakil gubernur, calon bupati dan wakil bupati, calon wali kota dan wakil wali kota yang diajukan oleh Partai Gerindra.
"Dalam kaitan dengan internal, Ketua Umum dan Ketua Dewan Pembina diberi mandat untuk menetapkan calon anggota DPR RI, calon anggota DPR Provinsi, calon anggota DPR Kabupaten/Kota, dan calon-calon Ketua Dewan Pimpinan Daerah, Ketua Dewan Pimpinan Cabang, dan selanjutnya beliau bertanggung jawab dan mengambil kebijakan-kebijakan internal lainnya," paparnya.
Susunan kepengurusan Partai Gerindra saat ini adalah Ketua Umum Prabowo Subianto, Sekjen Ahmad Muzani Bendahara Umum Thomas Djiwandono serta Ketua dan Wakil Ketua Harian DPP Partai Gerindra dijabat Sufmi Dasco dan Sugiono.
Adapun selengkapnya kepengurusan Partai Gerindra baru tersebut antara lain :
1. Ketua Dewan Pembina, Letnan Jenderal TNI Purnawirawan H Prabowo Subianto
2. Wakil Ketua Dewan Pembina Hj Rahmawati Soekarnoputri
3. Wakil Ketua Dewan Pembina, Hashim Suyono Djojohadikusumo
4. Wakil Ketua Dewan Pembina H Sandiaga Salahudin Uno
5. Wakil Ketua Dewan Pembina H Ahmad Muzani
6. Wakil Ketua Dewan Pembina Dr Ir Sufmi Dasco Ahmad
7. Wakil Ketua Dewan Pembina Dr Edhie Prabowo
8. Wakil Ketua Dewan Pembina Dr Fadli Zon
9. Wakil Ketua Dewan Pembina H Desmon Djunaedi Mahesa
10. Wakil Ketua Dewan Pembina Thomas Aquinas Muliatna Djiwandono
11. Wakil Ketua Dewan Pembina Angki Retno Djudianti Djokosantoso
12. Sekretaris Dewan Pembina Sugiono
13. Wakil Sekretaris Dewan Pembina Prasetyo Hadi.

• Ini Link Subsidi Listrik Gratis PLN: https://Stimulus.pln.co.id atau Chat Ke WA 08122123123 Sekarang
• Perhatikan 7 Hal Ini, Jika Anda Tak Ingin Gagal Dalam Pendaftaran Kartu Pra Kerja Gelombang 9
Nasib Sang Loyalis Arief Poyuono
Arief Poyuono mengaku sampai saat ini belum mengetahui apakah dirinya kembali menjabat atau tidak di kepengurusan Partai Gerindra periode 2020-2025.
Sejauh ini draft kepengurusan baru sesuai hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Gerindra telah rampung disusun.
Namun, nama-nama kepengurusan baru Partai Gerindra sampai saat ini belum diumumkan.
"Saya belum tahu sampai hari ini. Kalaupun tidak diberikan jabatan lagi, saya kan sudah lama juga di situ, dari 2008 sampai sekarang, artinya harus ganti baru," kata Arief Poyuono kepada Tribun Network, Selasa (15/9).
Arief Poyuono mengisi posisi jabatan di kepengurusan Partai Gerindra sejak tahun 2008-2020.
Pada kepengurusan periode sebelumnya, Arief Poyuono menjabat sebagai Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra.
Selama 12 tahun berada di nomenklatur kepengurusan partai, sosok yang dikenal sebagai politikus 'nyeleneh' itu mengatakan telah gagal mengurus Partai Gerindra.
Kegagalan itu ditandai dengan kekalahan Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 dan 2019.
"Saya merasa bahwa diri saya juga gagal dalam mengurus Partai Gerindra karena tidak bisa menjadikan Prabowo presiden. Itu tujuan saya, memenangkan Prabowo," jelas Arief Poyuono.
*Tak Diundang KLB Partai Gerindra*
Arief Poyuono mengatakan, ada kabar yang menyebut Partai Gerindra sedang melakukan upaya regenerasi kepengurusan.
Jajaran kepengurusan baru Partai Gerindra dikabarkan akan diisi kaum millenial.
Namun Arief mengaku belum yakin akan kabar ini. Pasalnya, ia tidak diundang saat KLB Partai Gerindra yang menetapkan Prabowo Subianto menjadi Ketum berlangsung di Hambalang, Bogor dan disiarkan secara daring melalui Aplikasi Zoom beberapa waktu lalu.
"Yang saya dengar seperti itu (ada regenerasi kepengurusan), karena KLB saja saya tidak diundang. Tidak ada undangan ke saya ketika diselenggarakan KLB. Kan itu lewat Zoom, linknya saja saya tidak dikasih," tutur dia.
"Saya tidak apa-apa, tidak ada masalah. Dan memang saya pernah bicara dulu tahun 2017, kalau di Pilpres Prabowo kalah, saya akan mundur dari pengurus," katanya lagi.
Arief Poyuono meyakini pandemi Virus Corona atau Covid-19 menjadi salah satu pertimbangan Ketum Prabowo dalam meracik susunan kepengurusan baru Partai Gerindra.

• Live Streaming Barcelona vs Elche Malam Ini, Siaran Langsung Liga Spanyol Live Barca TV
• Timur Tengah Kini Perlahan Berdamai Dengan Israel, Bukti Kuat Tekanan Amerika Serikat dan Israel?
Di mana menurut prediksi Arief, sosok muda seperti Rahayu Saraswati Djojohadikusumo atau Sara lebih dibutuhkan untuk mengurusi partai di tengah situasi Covid-19 saat ini.
"Tidak jadi (Waketum) memang karena satu, ini sudah Covid-19, saya meyakini ada tatanan baru politik di Gerindra. Sudah saatnya seorang Sara itu disiapkan untuk memimpin Partai Gerindra dengan segala pengalaman dia," jelas Arief Poyuono.
"Dia anak orang mampu, anak berpendidikan, tetapi dia sangat merakyat. Perasaan dia itu perasaan rakyat kecil, itu yang dimiliki Sara yang saya kenal bertahun-tahun," sambung dia.
*Kembali Mengurus Buruh, Petani, dan Nelayan*
Arief Poyuono menjelaskan, bila tak masuk dalam susunan kepengurusan Partai Gerindra periode 2020-2025, dirinya akan kembali mengurus serikat buruh tani dan nelayan yang telah lama ia tinggalkan karena sibuk mengurusi partai.
"Saya akan kembali ke habitat saya, yaitu ke masyarakat pekerja, petani, dan nelayan. Sepanjang saya di Gerindra, saya banyak meninggalkan mereka. Artinya kurang berjuang untuk mereka. Saya akan kembali ke masyarakat," ujar Arief Poyuono.
Arief mengatakan, ungkapannya ini tidaklah menunjukkan bahwa dirinya pasrah bila tidak lagi menjadi pengurus di Partai Gerindra. Bila dirinya dicopot dari kepengurusan, itu merupakan pandangan visioner Prabowo Subianto dalam membina Partai Gerindra ke depan.
Arief Poyuono pun memastikan akan tetap memberikan tenaga dan pikirannya untuk rakyat. Sama halnya saat mendukung Prabowo di Pilpres, yang dipandang Arief sebagai bentuk dedikasinya dalam memperjuangkan harapan rakyat.
"Saya tidak pernah mendedikasikan diri saya dalam berpolitik itu untuk Prabowo atau untuk Gerindra," katanya.
"Prabowo itu saya perjuangkan sebagai presiden dalam artian saya ingin mendedikasikan keinginan masyarakat agar Prabowo memimpin Indonesia, tetapi kan nyatanya gagal. Nyatanya masyarakat kan tidak mau dia," katanya lagi.
*Kasus-kasus HAM Masa Lalu Penyebab Kekalahan Prabowo Pada Pilpres 2019*
Arief Poyuono mengatakan, kekalahan Prabowo Subianto pada Pilpres 2014 dan 2019 disebabkan kasus-kasus pelanggaran HAM masa lalu yang kerap dikaitkan dengan sosok Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Sebagaimana telah terjadi, pada pilpres dan pemilu tahun 2014 dan 2019, isu terkait kasus penculikan dan pembunuhan aktivis 1998 berhembus kencang. Lalu juga kerusuhan Mei, yang disebut-sebut didalangi oleh Prabowo Subianto.
"Ada juga fitnah bahwa dia adalah pelaku utama kerusuhan Mei, terus dia dituding melakukan kejahatan-kejahatan yang sampai saat ini masih simpang siur, apakah dia pelaku penculikan dan pembunuhan para aktivis, kan belum ada pengadilannya," ucap dia.
• KABAR TERBARU! Ternyata Tak Semua Pelaku UMKM, Dapat Dana BLT Rp 2,4 Juta Dari Presiden, Lho Kenapa?
• Kata Soeharto Di Tahun 1974, Timor Leste Itu Ibarat Duri Dalam Daging Indonesia, Tidak Layak Merdeka

"Setiap pemilu, setiap pilpres, selalu dibuka kasus penculikan, kasus kerusuhan Mei, bahwa diduga dalangnya Prabowo," katanya lagi.
Menurut Arief Poyuono, satu-satunya jalan bagi Prabowo Subianto untuk memenangkan pilpres 2024 yakni membebaskan dirinya dari jeratan kasus HAM masa lalu ini. Harus ada keputusan hukum yang tetap, yang menyatakan apakah Prabowo terlibat atau tidak di dalam pembunuhan dan penculikan aktivis, dan juga kerusuhan Mei.
"Karena itu saya sangat berharap bahwa dari trah keluarga Prabowo itu lahir pemimpin seperti Sara yang nantinya akan memimpin Partai Gerindra ke depan dan menjadi partai yang kuat, sangat maju," katanya.
"Kalau saya sendiri awalnya memang seorang pekerja. Artinya saya akan kembali ke situ lagi," sambung Arief Poyuono. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com: https://www.tribunnews.com/nasional/2020/09/19/kepengurusan-partai-gerindra-2020-2025-diumumkan-berikut-orang-orangnya