Presiden Turki Ejek Perancis, Sampai Sebut acron Tidak Becus Urus Negaranya Sendir
Perselisihan antara pemimpin Turki dan Perancis berawal dari sikap Perancis yang mendukung Yunani dalam konfllik saling klaim di Laut Mediterania
Presiden Turki Ejek Perancis, Sampai Sebut acron Tidak Becus Urus Negaranya Sendir
POS KUPANG.COM -- Perselisihan antara pemimpin Turki dan Perancis berawal dari sikap Perancis yang mendukung Yunani dalam konfllik saling klaim di Laut Mediterania
Perancis bahkan sudah mengirim kapal perang yang ditandai dengan latihan perang bersama militer Yunani dan Siprus di wilayah itu
Kehaditan Perancis yang mendukung Yunani membuat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan marah sampai mengancam akan melawan semua negara Eropa yang mendukung Yunani
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Kamis (17/9/2020) mengatakan, Perancis dipimpin seorang presiden yang "tidak becus".
Penghinaan itu diucapkan Erdogan di tengah keributan antara dirinya dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron.
• Perang Amerika vsChina di LCS Makin Dekat,AS Kirim PeringatanJika Ingin Prang,Kami Akan Berperang
• Intip Kekutan Militer Timor Leste,Saat Lawan TNI Gunakan SenpiRakitan,Saat Merdeka TakMasuk Hitungan
• Kabar Bahagia Tukang Ojek Pengkolan, Ana Riana Hamil Anak Pertama, Cuti Syuting Jadi Istri Mas Pur
Erdogan dan Macron saling mencaci dalam beberapa bulan terakhir dalam berbagai hal, mulai dari konflik Libya, sebagian Timur Tengah, hingga sengketa maritim antara Turki dengan Yunani.
Macron membuat marah Ankara pekan lalu dengan menyebut Turki "pantas mendapat sesuatu yang lain" dari cara kabinet Erdogan mengelola urusan luar negeri.

Uni Eropa pekan depan akan membahas pemberian sanksi kepada Turki, karena mengirim kapal eksplorasi energi dan kapal perangnya ke perairan Mediterania timur yang diklaim Siprus dan Yunani.
Pada rapat virtual Partai AK yang berkuasa di Turki, Erdogan berkata Macron gagal memakai logikanya yang menyalahkan Turki atas masalah regional.
"Kalau Turki menarik diri dari Suriah, akankah Suriah mencapai perdamaian?" tanyanya sambil memeriksa daftar negara-negara yang Turki dan Perancis berseberangan pendapatnya.
"Jika Turki menolak semuanya, akankah Perancis terbebas dari kekacauan yang diprovokasi oleh orang yang tidak becus dan ambisius yang memimpin Perancis, dan mengadopsi kebijakan berdasarkan akal sehat?"
Permusuhan kedua kepala negara itu meningkat kira-kira sejak Macron pada November memperingatkan, kurangnya tanggapan NATO terhadap operasi Turki di Suriah utara menunjukkan aliansi itu sedang "mati otak".
Turki mendukung Pemerintah Kesepakatan Nasional yang diakui PBB di Tripoli, dalam konflik melawan komandan militer Libya Khalifa Haftar.
Perancis sejak lama dicurigai mendukung Haftar, tetapi secara resmi membantahnya.