Perkuat CHSE, BOPLBF Tekankan Keberlangsungan Biodiversitas Wisata Alam di Pota, Matim

Perkuat CHSE, BOPLBF Tekankan Keberlangsungan Biodiversitas Wisata Alam di Pota, Manggarai Timur

Penulis: Robert Ropo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Dok BOPLBF
Kegiatan gerakan BISA dari BOPLBF di pantai Watu Pajung 

POS-KUPANG.COM | RUTENG---Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores ( BOPLBF) melanjutkan rangkaian aktivasi gerakan BISA ( Bersih, Indah, Sehat, Aman) yang merupakan kegiatan padat karya sebagai upaya pemulihan sektor pariwisata melalui penguatan destinasi-destinasi wisata dengan menerapkan protokol kebersihan, kesehatan, keamanan, dan ramah lingkungan (Cleanliness, Health, Safety, Environment/CHSE) secara disiplin.

Adapun titik pelaksanaan kegiatan kali ini adalah di Pantai Watu Pajung, Pota, Kecamatan Sambi Rampas, Kabupaten Manggarai Timur. Kegiatan dilaksanakan selama dua hari pada tanggal 15-16 September 2020 dengan mengusung tema 'Semangat Gerakan BISA Menyambut Adaptasi Kebiasaan Baru di Destinasi Wisata Dengan Penerapan Protokol Kesehatan'.

Dihadapan Kapolda NTT, Ketua KPU Sumba Barat Minta Dukungan Sukseskan Pilkada

Hadir dalam kegiatan tersebut Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) Shana Fatina, Camat Sambi Rampas Yanuarius Halyo Rahman, Kapolsek Sambi Rampas, Danramil Koramil 1612-05 Elar dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat serta 100 orang peserta dari masyarakat desa setempat.

Direktur Utama BOPLBF, Shana Fatina dalam membuka kegiatan itu dalam siaran pers yang dikirim oleh Divisi Komunikasi Publik BOPLBF yang diterima POS-KUPANG COM, Kamis (17/9/2020) mengatakan, kehadiran satwa Komodo di Pota menjadikan Pota sebagai salah satu destinasi wisata unggulan Flores dan Manggarai Timur sendiri.

Dua Hari Berturut Turut Warga Perbatasan RI-RDTL Serahhkan Senjata Api ke TNI

Menurut Shana, selain satwa Komodo Manggarai Timur memiliki potensi wisata alam yang punya daya pikat sendiri untuk menarik para wisatawan datang berkunjung. Jaminan protokol CHSE terhadap keamanan dan keselamatan wisatawan sangat penting.

"Pota ini merupakan salah satu jalur komodo yang ada di Flores dan Manggarai Timur sangat potensial dengan wisata alamnya. Paska pandemi, berwisata alam sangat disarankan karena alam bisa menjadi tempat pemulihan (healing) melalui banyak aktivitas seperti tracking, yoga, kemping, atau fotografi. Banyak hal bisa kita masnfaatkan dengan berwisata alam," ungkap Shana.

Shana juga menekankan pentingnya kesadaran semua pihak menjaga kebersihan melalui penerapan protokol CHSE. Karakter pariwisata Manggarai Timur dan Flores yang secara keseluruhan bertema alam harus memberikan masyarakat kesadaran untuk selalu berkomitmen terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan, karena selain manusianya juga menyangkut keberlangsungan satwa dan biodiversitas yang ada kawasan wisata alam.

"Saya mengajak masyarakat untuk kita semua sama-sama disiplin menerapkan protokol kesehatan. Pota ini punya kekayaan alam yang tidak dimiliki di banyak tempat dan banyak wisatawan datang berkunjung kesini,"kata Shana.

"Keselamatan kita semua dan para wisatawan yang datang berkunjung menjadi tanggung jawab kita bersama. Lingkungan yang bersih dan sehat juga menjamin keberlangsungan satwa dan keanekaragaman hayati di sekitar kita,"tambah Shana.

Sementara itu, Camat Sambi Rampas, Yanuarius Halyo Rahman dalam sambutannya, mengatakan, kehadiran BOPLBF membuktikan bahwa potensi pengembangan wisata yang ada di Kecamatan Sambi Rampas khususnya Pota mulai menemukan titik terang.

Yanuarius juga mengatakan, Gerakan BISA menjadi momentum bagi masyarakat Pota untuk mulai menyiapkan segala hal yang diperlukan untuk menaikkan posisi tawar Pota sebagai salah satu destinasi wisata unggulan baru yang ada di Flores seiring dengan dibangunnya jalur lintas utara Pulau Flores.

"Dengan adanya pandemi ini, kita harus lebih siap dalam segala aspek, selain fasilitas penunjang seperti homestay, kapasitas masyarakat juga harus ditingkatkan salah satunya dengan disiplin menerapkan protokoler kesehatan sehingga menciptakan kenyamanan bagi pengunjung,"ungkap Yanuarius.

Yanuarius kembali menekankan, pentingnya memperkuat narasi budaya masyarakat setempat sebagai salah satu cara memenuhi konten lokal yang ke depannya menjadi daya tarik wisata bagi para wisatawan.

"Wisatawan perlu kita sajikan alternatif wisata lain, karena sekarang orang berwisata tidak hanya mencari pemandangan alam, tetapi juga narasi tentang budaya setempat, dan kuliner yang bisa menciptakan kerinduan orang untuk berkunjung kembali,"ungkap Yanuarius.

Setelah melakukan kegiatan bersih-bersih bersama dan simulasi penerapan protokoler kesehatan, BOPLBF juga memberikan secara simbolis beberapa peralatan pendukung untuk kelancaran penerapan protokol CHSE pada kebiasaan normal baru di destinasi wisata seperti alat pendukung kesehatan seperti Thermo Gun, masker dan Face Shield, serta alat-alat penunjang kebersihan.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved