Vietnam Bongkar Strategi Saat Kalahkan AS Pada Perang 35 Tahun Lalu,Ternyata Indonesia Punya Andil
Amerika terlibat dalam perang itu setelah Vietanam Utara menyerbu ke Vietnam Selatan sehingga pertempuran sangat mematikan.
Panglima tertinggi pasukan militer Vietnam Vo Nguyen Giap saat itu mengatakan, AS lebih unggul dari pasukannya, tetapi mereka justru tidak memahami kekuatan dan kelemahan sendiri, yang berbeda dari pasukan Hanoi.
Di peperangan yang berlangsung mulai November 1955 sampai 30 April 1975 ini Vietnam menganut strategi Dau Tranh
Douglas Pike eks perwira Kementerian Luar Negeri AS menerangkan, Dau Tranh adalah taktik menggunakan "orang sebagai alat perang".
"Mistik yang mengelilinginya meliputi organisasi, mobilisasi, dan motivasi orang-orang. Kekerasan juga diperlukan tapi bukan itu tujuannya," ujarnya dikutip dari Daily Beast edisi 18 November 2017.
Tujuan dari strategi ini adalah untuk merebut kekuasaan dengan melumpuhkan masyarakat dengan cara-cara khusus yaitu pembunuhan, propaganda, dan perang gerilya yang dipadukan operasi militer konvensional.
Merekrut petani
Dirangkum dari BBC, Vietnam menggunakan taktik berakronim PEG (Peasants, Enemy, Guerilla) untuk melawan AS.
Peasants (petani) "direkrut" tentara Vietcong setelah berperilaku baik ke mereka, terkadang sampai membantunya di sawah.
Sebab, para Vietcong butuh makanan, perlindungan, dan tempat sembunyi dari para petani.
Vietcong sendiri adalah akronim dari Vietnam Cong-san atau komunis Vietnam, istilah yang dipakai AS untuk Front Pembebasan Nasional (NLF) yang dibentuk dengan dukungan Vietnam Utara.
Enemy (musuh) adalah cara Vietcong mendoktrinasi para petani bahwa sawah mereka akan direbut lagi oleh AS dan Vietnam Selatan.
Para petani ditanamkan pemahaman bahwa orang Amerika adalah penjajah seperti orang Perancis, tetapi dengan lebih banyak uang dan senjata yang lebih bagus.
Orang-orang AS berada di sana untuk merampok tanah dan kebebasan orang-orang Vietnam.
Kemudian politisi dan para jenderal Vietnam Selatan mereka sebut sebagai boneka AS dan tidak peduli kesejahteraan rakyat.
Stategi ketiga adalah Guerilla (gerilya). Vietcong selalu memastikan mereka memilih medan tempur yang bisa dimenangkan.