TNI Kirim Pesawat Tempur F-16 Ke Perbatasan Timor Leste dan Australia, Ini yang Terjadi
TNI Angkatan Udara tiba-tiba saja mengirimkan pesawat tempur ke wilayah perabatsan Indonesia denga Timor Leste dan Australia
TNI Kirim Pesawat Tempur F-16 Ke Perbatasan Timor Leste dan Australia, Ini yang Terjadi
POS KUPANG.COM -- TNI Angkatan Udara tiba-tiba saja mengirimkan pesawat tempur ke wilayah perabatsan Indonesia denga Timor Leste dan Australia
Kehadiran pesawat canggih TNI itu untuk memantau aktivitas di perbatasan baik di darat maupun laut
Seperti diketahui, Timor Leste merupakan wilayah Indonesia sebelum memutuskan untuk merdeka tahun 1999.
Oleh sebab itu, otomatis Indonesia tidak memiliki kepentingan dan ikut campur di Timor Leste karena sudah bukan menjadi bagian dari NKRI
Namun, baru-baru ini diketahui ada TNI AU mengirim dua pesawat tempurnya ke wilayah yang amat dekat dengan Timor Leste dan Australia.
Menurut Kompas Senin, Komandan Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara El Tari Kupang Kolonel (Pnb) Bambang Juniar menyebut patroli itu sudah digelar sejak Senin (14/9).
• Gadis Cantik Putuskan Sang Pacar,Makan Malam Terakhir Bikinnya Nyesal,Sang Mantan Ternyata Kaya Raya
• Gisella Anastasia Berpikir Rujuk dengan Gading Marten, Terang-terangan Bicara pada Wijin
• Ahok Marah-marah Sampai Bongkar Kejanggalan Dalam Pertamina Hingga Usul Bubarkan Kementerian BUMN
Dalam patroli itu, TNI AU mengirim dua pesawat F-16 miliknye ke wilayah perbatasan Timor Timur dan Australia.
Perlu diketahui F-16 merupakan pesawat tercanggih yang kini dimiliki oleh TNI AU.
Sementara itu, patroli tersebut direncanakan akan digelar selama 4 hari, hingga Kamis (17/9) mendatang, ungkap Bambang melalui Kompas (15/9).
Lantas apa yang terjadi, sampai TNI menggelar patroli ke wilayah tersebut selama 4 hari menggunakan pesawat canggih?
Menurut Antara News, Bambang mengatakan, kedatangan dua pesawat tempur milik TNI tersebut untuk mendeteksi pelanggaran udara yang dilakukan pesawat asing.
Termasuk tindakan ilegal yang dilakukan oleh orang tak bertanggung jawab di wilayah perairan NTT yang berbatasan dengan dua negara.
Namun, Bambang menyebut selama proses operasi itu, hingga Selasa (15/9) dia belum menemukan adanya pelanggaran atau tindakan yang ilegal yang melanggar kedaulatan NKRI.
Bila ditemukan dia akan melakukan penindakan sesuai dengan hukum yang berlaku.