Krisis Air Bersih, Warga Compang Ndejing Minum dan Mandi Pakai Air Kotor Wae Laku
Warga masyarakat di wilayah Desa Compang Ndejing, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) masih mengalami krisis air bersih
Penulis: Robert Ropo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | BORONG---Hingga saat ini warga masyarakat di wilayah Desa Compang Ndejing, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) masih mengalami krisis air bersih. Krisis air bersih bukan soal keringnya mata air akibat kemarau panjang tetapi karena masyarakat tidak terlayani air bersih dari Pemerintah Daerah (Pemda) Manggarai Timur.
Untuk memperoleh air warga Desa Compang Ndejing khususnya warga Kampung Sok dan sekitarnya harus pergi mengambil air minum, mandi dan cuci di kali Wae Laku dengan jarak sekitar 1 kilometer (Km) lebih.
• Orang Terkaya RI Tolak PSBB Kirim Surat Ke Jokowi, Anies Baswedan Bergeming PSBB Total Jakarta
Margareta Mis (45) warga setempat ketika ditemui POS-KUPANG.COM di Kali Wae Laku, Minggu (13/9/2020) sore mengatakan mereka sudah puluhan tahun menderita air bersih bahakan sejak dari Kabupaten Manggarai. Begitu pula mekar Kabupaten Matim sampai dengan saat ini mereka belum memenikmatinya dengan baik layanan air bersih dari Pemda Matim dalam hal ini melalui PDAM Matim.
Untuk memperoleh air untuk minum, mandi dan cuci, kata Mis, mereka harus mengambil air di kali Wae Laku dengan jarak sekitar 1 Km lebih. Dan jika cape untuk memikul air mereka terpaksa membeli air yang juga diambil dari Kali Wae Laku dengan 1 mobil tangki air dengan harga kisaran Rp 30.000-Rp 40.000.
• Syarat Daftar Panduan BLT UMKM Rp 2,4 Juta Lengkapi SKU dan Cek Nama Penerima di 4 Lembaga Ini
"Ini kami rasa menyulitkan ekonomi kami, kami pikir mau beli beras atau mau beli air sementara ekonomi kami pas-pasan. Apalagi kalau mau ambil air atau cuci dan mandi di kali Wae Laku harus menyita waktu hampir setengah hari terpaksa tinggalkan pekerjaan pokok kita sebagai petani,"ungkap Mis dengan kesal.
Sementara itu, kata Mis kondisi air di kali Wae Laku sangat kotor dan tidak layak untuk mandi dan cuci, apalagi untuk minum. Lebih parahnya lagi disaat musim kemarau air semakin keru dan kotor.
"Air sudah keru begini, orang datang bawa dengan mobil cuci mobil disitu jadi kita minum dan mandi dengan besin, oli dan solar campur saja. Selain itu, ternak juga diikat dikali apalagi obat kimia untuk sawah juga mengalir ke kali sungai ini, sengsara sekali kita ini,"ungkap Mis.
Mis mengatakan, mereka sangat berharap agar Pemerintah membuka mata untuk segera melayani air bersih bagi mereka masyarakat di Compang Ndejing pada umumnya dan warga Kampung Sok pada khususnya.
Warga setempat lainya, Lesti Jemanut (37) juga menyampaikan hal yang sama. Lesti menambahkan, terkait penderitaan air bersih ini mereka juga sudah berulang-ulang kali menyampaikan ke Pemerintah Desa dan pihak-pihak terkait lainya bahakan sampai pergi ke Kantor Daerah Matim untuk menyampaikan keluhan mereka itu, namun hingga saat ini tidak terealiasi juga kerinduan masyarakat itu.
"Harapan kami ini pemerintah layani kami air bersih, tapi kenapa pemerintah tidak perhatikan kami?. Memang di Compang Ndejing itu sudah ada Instalasi pipa air bersih, tapi airnya tidak keluar jarang-jarang baru keluar, air keluar hanya di orang-orang tertentu yang punya uang,"ungkap Lesti diamini oleh Mis dan Yohanes D. Kapis warga Compang Ndejing lainya.
Yohanes juga menambahkan kondisi warga meminum air yang tak layak ini tentu menimbulkan banyak penyakit. Sehingga Yohanes juga mengharapkan agar Pemerintah segera membuka mata mendengar keluhan rakyat ini. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo)