Kalau Tidak Sehat, Tidak Mungkin Ekonominya Bagus
Dilakukan rapid test terkait perjalanan kita sebenarnya mengatakan lebih baik protokol kesehatan dijalankan, dibanding rapid-nya
POS-KUPANG.COM - Dilakukan rapid test terkait perjalanan kita sebenarnya mengatakan lebih baik protokol kesehatan dijalankan, dibanding rapid-nya. Tetapi untuk tindakan medis di rumah sakit, seharusnya dilakukan dengan barang yang sudah teregisterasi, yang kualitasnya bisa dipertanggungjawabkan.
Berikut lanjutan wawancara khusus bgian kedua dengan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Ditjen P2P Kemenkes).
Rapid test merah putih, sepengetahuan Anda seberapa jauh produksi dan distribusinya?
Sekarang ini nasionalisme kita muncul. Pokoknya buatan Indonesia, merah putih. Rapid test merah putih, reagen merah putih, vaksin merah putih, semuanya merah putih.
• Polres TTU Tangkap Tiga Orang Penjudi di Tanjung Bastian
Silakan, karena kita harus melakukan itu dan kita bangga. Tetapi kembali lagi, satu harus kualitasnya terjamin. Quality Control itu harus terjamin. Salah satu produk dari Mataram, inovasi yang teman-teman UGM dan UNAIR.
Kualitasnya bagus, yang jadi masalah kuantitasnya tidak banyak. Saya pesan 100 ribu saja, tiga bulan baru selesai. Ini kan jadi repot. Memang ada yang bisa dalam waktu seminggu 1,5 juta ada tapi kualitasnya jelek.Ini salah satu kelemahan kita.
• Ketua DPD ASITA NTT Berharap Festival Pantai Liman Bawa Dampak Positif
Seperti ventilator merah putih itu kan bagus. Ketika pesan 5 ribu, waduh tidak selesai-selesai kalau 5 ribu, kami bukan pabrik, kami inovator. Ini ruang mempertemukan inovator dengan industri.
Apakah lazim di sebuah riset untuk menghasilkan obat terkait dengan pengobatan penyakit menggunakan sponsor. Misal dalam konteks obat Covid-19 dari UNAIR sponsornya TNI AD-BIN?
Tidak lah, kita tidak pernah berbicara sponsor ya. Masalah kemudian menggunakan resource yang ada diinstitusi lain ya silakan-silakan saja.Kita lihat sinopharm, siapa sih yang digunakan untuk uji awal-awalnya. Ya tentara China, tidak ada masalah.
Kemudian mengatakan ini ditemukan oleh tentara China.Jadi sesuatu yang sebetulnya tidak rumit, kemudian kalau kita bikin rumit ya jadi rumit lah.
Jadi vaksin atau obatnya diberikan atau disuntikan ke tentara tidak masalah?
Hanya memang pada fase tertentu kita tidak boleh, sampelnya hanya tentara saja. Karena virusnya tidak milih-milih. Inilah yang dilakukan pada fase ketiga yang dilakukan Sinovac. Baik umur, baik status fisik, dan sebagainya. Karena obat ini tidak mungkin hanya obat untuk orang yang ganteng kan tidak mungkin.
Sedang dilakukan uji klinis tahap ketiga untuk vaksin dari Sinovac. Sebenarnya seperti apa urutan vaksin diaplikasikan kepada masyarakat?
Kalau obat, vaksin, sama saja ya. Setelah dapat izin edar berarti dia boleh digunakan di masyarakat sesuai protokol. Sebelum mendapat izin edar ada serangkaian uji.Pertama, uji keamanan dulu. Itu nomor satu.
Uji keamanan diawali dengan cara kajian laboratorium, dengan reaksinya yang muncul. Setelah itu oke dilanjutkan dicoba di binatang, ternyata aman, baru masuk uji satu, pada kelompok orang tertentu dengan jumlah yang sedikit.