Dua Srikandi di Malaka Berjibaku Menantang Alam Demi Suksesnya SP2020

Dua Srikandi di Kabupaten Malaka termasuk sangat berani dalam menjalankan tugas yang dipercayakan Badan Pusat Statistik ( BPS)

Penulis: Edy Hayong | Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Dua Srikandi di Malaka Berjibaku Menantang Alam Demi Suksesnya SP2020
POS-KUPANG.COM/EDI HAYONG
Dua petugas SP2020, Maria Ervina Hoar dan Magdalena Kolo saat menuju Dusun Nabo, Desa Kakaniuk, Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Malaka, Minggu (13/9/2020)

POS-KUPANG.COM I BETUN--Dua Srikandi di Kabupaten Malaka termasuk sangat berani  dalam menjalankan tugas yang dipercayakan Badan Pusat Statistik ( BPS) berkenaan dengan Program Sensus Penduduk 2020 (SP2020).

Dua srikandi tersebut yakni,  Maria Ervina Hoar, wanita asal Desa Kakaniuk dan  Magdalena Kolo, wanita asal Kletek, Kecamatan Malaka Tengah. Sudah dua pekan ini keduanya melaksanakan tugas mengambil data di Desa Kakaniuk atau sekitar 15 Kilometer dari Betun, Ibu kota Kabupaten Malaka.

Maria dan Magdalena kepada Pos-Kupang di Desa Kakaniuk, Minggu (13/9) dengan sangat ramah menuturkan kisah perjalanan mereka selama sepekan ini.

19 Anggota TNI di Ende Positif Covid-19, Dandim Pastikan yang Kontak Erat Sudah Tracing dan Swab

Maria menuturkan, sejak adanya pengumuman perekrutan petugas SP2020 yang akan melaksanakan pendataan door to door, mengambil sikap ikut mendaftar. Alhasil, keduanya diterima menjadi petugas SP2020 dan ditempatkan sebagai pendata di Desa Kakaniuk.

Dijelaskan Maria, selama sepekan ini 6 dusun yang ada di Kakaniuk yakni DusunbKakaniuk A dan B, Dusun Boni A dan B, Dusun Weare dan Dusun Nabo sudah dikunjungi. Dari 6 dusun tersebut, dusun paling jauh dan paling menantang nyali adalah Dusun Nabo.

Ambruk, Jembatan Arawawo Dibangun Pakai Dana Desa

"Dusun Nabo berada sekitar 4 Kilometer dari pusat Desa Kakaniuk. Jalan untuk dilewati mobil belum ada. Jaringan telkomsel juga tidak ada. Untuk tiba di Dusun Nabo harus jalan kaki naik bukit melewati hutan belantara karena rumah penduduk jarang. Kami dua harus melintasi juga sungai," tutur Maria diaminkan Magdalena.

Ditambahkan Magdalena, di tengah pandemi Covid19 ini keduanya tetap menaati protokoler kesehatan.

Tak lupa juga keduanya memberikan saran kepada warga untuk tetap taati protokoler kesehatan seperti mengenakan masker, mencuci tangan pakai sabun di air mengalir dan menjaga jarak.

"Ini pengalaman pertama kami berdua menjadi petugas SP. Walaupun kami dua perempuan tapi tetap berani menantang alam. Walaupun panas matahari dan harus tahan lapar, kami dua bertekad untuk dapatkan data penduduk yang valid dan lengkap," ujar Magdalena.

Keduanya menambahkan, seusai mendata apabila sudah kemalaman maka menginap di rumah warga. Selanjutnya kembali ke pusat desa untuk merekap semua data sampai larut malam.

"Kami di Dusun Nabo berkoordinasi dengan Ketua RT 05 Dusun Nabo, Aloysius Bria. Bersama ketua RT kami dua datangi rumah ke rumah untuk ambil data SP. Walau banyak tantangan tapi demi tugas negara kami siap jalani dengan senang hati," tutur Maria.

Kepala Desa Kakaniuk, Petronela Luruk memberikan apresiasi yang sangat tinggi untuk kedua petugas sensus yang dengan segala keterbatasan dapat menjalankan tugas dengan baik.

"Walaupun hanya ditempuh dengan  jalan kaki tapi semua dijalankan dengan baik. Saya salut walaupun perempuan tapi berani jalan kaki masuk hutan keluar hutan langgar sungai untuk ambil data SP2020. Ini luar biasa dan tidak semua perempuan berani mengambil resiko apalagi jarak dusun dengan dusun sangat berjauhan," ujar Petronela.

Kepala Desa dua periode ini  mengharapkan semua penduduk di Desa Kakaniuk terdata dengan  baik  termasuk di wilayah terpencil seperti Dusun Nabo. Dirinya juga meminta kedua petugas SP2020 ini tetap menjaga kesehatan sehingga bisa sukses melaksanakan tugas yang dipercayakan negara melalui BPS. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Edy Hayong)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved