Pilkada TTU
Pendukung Kecewa, Paket FAHAM Gagal Mendaftar di KPU Bertarung di Pilkada TTU, Ini Penyebabnya
Hingga batas waktu yang ditentukan, sejak tanggal 4-6 September 2020, hanya ada tiga pasangan calon yang mendaftar di KPUD TTU.
Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Benny Dasman
Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Tommy Mbenu
POS KUPANG, COM , KEFAMENANU -Bakal Pasangan (Bapaslon) Calon Bupati dan Wakil Bupati TTU, Yosef Falentinus Kebo dan Agustinus Meo (Paket Faham) gagal mendaftar sebagai salah satu kontestan pada proses pemilihan kepala daerah (pilkada) di Kantor KPUD TTU.
Hingga batas waktu yang ditentukan, sejak tanggal 4-6 September 2020, hanya ada tiga pasangan calon yang mendaftar di KPUD TTU.
Tiga paslon tersebut, yakni pasangan Frengky Saunoah dan Amandus Nahas (Paket Fresh), pasangan Kristina Muki dan Yosef Tanu (Paket Kita Sehati), serta pasangan David Juandi dan Eusabius Binsasi (Paket Desa Sejahtra).
Bakal Calon Bupati TTU dari Paket Faham, Yosef Falentinus Kebo, kepada Pos Kupang di Kefamenanu, Rabu (9/9), mengatakan, hal itu karena kesalahan teknis di lapangan.
Menurutnya, memang ada beberapa parpol yang memberi kesempatan kepada Paket Faham untuk maju menjadi salah satu pasangan calon. Namun, jika Paket Faham maju, nantinya ada pembatalan SK yang sudah keluar dari DPP terhadap salah satu pasangan calon yang ada.
Karena sudah diberikan kesempatan dari sejumlah partai politik, maka pihaknya mengikuti semua proses dan tahapan yang partai tersebut minta.
"Tapi setelah berjalan, mungkin karena ada tekanan, sehingga yang tadinya bersedia memberikan SK pembatalan dan lain-lain, akhirnya kembali ke format awal sehingga apa yang harusnya kita terima jadinya tidak keluar," katanya.
Falentinus mengatakan, karena dirinya tidak maju dalam pilkada, maka pendukung dan simpatisan lebih memilih tidak menentukan pilihan (abstain). Sebab, setelah melakukan berkeliling ke lapangan, para pendukung dan simpatisan menunggu sampai tiga tahun ke depan untuk menentukan pilihannya.
Falentinus mengaku, sejauh ini, memang sudah ada pasangan lain yang melakukan komunikasi baik melalui telepon maupun melalui tim pemenangan dalam rangka untuk meminta dukungan darinya.
Namun dirinya tidak tertarik mendukung tiga pasangan yang ada. "Karena saya disuruh memilih. Padahal saya hadir untuk dipilih, bukan memilih. Ini masalahnya. Sehingga saya tidak bisa untuk menentukan pilihan," tegasnya.
Falentinus mengatakan, meski dirinya tidak maju dalam pilkada TTU, fasilitas pelayanan seperti ambulans dan mobil jenazah yang selama ini beroperasi di wilayah Kabupaten TTU tetap diberikan untuk melayani masyarakat.
"Jadi saya menyiapkan semua fasilitas ini bukan karena saya ingin maju, tapi karena rasa peduli, rasa empati terhadap kondisi yang ada. Jadi sampai kapanpun memang ada di sini. Sudah dipersiapkan untuk masyarakat," terangnya.
Untuk lebih terorganisir, jelas Falentinus, dirinya bersama tim dalam beberapa hari belakangan ini membentuk satu ormas yang fokus pada kegiatan sosial, memberikan pelayanan kepada masyarakat secara luas.
"Jadi ada kedukaan dimana kita datang seperti yang kami lakukan selama ini. Kami meyiapkan kursi, tenda, mobil ambulans, jenasah, sampai dengan genset kita siapkan secara gratis, semuanya satu paket," ujarnya.
Terkait dengan nama ormas, ungkap Falentinus, memang sampai dengan saat ini masih belum final apa nama yang tepat untuk ormas tersebut, namun yang pasti, dirinya bersama degan tim dalam waktu dekat, akan membentuk ormas yang bergerak di bidang sosial untuk membantu masyarakat secara luas. *