Di Mbatakapidu - Sumba Timur Anggreni Siswi SMPN 3 Waingapu Beli Pulsa Data dari Hasil Berkebun
Di Mbatakapidu - Sumba Timur Anggreni Siswi SMPN 3 Waingap beli pulsa data dari hasil kebun
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | WAINGAPU - Siang itu, Kamis (10/9/2020), pada sebuah hamparan di tepi Daerah Aliran Sungai ( DAS) Mbatakapidu, Kecamatan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, sekelompok warga nampak sibuk memanen hasil kebun. Hasil kebun yang dipanen itu antara lain, bawang merah (panen dengan daun), tomat dan sayur pecai.
Teriknya mentari tidak menyurutkan semangat mereka untuk bekerja. Sejumlah wartawan media cetak dan online pun tidak luput diundang oleh Yayasan Komunitas Radio Max FM Waingapu untuk mengikuti acara panen siang itu.
• Bawaslu Sumba Barat Minta Kepolisian Bertindak Tegas Bila Paslon Langgar Ketentuan
Usaha tani di hamparan ini, tidak terlepas dari berkat adanya teknologi pompa air Barsha.
Pompa air ini bisa menaikkan air dari sungai ke areal yang ditanam sekitar 200- 500 meter.
Dengan instalasi pipa yang mantap maka air yang dialirkan bisa menjangkau seluruh areal yang diusahakan.
Teknologi ini dihadirkan oleh Yayasan Komunitas Radio Max FM.Waingapu.
• Kampanye Serentak Pemakaian Masker, Polda NTT dan TNI Bagikan 272 Ribu Masker untuk Warga
Kehadiran teknologi ini memicu sejumlah warga Mbatakapidu berusaha hortikultura (sayuran dan buah).
Tanaman yang diusahakan di kebun ini adalah sayuran seperti selada keriting, kol/kubis, pecai. Ada juga tomat, bawang, ubi ungu serta kacang tanah.
Usaha pertanian di wilayah DAS ini dimulai sekitar Bulan Mei 2020 lalu.
Bukan saja membantu teknologi, Yayasan ini juga turut memfasilitasi dalam hal pemasaran hasil pertanian yang dilakukan warga setempat.
Terlibat dalam usaha tani ini,bukan saja orang dewasa, tetapi ada juga anak sekolah.
Mereka mengisi waktu selama proses belajar mengajar masih dilakukan dari rumah atau belajar dari rumah akibat adanya Pandemi Covid-19.
Salah satunya adalah Anggreni Konga Naha, siswi kelas VIII SMPN 3 Waingapu. Reni sapaan akrab Anggreni nampak tidak minder dan malu untuk masuk kebun bersama teman-teman lainnya.
"Saya juga ikut tanam sayur, bawang dan tomat. Saat ini sudah panen dan langsung dijual," kata Reni.
Menurut Reni, hasil panenan sebelumnya, sudah. Isa memberikan manfaat sekali bagi dirinya, karena bisa membeli pulsa data untuk belajar secara online.
"Saya tidak minta uang lagi dari orang untuk beli pulsa,karena hasil usaha berkebun ini, saya bisa beli pulsa data untuk pakai belajar online. Bukan saja beli pulsa tapi uang hasil jual sayur saya bisa simpan," katanya.
Dijelaskan, di masa Covid-19, banyak juga kesulitan yang dialami, bukan saja mereka sebagai siswa tapi juga orang tua mereka.
Namun, berkat kerja keras, dirinya bisa meringankan beban orang tua.
"Saya berterima kasih kepada Yayasan Komunitas Radio Max FM.Waingapu yang bantu dengan pompa air sehingga kami bisa menanam," ujarnya.
Asminto Dundu Tai pelajar Kelas VII SMPN 3 Waingapu yang ikut berusaha di kebun ini menuturkan dengan ikut bekerja di kebun itu,dirinya juga bisa mendapatkan uang.
"Saya juga ikut tanam sayur dan hasilnya kami jual sehingga bisa pegang uang," kata Asminto.
Berbeda dengan Afni yang telah menamatkan pendidikan SMA. Dirinya berkebun kemudian hasil panen yang dijual digunakan membeli hp android.
Hp tersebut bukan dipakai untuk bergaya tetapi dipinjamkan kepada adik-adiknya yang masih sekolah untuk belajar secara online.
Direktur Yayasan Komunitas Radio MaxFm, Heinrich Dengi mengatakan, pemanfaatan mesin pompa Barsha itu dikhususkan pada musim kemarau. Karena pada saat musim penghujan, masyarakat bisa menggunakan curah hujan untuk mengolah lahan pertaniannya.
"Mesin ini tentu cocok penggunaannya di musim kemarau. Kita juga ingin ada aktivitas para petani saat musim kemarau tetap berlangsung," kata Heinrich.
Dia mengatakan, pihaknya menggunakan teknologi ini bukan hanya mau mencari keuntungan, namun ini juga sebagai bentuk membantu pembangunan pertanian bagi masyarakat NTT yang lebih baik lagi.
Sebelumnya, Plt.Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Sumba Timur, Oktavianus Mb. Muku, S.P, M.Si mengatakan, teknologi mesin pompa Barsha itu sangat cocok dimanfaatkan di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS).
"Mesin pompa air ini sangat cocok bagi petani di DAS terutama saat musim kemarau. Hanya saja perlu kita mengetahui usia ekonomis dan juga sistem pemeliharaannya," kata Oktavianus.
Dia mengakui, telah melihat langsung mesin pompa itu di Desa Mbatakapidu. Mesin pompa air ini ditempatkan oleh pihak Yayasan Komunitas Radio Max FM guna melakukan usaha pertanian pada DAS di Mbatakapidu.
"Saya lihat mesin ini bagus dan ramah lingkungan karena tidak menggunakan BBM," katanya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru)