AL Filipina Menentang Keputusan Pemerintahnya Bangun Bandara yang Dibiayai China, Manila Bisa Jatuh
Kali ini, China berencana membiayai proyek pembangunan di dekat teluk manila di lokasi pangkalan militer Angkatan Laut Filipina
Inisiatif untuk membangun bandara internasional di Sangley Point (SPIA) yang diusulkan oleh Provinsi Cavite, juga berhubungan dengan CCCC.
Hal itu diharapkan akan menandai kemitraan antara CCCC dengan perusahaan Filipina Macro Asia.
Pekan lalu, Presiden Filipina Rodrigo Duterte memberikan "lampu hijau" bagi perusahaan di "daftar hitam" AS itu.

Untuk terus berbisnis dan berpartisipasi dalam program pembangunan infrastruktur negara ini.
Baca Juga: Ogah Cuma Dikadali China, Rencana Besar China di Negara ASEAN Ini Gagal Total, Ditawari 33 Proyek Hanya Mau Laksanakan 4 Proyek, Diplomat Terbaik China Sampai Turun Tangan
Mr Bacordo mengatakan bahwa partisipasi CCCC dalam membangun pulau buatan secara ilegal di Laut Cina Selatan telah membuat pejabat pertahanan Filipina kehilangan kepercayaan.
“Pangkalan militer di Sangley Point memiliki implikasi strategis. Ini juga tempat militer AS ditempatkan. Kami ingin mempertahankan militer di sini untuk memastikan keamanan nasional, ”kata Bacordo.
Lokasi Sangley Point memungkinkan Angkatan Laut Filipina untuk melakukan operasi pengawasan, di mana pasukan dan peralatan militer dapat dikumpulkan sebelum menjalankan misi pertahanan.
"Ini merupakan pintu masuk ke Teluk Manila, jika Teluk Manila jatuh, bisa menyebabkan seluruh negeri jatuh ke tangan China, kami harus tetap disini untuk melindungi Teluk Manila," kata Bacordo.
Namun, Bacordo mengatakan bahwa pemerintah provinsi Cavite masih bisa membangun bandara di tempat lain.
Selama angkatan Laut Filipina tidak meninggalkan pangkalan tersebut, karena dinilai sangat krusial.
Baca Juga: Dimasukkan Dalam 'Daftar Hitam' Perusahaan China Oleh AS, Raksasa Perusahaan Konstruksi Tiongkok Ini Tetap Terabas Tantangan Untuk Buat Ekspansi China di Dunia Kian Nyata
Setelah AS menjatuhkan sanksi pada perusahaan China itu, Menteri Luar Negeri FilipinaTeodora Locsin juga mengatakan pada pemerintah untuk mengakhiri hubungan dengan China.
Namun, rencana tersebut tidak terlaksana akibat Presiden Duterte mengundang perusahaan China itu untuk ikut membangun infratruktur di Filipina.
Terlepas dari protes Angkatan Laut Filipina, pemerintah Cavite mengatakan mereka akan tetap merealisasikan proyek pembangunan bandara itu dengan China.