Bozan Komika Asal SoE Ingin ke Ende Karena Danau Kelimutu di Uang Lima Ribu Rupiah
Bozan Sanam alias Bozan Komika asal SoE berkesempatan hadir dalam acara Soft Opening spot wisata baru Kaki Lena Hills
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | ENDE - Bozan Sanam alias Bozan Komika asal SoE berkesempatan hadir dalam acara Soft Opening spot wisata baru Kaki Lena Hills Cafe and Resto dekat Kampus ( Uniflor) Kota Ende, Selasa (1/9/2020) malam.
Pria berambut panjang dan selalu tampil dengan topi cowboy ini diundang ke acara tersebut untuk menghibur para pengunjung. Membuka penampilannya, Bosan bercerita kalau dirinya sejak kecil ingin datang ke Ende.
Awal ketertarikan Bosan dengan Ende yakni waktu kecil ia melihat gambar Danau Kelimutu (Danau Tiga Warna) uang kertas lima ribu rupiah cetakan 1992, tahun dimana kawasan Danau Kelimutu menjadi Taman Nasional.
• Kajari TTS Masih Menunggu Putusan Kasasi MA Terkait Kasus Korupsi Landscape Kantor Bupati TTS
"Waktu itu saya tanya ke Beta (Saya) pung (punya) Bapa gambar di uang lima ribu di mana, bapa saya bilang di Ende, Ende itu masih satu Provinsi dengan kita, NTT. Ende di pulau Flores kita di pulau Timor," ungkap Bosan.
Kerinduan Bozan datang ke Ende dan melihat Danau Kelimutu akhirnya terjawab. "Ini kali pertama saya datang ke Ende ungkapnya," ungkapnya.
• Bakal Jadi Apa Peninggalan Belanda di Kawasan Taman Nasional Kelimutu Ende?
Selain Danau Kelimutu, hal tentang Ende yang Bozan ketahui, yakni Ende merupakan Kota Sejarah, karena di Ende lah Ir. Soekarno atau Bung Karno proklamator kemerdekaan Republik Indonesia menemukan ilham Pancasila.
Bung Karno menjalani masa pengasingannya di Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 1934-1938.
Pengasingan Soekarno ke Ende, pasca Gubernur Jenderal Pemerintah Kolonial Hindia Belanda, De Jonge, mengeluarkan surat keputusan pengasingan Ir Soekarno ke Ende, 28 Desember 1933.
Bung Karno bersama dan istrinya Inggit Garnasih, Ratna Djuami (anak angkat), serta mertuanya, Ibu Amsi, bertolak dari Surabaya menuju Pelabuhan Ende dengan kapal barang KM van Riebeeck.
Selama kurang lebih tujuh hari perjalanan, 14 Januari 1934 Soekarno tiba di Pelabuhan Ende. Di Ende Soekarno bersama keluarga tinggal di Rumah Haji Abdullah.
Sementara Danau Kelimutu sendiri punya 3 buah kawah di puncaknya dan dikenal juga dengan nama Danau Tiga Warna. Kelimutu berasal dari kata "keli" yang artinya gunung dan "mutu" yang artinya mendidih.
Danau yang terletak di puncak gunung Kalimutu, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur ini memang terkenal memiliki pemandangan yang indah karena bisa berubah-ubah warna.
Warna danau Kelimutu yang terlihat biasanya merah, biru, dan putih. Namun warna-warna tersebut selalu berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu.
Bosan memuji kreativitas Karman Sadokaki yang telah mendirikan spot wisata baru Kaki Lena Hills. Pasalnya, lokasi spot wisata tersebut dulunya merupakan lahan bertebing namun berhasil diubah menjadi tempat yang nyaman dan indah.
Menurutnya, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) sangat menyukai muda-mudi yang kreatif.
"Pa Gubernur suka anak muda yang kreatif. Kalau tidak kreatif tendang ke laut. Jadi teman-teman kalau ke Kupang cari beta (saya) cari di laut," ungkapan Bozan disambut tawa para pengunjung.
Ide kreatif Karman Sadokaki telah mengubah lahan bertebing di samping Kampus Universitas Flores (Uniflor) Kota Ende menjadi tempat yang nyaman dan indah.
Tempat itu kemudian dinamai Kaki Lena Hills, juga dibangun cafe and resto.
Softopeningnya oleh Bupati Ende Djafar Achmad, didampingi Ketua dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Ende Fery Taso dan Erikos Emanuel Rede.
Cafe and resto tentu banyak dijumpai di berbagai kota di Indonesia dengan kekhasan masing-masing. Nah, Kaki Lena Hills menawarkan banyak pilihan untuk para pengunjung, selain cafe and resto.
Menjangkau Kaki Lena Hills perlu sedikit menguras energi. Namun itu tidak masalah jika pengunjung penasaran dengan tempat ini.
Pengunjung wajib memarkir kendaraan di area parkir lalu berjalan kaki menaiki tangga-tangga menuju cafe and resto. Dari tempat parkir jaraknya kurang lebih seratus meter.
Agar tidak lelah atau jenuh menapaki tangga, pengunjung bisa sesekali berhenti menikmati pemandangan utuh Kota Ende atau merasakan angin sepoi-sepoi biar segar.
Bagi pemburu foto atau video perjalanan menapaki tangga dan pemandangan Ende bisa jadi story menarik di akun media sosial.
Tiba di pelataran cafe and resto lelah segera pulih. Cafe and resto dengan konsep ruang terbuka membuat pengunjung leluasa menikmati pemandangan.
Gazebo-gazebo dari kayu dan atapnya ijuk serta pagar-pagar dari bambu memberi kesan klasik. Untuk tempat duduk selain di gazebo, pengunjung bisa memilih bersantai di meja-meja kayu memanjang langsung menghadap ke arah pantai dan Kota Ende.
Dari pelataran cafe and resto ini pengunjung bisa menikmati pemandangan utuh Kota Ende, Gunung Meja, bentangan laut, Bandar Udara, dan bukit-bukit.
Acara softopening Kaki Lena Hills berlangsung meriah. Dihadiri puluhan pejabat dan ratusan pengunjung. Para pelayan mengenakan pakaian adat Ende.
Kemasan acara softopening perpaduan antara seni budaya daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan pertunjukan modern berupa live band, stand up comedy dan live DJ.
Menurut Karman selaku owner ke depan cafe and resto live DJ dan show band akan menjadi suguhan hiburan bagi para pengunjung.
Selain itu cafe and resto tersebut bisa disewa untuk acara pernikahan dengan biaya lima belas juta rupiah. Sudah termasuk di didalamnya soudsystem dan dekorasi.
Karman mengatakan, dia memilih lahan bertebing di samping Unflor itu, karena sangat strategis untuk menikmati pemandangan utuh Kota Ende.
Karman ingin agar pengunjung ketika datang ke Kaki Lena Hills, bisa menikmati banyak pilihan.
"Jadi mereka tidak saja nikmati minuman, makanan tapi juga bisa menikmati keindahan pemandangan dan suasana," ungkapnya.
Untuk makanan, kata Karman ada banyak jenis namun mereka mengutamakan pangan lokal. "Ada juga menu luar negeri, karena saya optimis para turis bisa mampir ke sini, tapi kita utamakan pangan lokal," ungkapnya.
Bupati Ende Djafar Achmad dalam sambutannya mengapresiasi kreativitas Karman Sadokaki.
Menurutnya apa yang dilakukan Karman menyulap lahan bertebing menjadi spot wisata sangat mendukung kemajuan pariwisata di Kabupaten Ende.
Selain itu, kata Bupati Djafar, mendukung pemerintah menurunkan angka pengangguran dan pengembangan di sektor ekonomi.
Dia katakan Ende sangat potensial karena merupakan, kota perdagangan, kota transit, kota pariwisata dan kota sejarah.
"Bicara pariwisata kita sudah punya danau Kelimutu yang sudah mendunia tapi tentu masih ada banyak lagi yang perlu kita kembangkan," ungkapnya.
Dia katakan, Kabupaten Ende bakal menjadi daerah super prioritas pariwisata karena memiliki kekayaan wisata alam, sejarah maupun budaya.
"Saat ini Labuan Bajo oleh Pemerintah Pusat tengah dikerjakan sebagai super premium pariwisata, berikut Ende sebagai super prioritas sesudah Labuan Bajo," kata Bupati Djafar.
Bupati Djafar menegaskan, bicara pariwisata di Ende tidak hanya terkonsentrasi pada Danau Kelimutu yang sudah mendunia, Situs Bung Karno, Taman permenungan Bung Karno, dan Kampung Adat dan masih banyak lagi.
Bupati Djafar mengatakan, 2021 mendatang, sektor pariwisata yang menjadi sektor unggulan Penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) akan mendapat prioritas.
Selain itu, lanjutnya, pembangunan infrastruktur berupa pembukaan jalan, peningkatan jalan dan pemeliharaan jalan yang tersebar di 21 wilayah Kecamatan terus dikerjakan dengan maksud untuk memudahkan akses transportasi.
"Pembangunan infrastuktur tersebut sekaligus untuk mendukung sektor pertanian, perkebunan terutama dalam membantu pemasaran hasil-hasil pertanian dan perkebunan para petani kita," ungkapnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oris Goti)