Opini Pos Kupang
Tahun 2020, Tidak Lebih Dingin dari Biasanya
Suhu udara di Wilayah NTT menjelang malam hingga dini hari sudah mulai terasa dingin beberapa hari ini mulai pertengahan bulan Agustus tahun 2020
Oleh : Hamdan Nurdin, Climate Forecast Stasiun Klimatologi Kupang
POS-KUPANG.COM - Suhu udara di Wilayah NTT menjelang malam hingga dini hari sudah mulai terasa dingin beberapa hari ini mulai pertengahan bulan Agustus tahun 2020.
Pada setiap musim kemarau suhu udara pada malam hari cenderung lebih dingin dibandingkan pada periode musim hujan.
Kondisi ini pada dasarnya normal-normal saja, dimana gerak semu matahari pada periode musim kemarau matahari sedang berada di Belahan Bumi Utara (BBU) yang berdampak pada meningkatnya pusat tekanan rendah (low pressure) di BBU.
Dampaknya adalah menghangatnya Suhu Perairan Laut (SPL) di wilayah BBU khususnya Benua Asia yang cenderung lebih hangat dibandingkan wilayah Belahan Benua Selatan (BBS) khususnya Benua Australia yang cenderung lebih dingin dari normalnya.
Hal ini berdampak pada pergerakan angin Timuran yang lebih intens diikuti kecepatan angin yang kencang sehingga massa udara dari wilayah Indonesia bagian selatan bergerak menuju ke wilayah BBU.
Indikasi inilah yang menyebabkan kenapa suhu udara pada malam hingga dini hari cenderung dingin di wilayah Indonesia bagian selatan khususnya wilayah NTT.
Cuplikan kondisi iklim di atas tidak sejalan dengan informasi yang telah dirilis oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) pada pertengahan Agustus 2020 yang mengatakan tentang perkembangan suhu udara.
Disebutkan, pada tahun 2020 ini menurut NOAA merupakan salah satu tahun terpanas dalam lima tahun terakhir. Januari hingga Juli tahun 2020 merupakan yang terpanas kedua dari rata-rata setelah tahun 2015.
• Kodim 1602 Ende Awasi dan Periksa Penumpang Niki Sejahtera Antisipasi Penyebaran Covid-19
Bagaimana dengan perkembangan suhu udara di wilayah NTT pada lima tahun terakhir? Apakah akan sesuai dengan kondisi normalnya atau sesuai dengan rilis NOAA yang menyatakan bahwa tahun 2020 merupakan salah satu tahun terpanas?
Kita mulai dari barat Pulau Flores, tepatnya di Kabupaten Manggarai Barat, normal suhu udara minimum di Stasiun Meteorologi Komodo berada pada kisaran 18.5 0 C dimana suhu minimum terendah terjadi pada puncak musim kemarau yaitu di bulan Agustus.
Sedangkan untuk suhu udara maksimum tertinggi terjadi pada bulan November dengan nilai yang tercatat sebesar 33,9 0 C.
Semenjak beberapa tahun terakhir suhu udara minimum cenderung lebih tinggi dari kondisi normalnya pada saat periode puncak kemarau, dimana pada Agustus 2015 anomali suhu udara minimum naik 0.9 0 C dari normalnya.
Kemudian di bulan yang sama pada tahun 2016 anomalinya naik 1.3 0 C dari normalnya. Pada tahun 2017 nilai anomali suhu minimum naik menjadi 2.5 0 C dari normalnya dan pada tahun 2018 anomali sekitar 0.7 0 C dari normalnya, serta pada tahun 2019 anomalinya berada pada nilai 1.3 0 C dari normalnya. Sedangkan pada Agustus tahun 2020 nilai anomali suhu udara minimum 2.1 0 C dari normalnya.
Sedangkan untuk suhu maksimum selama 5 tahun terakhir menunjukkan adanya peningkatan yang cukup signifikan dari normalnya, dimana pada tahun 2015 anomali suhu udara maksimum naik mencapai 4.9 0 C dari normalnya.
Dan pada bulan November 2015 menunjukkan nilai anomali tertinggi dengan nilai 4,9 0 C dari normalnya. Pada tahun 2016 suhu maksimum tertinggi terjadi pada bulan Januari dengan nilai anomali sebesar 3.1 0 C terhadap normalnya, kemudian pada tahun 2017 suhu maksimum tertinggi terjadi pada bulan Januari dengan nilai anomali sebesar 2.7 0 C dari normalnya.
Pada tahun 2018 suhu maksimum tertinggi terjadi pada bulan Oktober dengan nilai anomali sebesar 4.5 0 C dari normalnya, kemudian pada tahun 2019 hingga 2020 anomali suhu maksimum tertinggi sebesar 1,7 0 C terjadi pada bulan Februari 2019 dan Januari 2020.
Bergeser ke wilayah Kab. Manggarai, Stasiun Meteorologi Frans Sales Lega dianggap paling representatif untuk mewakili data iklim di wilayah tersebut, sejak 5 tahun terakhir anomali suhu udara minimum terjadi peningkatan dengan nilai anomali mencapai 3.7 0 C dari klimatologisnya.
Sedangkan untuk suhu udara maksimum juga memiliki trend kenaikan dengan nilai anomali suhu udara maksimum mencapai 4.6 0 C dari klimatologisnya. Kemudian kita bergeser lagi ke wilayah Kab. Sikka yang mana diwakili Stasiun Meteorologi Fransiskus Xaverius Seda, terlihat selama 5 tahun terakhir suhu udara minimum menunjukkan tren naik dimana nilai anomali suhu udara minimum mencapai 2.9 0 C selama lima tahun terakhir, sedangkan untuk suhu udara maksimum menunjukkan tren yang sama yaitu terjadi kenaikan suhu udara maksimum terhadap normalnya dengan nilai anomali menunjukkan yang cenderung naik mencapai 2.6 0 C.
Wilayah Flores Timur yang diwakili Stasiun Meteorologi Gewayantana menunjukkan tren naik dimana suhu udara minimum cenderung naik dengan nilai anomali mencapai 3.3 0 C dan suhu udara maksimum menunjukkan tren meningkat dimana nilai anomali meningkat mencapai 5.1 0 C.
Kondisi meningkatnya suhu udara minimum dan suhu udara maksimum dari normalnya menandakan bahwa aktual kondisi suhu udara di wilayah pulau Flores sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja. Jika di rata-ratakan kondisi peningkatan suhu udara minimum hingga 5 tahun terakhir di Pulau Flores mencapai 4.4 0 C dan suhu udara maksimum terjadi peningkatan mencapai 3.3 0 C.
Untuk Pulau Alor, dimana untuk stasiun pengamatan di wilayah ini diwakili Stasiun Meteorologi Mali -Alor. Suhu udara minimum terendah pernah terjadi di tanggal 19 Juli 1991, 3 Juli 2001, 3 Agustus 2001, 18 Agustus 2011 dengan nilai suhu 16.4 0 C. Nilai ini selama beberapa tahun terakhir sudah tidak pernah di record dalam pengamatan cuaca.
Berangkat dari ini maka kami mencoba untuk mencari nilai normal suhu minimum dan suhu maksimum di Pulau Alor, didapat normal suhu udara minimum berkisar antara 17.2 0 C -22.5 0 C dimana suhu minimum terendah terjadi diperiode musim kemarau (Mei, Juni, Juli, Agustus dan September).
Sedangkan untuk suhu udara minimum tertinggi terjadi pada periode musim hujan (November, Desember, Januari, Februari dan Maret). Nilai anomali suhu udara minimum di Pulau Alor pada periode musim kemarau menunjukkan tren naik dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, dimana pada tahun 2016 tren suhu udara minimum naik dengan nilai anomali mencapai 3.0 0 C, tahun 2017 hingga tahun 2018 anomali suhu minimum mencapai 2.8 0 C, kemudian pada tahun 2019 hingga Agustus 2020 anomali suhu minimum mencapai 2.5 0 C.
Kemudian pada periode musim kemarau suhu udara maksimum di pulau Alor menunjukkan tren naik, namun tidak se-signifikan seperti anomali suhu udara minimum ketika periode musim kemarau, dimana nilai anomali suhu udara maksimum mencapai 1.3 0 C hingga Agustus 2020.
Pulau Timor diwakili 2 stasiun pengamatan cuaca diantaranya Stasiun Klimatologi Kupang dan Stasiun Meteorologi El Tari. Suhu udara minimum normal untuk wilayah Stasiun Klimatologi Kupang berkisar antara 17.9 0 C -22.6 0 C sedangkan untuk normal suhu minimum di Stasiun Meteorologi El Tari berkisar antara 18.4 0 C -21.7 0 C.
Semenjak 2015 dari tahun ke tahun anomali suhu minimum di Kupang terus menunjukkan tren yang naik, dimana anomali suhu udara minimum pada tahun 2015 mencapai 1.3 0 C kemudian pada tahun 2016 mencapai 7.8 0 C, kemudian pada tahun 2017 mencapai 6.1 0 C, tahun 2018 mencapai 2.3 0 C, tahun 2019 mencapai 6.2 0 C dan tahun 2020 mencapai 3.3 0 C.
Sedangkan untuk suhu maksimum dalam 5 tahun terakhir terjadi penurunan yang cukup signifikan terhadap normalnya pada periode musim kemarau dimana anomalinya mencapai -4.2 0 C.
Pulau Sumba diwakili Stasiun Meteorologi Umbu Mehang Kunda-Waingapu. Normal suhu udara minimum berkisar antara 18.0 0 C -22.7 0 C dan normal suhu maksimum berkisar antara 32.4 0 C -35.3 0 C.
Pada 5 tahun terakhir suhu udara minimum menampilkan tren naik dimana tahun 2015 anomali suhu udara minimum mencapai 2.2 0 C hingga Agustus 2020 anomali suhu udara minimum terus menunjukkan tren naik hingga mencapai 2.6 0 C.
Sedangkan untuk anomali suhu maksimum menunjukkan tren yang sama seperti suhu minimum yaitu terus naik, dimana hingga Agustus 2020 anomali suhu udara maksimum mencapai 1.5 0 C.
Pulau Sabu diwakili Stasiun Meteorologi Tardamu, dimana normal suhu udara minimum berkisar antara 17.8 0 C -21.6 0 C dan normal suhu udara maksimum berkisar antara 31.9 0 C -35.2 0 C. Anomali suhu minimum di 5 tahun terakhir terjadi peningkatan di Pulau Sabu dengan kisaran 3.0 0 C hingga 4.8 0 C, sedangkan untuk anomali suhu maksimumdi hingga Agustus 2020 mencapai 1.6 0 C. Pulau Rote Ndao juga menunjukkan tren suhu yang terus naik, melalui hasil pengamatan yang dilakukan di Stasiun Meteorologi David Constantijn Saudale sejak tahun 2015 anomali suhu minimum di pulau Rote menunjukkan peningkatannya. Hingga Agustus 2020 anomali suhu minimum mencapai 3.4 0 C sedangkan untuk anomali suhu maksimum mencapai 1.1 0 C.
Hampir sebagian besar wilayah NTT menunjukkan tren suhu udara naik baik dari suhu minimum maupun suhu maksimum pada periode musim kemarau tahun 2020 ini. Dengan demikian tahun 2020 merupakan tahun terpanas kedua setelah tahun 2015 -2016 yang dipengaruhi oleh El Nino kuat pada tahun tersebut.
Perubahan iklim sedang terjadi dan akan terus terjadi. Kita perlu melakukan hal-hal kecil dalam hal mitigasi sejak dini untuk dapat memperlambat laju perubahan yang terus terjadi dan marilah kita bersama-sama menyelamatkan bumi kita dari segala macam malapetaka yang diakibatkan perubahan iklim tersebut. Kita awali dengan menjauhkan segala yang menghasilkan emisi gas rumah kaca dari diri kita, keluarga, dan lingkungan.
Sebagaimana pepatah bijak mengatakan, mencegah lebih baik daripada mengobati. (*)