Puasa di Bulan Muharram, Simak Niat & Tata Cara Mandi Wajib Jelang Puasa Asyura & Puasa Ayyamul Bidh

Niat & Tata Cara Mandi Wajib Jelang Puasa Asyura & Puasa Ayyamul Bidh untuk Pria dan Wanita

Editor: Eflin Rote
Instagram bimbingan Islam
Keutamaan Puasa Asyura 

POS-KUPANG.COM - Berikut bacaan Niat Mandi Wajib & Tata Cara Mandi Wajib jelang Puasa di Bulan Muharram mulai Puasa Tasua, Puasa Asyura dan Puasa Ayyamul Bidh, cek perbedaannya dengan Mandi Junub.

Jelang pelaksanaan Puasa di Bulan Muharram mulai Puasa Tasua, Puasa Asyura dan Puasa Ayyamul Bidh, alangkah baiknya untuk mandi wajib terlebih dahulu karena bagian dari sunnah. Ini Niat Mandi Wajib & Tata Cara Mandi Wajib.

Hakikat Mandi Wajib atau Mandi Junub jelang Puasa di Bulan Muharram mulai Puasa Tasua, Puasa Asyura dan Puasa Ayyamul Bidh adalah membersihkan anggota badan dari bau yang tidak sedap, dan membuat badan menjadi segar.

 

Sebelum memulai memulai berpuasa Tasua, Asyura atau Ayyaml Bidh, ada baiknya membersihkan hadas dengan mandi. Bagi yang berhadas besar harus melakukan mandi wajib

Seperti diketahui, Islam mengizinkan suami istri berhubungan badan. Lalu muncul pertanyaan, bagaimana ketika selesai bersetubuh suami-istri kebablasan tidur sampai masuk waktunya berpuasa, tanpa lebih dulu Mandi Wajib atau Mandi Junub?

Jika terlewat waktu Imsak, Suami-istri harus tetap Mandi Junub alias Mandi Wajib lalu melanjutkan puasanya. Tapi baiknya Mandi Wajib sebelum Subuh.

Jika Imsak masih lama, baiknya mandi dulu baru sahur. Kalau mendekati imsak maka baiknya sahur dulu.

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menjumpai waktu fajar di bulan Ramadhan dalam keadaan junub bukan karena mimpi basah, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi dan tetap berpuasa.” (HR. Bukhari-Muslim).

Hadits di atas diperkuat lagi dengan ayat, “Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam” (QS. Al Baqarah: 187).

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Yang dimaksud dengan mubasyaroh (basyiruhunna) dalam ayat di atas adalah jima’ atau hubungan intim.

 Rizky Billar Jengah Jalinannya dengan Lesty Kejora Jadi Bahan Ramalan Denny Darko, Percaya Musyrik

 KABAR DUNIA TERKINI! Radang Usus Kronis Sejak 2007,PM Jepang Shinzo Abe Resmi Mengundurkan Diri

 Novel Baswedan Positif Covid-19, Masjid di Dekat Rumahnya Ditutup, Jemaah Kaget

 Jaksa Pinangki Kembali Dosorot, Tak Pakai Rompi Tahanan Meski Tersangka, Kejaksaan Agung Beri Alasan

 Gugat UU Penyiaran ke MK, RCTI Trending di Twitter,Respon Komisi I DPR dan Dampaknya Jika Dikabulkan

Dalam lanjutan ayat disebutkan, “Ikutilah apa yang telah ditetapkan oleh Allah untuk kalian”.

Jika jima’ itu dibolehkan hingga terbit fajar (waktu Shubuh), maka tentu diduga ketika masuk Subuh masih dalam keadaan junub. Puasa ketika itu pun sah karena Allah perintahkan

“Sempurnakanlah puasa itu sampai datang malam.”

Itulah dalil Al Quran dan juga didukung dengan perbuatan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menunjukkan bolehnya masuk Subuh dalam keadaan junub.”

tribunnews
Tata cara mandi wajib (belajar islam)

Tata Cara Mandi Wajib bagi Pria

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved