Kekuatan Militer Timor Leste Tak Ada Dalam Peta Kekuatan Dunia, Padahal Sudah 18 Tahun Merdeka, Lho?
Dalam referendum populer yang diawasi oleh PBB pada Agustus 1999, mayoritas rakyat Timor-Leste memilih untuk merdeka dari Indonesia.
Kekuatan Militer Timor Leste Tak Ada Dalam Peta Kekuatan Dunia, Padahal Sudah 18 Tahun Merdeka, Lho?
POS-KUPANG.COM - Kisah perjuangan Timor Leste hingga mencapai kemerdekaan, sungguh amat panjang. Jatuh bangun negara ini berjuang meraih cita-citanya sebagai negara sendiri.
Jejak perjuangan nan panjang itu terekam jelas dalam setiap lembar sejarah yang ditorehkan anak-anak bangsa tersebut.
Jika ditilik dari awal tutur sejarah itu, maka beginilah kisahnya, sejak Portugis menguasai daerah tersebut hingga akhirnya diakui dunia menjadi negara pada 20 Mei 2002.
Portugis mulai berdagang dengan pulau Timor pada awal abad ke-16 dan menjajahnya pada pertengahan abad.
Pertempuran dengan Belanda di wilayah tersebut, akhirnya menghasilkan perjanjian tahun 1859 di mana Portugal menyerahkan bagian barat pulau itu ke tangan Belanda.
Kemudian Kekaisaran Jepang menduduki Timor dari tahun 1942 hingga 1945, tetapi Portugal melanjutkan otoritas kolonial setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II.
Timor Timur mendeklarasikan dirinya merdeka dari Portugal pada 28 November 1975 dan diserbu serta diduduki oleh pasukan Indonesia sembilan hari kemudian.
• Baru 10 Bulan Jadi Menteri, Erick Thohir Sudah Ganti Banyak Bos BUMN: Bila Kinerja Jeblok Ya Dicopot
• Mulan Jameela Terkena Karma Usai Dituding Jadi Pelakor, Dulu Benci Kelakuan Ahmad Dhani
Lalu wilayah ini dimasukkan ke Indonesia pada bulan Juli 1976 sebagai Provinsi Timor Timur.
Kampanye pengamanan yang tidak berhasil terjadi selama dua dekade berikutnya, di mana sekitar 100.000 hingga 250.000 orang tewas.
Dalam referendum populer yang diawasi oleh PBB pada Agustus 1999, mayoritas rakyat Timor-Leste memilih untuk merdeka dari Indonesia.
Namun, dalam tiga minggu berikutnya, milisi anti-kemerdekaan Timor - yang diorganisir dan didukung oleh militer Indonesia - memulai kampanye pembalasan besar-besaran.
Milisi membunuh sekitar 1.400 orang Timor dan memaksa 300.000 orang ke Timor Barat sebagai pengungsi.
Sebagian besar infrastruktur negara, termasuk rumah, sistem irigasi, sistem pasokan air, dan sekolah, dan hampir semua jaringan listrik negara itu hancur.
Pada tanggal 20 September 1999, pasukan penjaga perdamaian yang dipimpin Australia dikerahkan ke negara itu dan mengakhiri kekerasan.