Djoko Tjandra
Ternyata Kejaksaan Sudah Eksekusi Djoko Tjandra dalam Kasus Bank Bali dengan Nilai Rp 546 Miliar
Saya Setia Untung, saat itu selaku Kepala Kejari Jakarta Selatan, telah melaksanakan eksekusi sebagaimana tugas jaksa selaku eksekutor
Ternyata Kejaksaan Sudah Eksekusi Djoko Tjandra dalam Kasus Bank Bali dengan Nilai Rp 546 Miliar
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Wakil Jaksa Agung Setia Untung Arimuladi menegaskan kejaksaan sudah mengeksekusi uang Rp 546 miliar milik Djoko Tjandra dalam kasus pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali.
Hal itu disampaikannya untuk meluruskan spekulasi yang beredar perihal pelaksanaan eksekusi uang tersebut.
"Saya Setia Untung, saat itu selaku Kepala Kejari Jakarta Selatan, telah melaksanakan eksekusi sebagaimana tugas jaksa selaku eksekutor untuk melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap," kata Untung seperti dikutip dari Tribunnews.com, Selasa (25/8/2020).
Ia mengatakan, dirinya mengikuti langsung pelaksanaan eksekusi yang dilakukan di Bank Permata pada 29 Juni 2009 silam.
Kemudian, Untung menunjukkan berita acara pelaksanaan eksekusi yang diteken pejabat Bank Permata pada saat itu.
Eksekusi tersebut, katanya, telah melalui proses yang panjang dan alot.
Namun, uang tersebut akhirnya disetorkan melalui Real Time Gross Settlement (RTGS) kepada kas negara.
"Perlu saya sampaikan bahwa eksekusi jaksa uang sebesar Rp 546 miliar kurang lebih telah disetorkan melalui RTGS langsung ke kas pembendaharaan negara di Kementerian Keuangan. Ada bukti setor yang telah disetorkan ke kas negara," jelasnya.
Untung pun meminta pihak-pihak yang masih tak percaya dengan pelaksanaan eksekusi tersebut untuk bertanya langsung kepada pihak Kementerian Keuangan.
Ia sekaligus meminta publik tidak menyudutkan Kejaksaan selaku eksekutor.
Dalam kasus ini, PN Jakarta Selatan sebelumnya memutuskan Djoko Tjandra bebas dari tuntutan.
Kemudian, Oktober 2008, kejaksaan mengajukan peninjauan kembali (PK) ke Mahkamah Agung.
MA menerima dan menyatakan Direktur PT Era Giat Prima itu bersalah.
Djoko dijatuhi hukuman dua tahun penjara dan harus membayar denda Rp 15 juta serta uangnya di Bank Bali sebesar Rp 546 miliar dirampas untuk negara.