Ende Positif ASF Sudah 2.000 Babi Mati

Tingginya data kematian babi di Kabupaten Ende Provinsi NTT ternyata disebabkan oleh Virus African Swine Fever ( ASF)

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
POS- KUPANG.COM/Romualdus Pius
Kadis Pertanian Kabupaten Ende, Ir Marianus Alexander 

POS-KUPANG.COM | ENDE - Tingginya data kematian babi di Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur ( Provinsi NTT) ternyata disebabkan oleh Virus African Swine Fever ( ASF) atau demam babi Afrika.

Pemeriksaan terhadap 24 sampel di Laboratorium BBVet Denpasar, 17 diantaranya dinyatakan terkonfirmasi positif ASF.

Demikian disampaikan oleh Kadis Pertanian dan Peternakan Kabupaten Ende Marianus Alexander kepada POS-KUPANG.COM, Jumat (21/8/2020).

Ganjar Pranowo, Kian Moncer di Tengah Pandemi: Tidak GR Meski Namanya Masuk Bursa Capres

Marianus menegaskan tidak ada vaksin untuk virus ASF. Oleh karena itu masyarakat mesti benar-benar menerapkan bio security untuk memutus mata rantai penyebaran virus ASF. "Harus perkuat bio security," ungkapnya.

Dia menyebut, jumlah babi yang mati hingga saat ini mencapai 2.000 lebih ekor. Namun menurutnya, akhir-akhir ini jumlah kematian babi menurun. "jumlah yang mati ini terhitung sejak Mei 2020," ungkapnya.

Soekarno-Hatta Diculik di Rengasdengklok: Gowes Sepeda 6 Jam Demi Lihat Kamar Bung Karno

Dinas Pertanian dan Peternakan sendiri, kata dia, terus melakukan upaya komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat dan peternak untuk mencegah bertambahnya kasus kematian babi.

Secara teknis, lanjutnya, melalui petugas di tiapkecamatan poskeswan terus melakukan pendampingan dan sosialisasi untuk menekan angka kematian babi. "Hasilnya ada penurunan atau penambahan kematian babi yang lamban saat ini," ungkapnya.

Dia jelaskan yang paling penting yang harus dijaga baik para peternak dan masyarakat umum untuk menjaga kebersihan dan higienesnya kandang sehingga babi tidak dak mudah terserang virus.

"Umumnya Gejala klinis yang terjadi babi mengalami demam, tidak mau makan, panas tinggi, dan biasanya ada cairan keluar dari dubur serta mulut berbusa," ungkapnya.

Dia katakan langkah Dinas Pertanian dan Peternakan menanggulangi kematian babi, sejak Februari 2020 melalui instruksi Bupati Ende untuk menghentikan keluar masuk ternak babi dan olahannya.

"Bukan baru sekarang sejak Februari sudah ada instruksi Bupati melarang keluar masuk ternak babi, olahan daging babi antar wilayah, antar kota, antar kecamatan bahkan antar kampung," ungkapnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved