Atasi Kekurangan Air Minum Bersih, Pemkab Belu Optimalkan Mobil Tangki
Kesulitan air minum bersih tidak hanya dialami masyarakat di desa tetapi juga dirasakan masyarakat Kota Atambua.
Penulis: Teni Jenahas | Editor: Rosalina Woso
Atasi Kekurangan Air Minum Bersih, Pemkab Belu Optimalkan Mobil Tangki
POS-KUPANG.COM| ATAMBUA--Memasuki musim kemarau, masyarakat Kabupaten Belu mulai merasakan krisis air minum bersih. Kesulitan air minum bersih tidak hanya dialami masyarakat di desa tetapi juga dirasakan masyarakat Kota Atambua. Kondisi seperti ini sering terjadi setiap tahunnya.
Pemerintah sudah berupaya dengan membangun sumur bor di beberapa wilayah termasuk memperbaiki jaringan perpipaan agar distribusi air tetap lancar. Namun upaya ini belum mencakupi semua wilayah sehingga masih banyak masyarakat yang mengalami kesulitan air minum bersih.
Pemerintah Kabupaten Belu dibawah kepemimpinan Bupati Willybrodus Lay-J.T Ose Luan tak tinggal diam. Berbagai langkah antisipasi terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air minum masyarakat di Rai Belu, daerah perbatasan RI-RDTL.
Salah satu cara yang dilakukan Pemkab Belu adalah melayani air minum bersih menggunakan mobil tangki milik Pemda. Tahun ini, Pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengkerahkan delapan mobil tangki untuk memberikan pelayanan air bersih bagi masyarakat di 9 kecamatan. Bantuan subsidi air bersih ini dihandle Dinas PUPR Belu dengan pemantaun para camat.
Hal ini dibenarkan Kepala Dinas PUPR Kabupaten Belu, Vincent K. Laka, ST saat dikonfirmasi Pos Kupang.Com, Jumat (14/8/2020). Katanya, Dinas PUPR telah mengeluarkan Surat Pemberitahuan tanggal 10 Agustus 2020. Surat ditujukan kepada para camat penerima bantuan mobil tangki air bersih kepada masyarakat miskin.
Menurut Vincet, ada sembilan kecamatan yang menjadi sasaran distribusi air minum bersih ini yakni, Kecamatan Lamaknen Selatan, Lamaknen, Raihat, Lasiolat, Tasifeto Barat (Tasbar), Tasifeto Timur, Kakuluk Mesak, Raimanuk dan Kecamatan Nanaet Duabesi. Jumlah mobil tangki yang beroperasi sebanyak delapan. Mobil diparkir di kantor camat masing-masing, kecuali Kecamatan Kakuluk Mesak, Tasifeto Barat dan Tasifeto Timur tetap parkir di Kantor Dinas PUPR Kabupaten Belu karena wilayah distribusinya masih dekat dengan Kota Atambua.
Vincent mengharapkan, langkah antisipasi yang dilakukan pemerintah ini dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air minum setiap hari pada musim kemarau.
Bupati Belu, Willybrodus Lay dalam setiap kunjungan kerja selalu mendapat keluhan dari masyarakat tentang krisis air bersih. Kesulitan air bersih tidak hanya dialami masyarakat di desa tetapi juga masyarakat Kota Atambua.
Untuk itu, pemerintah mengoptimalkan mobil tangki yang ada supaya mendistribusikan air minum bersih kepada masyarakat. Mobil tangki standby di kecamatan untuk melayani masyarakat.
Pendistribusian air menggunakan mobil tangki ini bukan baru dilakukan tetapi pola ini sejak tahun 2018 silam. Hal ini disampaikan pemerintah kepada DPRD Belu saat sidang beberapa waktu lalu. DPRD juga mendorong pemerintah agar mengoptimalkan penggunaan mobil tangki untuk melayani air bersih bagi masyarakat.
Selain mendistribusikan air minum bersih kepada masyarakat, di musim ini juga Pemkab Belu mempersiapkan olah lahan pertanian milik masyarakat. Pemkab Belu dibawah kendali Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan mengkerahkan 28 unit traktor besar.
Pengolahan lahan dimaksud untuk mempersiapkan musim tanam pertama (MT I) tahun 2020-2021 yang siklusnya dari November-Maret. Untuk pengolahan lahan dimulai dari sekarang hingga musim hujan tiba.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Belu, Gerardus Mbulu saat dikonfirmasi Pos Kupang.Com, Rabu (12/8/2020) mengatakan, setiap tahun pemerintah selalu mempersiapkan lahan pertanian yang diolah menggunakan traktor milik pemerintah.
Pemerintah menyiapkan 28 unit traktor besar untuk mengolah lahan masyarakat yang tersebar di 12 kecamatan se-Kabupaten Belu. Pemerintah sudah menyampaikan kepada masyarakat agar jauh-jauh hari mempersiapkan lahan dengan baik sehingga saat traktor masuk langsung balik lahan.
Diharapkan kepada masyarakat agar membersihkan lahan masing-masing jauh sebelum traktor tiba di lokasi.