Breaking News

NEWS ANALYSIS Dr Suciati, SPd, Mds Dosen Prodi Pendidikan Tata Busana UPI: Terkesan Menakutkan

Sebagai akademisi Tata Busana, tapi sebagai orang yang melihat, kok menakutkan. Intinya bukan kesan keceriaan, tetapi sesuatu yang menegangkan

Editor: Kanis Jehola
Jeprima/Tribunnews
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menghadiri Sidang Tahunan MPR RI dengan memakai baju adat Sabu NTT 

POS-KUPANG.COM - TERLEPAS dari saya sebagai akademisi Tata Busana, tapi sebagai orang yang melihat, kok menakutkan. Intinya bukan kesan keceriaan, tetapi sesuatu yang menegangkan.

Faktor yang membuat tampilan Presiden Jokowi memberi kesan menakutkan dan penuh ketegangan tidak hanya karena pemilihan warna hitam dan emas yang dominan serta penggunaan masker, tetapi juga karena kain yang disilangkan di dada.

Itu juga memberikan kesan yang berbeda dengan kalau selendang disimpan di kiri atau kanan saja, atau kiri-kanan tapi bentuknya lurus. Karena ini dibuat diagonal, kesannya juga tegas. Itu juga memberikan satu ketegangan.

Motif Pakaian Adat Sabu Simbol Kejayaan

Kesan tersebut memang berkurang ketika Jokowi masuk ke dalam ruang sidang dan melepas maskernya. Namun, kesan lain yang tertangkap adalah kesan kurang rapi dan terburu-buru.

Ini terlihat dari penutup kepala yang kurang tegak dan cenderung turun, beberapa unsur garis yang bertubrukan di area dada, hingga penataan kain di bagian pinggang yang kurang rapi serta tampak 'ngatung'.

Erwin Yuan: Sebuah Kehormatan

Perpaduan item yang digunakan Jokowi juga memberi kesan berat ketika dipakaikan pada figurnya yang tinggi dan kurus. Beberapa garis bertubrukan jadinya. Silang, lengkung, apalagi dengan hitam, termasuk sinjang yang di atas dengan rumbai-rumbai terkesan acak-acakan seperti segala dibawa.

Mengapa seperti itu? Aslinya pasti telanjang dada jadi penambahan masker, kemeja, pantalon (celana), dan sepatu menyebabkan menjadi kesan tadi.

Meski begitu, perlu ada penelusuran lebih jauh untuk mengetahui lebih dalam makna di balik baju adat Suku Sabu yang digunakan Jokowi.

Saya berharap, busana yang dipakaikan pada Jokowi memang busana yang digunakan oleh tokoh tertinggi di adat tersebut untuk upacara adat tertinggi. Selain itu, perlu ditelusuri lebih lanjut pula apakah struktur busananya sudah sesuai pakem atau tidak, apakah boleh ada penambahan elemen lain, dan lain sebagainya.

Apalagi kalau ditelusuri lebih jauh, ini pidato kenegaraannya mengenai apa? Kenapa suku itu yang dipilih? Adakah keterkaitan antara hitam dengan emas? Dengan motif flora yang lebih menonjol?

Dengan penataan seperti itu, yang dominan adalah silang di dada yang didiagonalkan? Itu perlu penelusuran lebih jauh.

Mengapa penggunaan busana adat idealnya mengikuti pakem? Ada sebuah sistem penandaan yang mengandung makna, mulai dari pemilihan tekstur kain, warna, motif, model, hingga padu padan kelengkapan dan warna.

Selain itu, busana adat tersebut juga digunakan oleh pimpinan tertinggi negara dalam sebuah acara kenegaraan. Kecuali kalau pakaiannya untuk kita-kita saja. Kalau untuk negarawan pada akhirnya itu memberikan signified dan signifier (petanda dan penanda) yang berbeda, karena busananya dipakai oleh tokoh. (kompas.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved