Anak Amien Rais Ribut dengan Wakil Ketua KPK di Pesawat Garuda, Tabuat Muntas Bikin Gerah Penumpang

Dalam dunia penerbangan ada atauran tersendiri untuk mengatur aktivitas di dalam pesawat demi keselamatan penerbangan

Editor: Alfred Dama
KOMPAS.com/ARSIP GARUDA INDONESIA
Pesawat Boeing 737 MAX 8 telah dioperasionalkan oleh Garuda Indonesia, di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Minggu (7/1/2018). 

Anak Amien Rais Ribut dengan Wakil Ketua KPK di Pesawat Garuda, Tabuat Muntas Bikin Gerah Penumpang

POS KUPANG.COM -- Dalam dunia penerbangan ada atauran tersendiri untuk mengatur aktivitas di dalam pesawat demi keselamatan penerbangan

Namun masih ada saja penumpang yang bandel dan kerap mengacuhkan aturan yang ada sehingga bukan saja cabin crew  yang harus turun tangan tetap juga membuat penumpang lain gerah

Kali ini tabiat anak Amin Rais di dalam pesawat Garuda Indonesia kembali menjadi sorotan 

Terjadi keributan antar penumpang pada maskapai Garuda Indonesia.

Penumpang yang terlibat keributan ini yakni Muntas Rais Ahmad anak dari Amien Rais dengan Pamolangi Nawawi selaku Wakil Ketua KPK

Hal ini diamini langsung oleh Dirut Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra.

Rizky Febian Malu-Malu Akui Anya Geraldine Tipenya, Sampai Gandengnya di Lagu Terbarunya, Modus?

Jika TNI AL Tempatkan Pasukan Militer di Kepulauan Natuna Bisa Bikin Malaysia Terbelah

Taktik Licik China Memaksa Indonesia dan Malaysia Makin Terdesak, Tapi Indonesia Tak Gentar

Ungkapan Hati Veronica Tan Selama iniDiam,Tak Diperhatikan Ahok yangSelalu Pergi Pagi PulangMalam

Veronica Koman Dalam Pelarian Dimintah Kembalikan Uang Negara Rp 773 Juta,Tetap Bersuara untuk Papua

Ia menjelaskan insiden itu berlangsung pada Rabu (12/8/2020) pada penerbangan GA 643 rute Gorontalo - Makassar - Jakarta.

"Peristiwa tersebut dipicu oleh salah satu penumpang di kelas bisnis yang kedapatan menggunakan handphone ketika pesawat tengah boarding dari Gorontalo dan ketika pesawat tengah melakukan refueling sewaktu transit di Makassar," ujar Irfan kepada Warta Kota, Kamis (13/8/2020).

Muntaz Rais saat itu sedang asyik menelepon bahkan suaranya semakin keras.

Kemudian ditegur oleh Cabin Crew namun tidak mengindahkan.

Ketika ditegur ketiga kalinya yang bersangkutan malah membentak - bentak Cabin Crew.

Pamolangi Nawawi yang berada di dalam pesawat dengannya berupaya agar putra Amien Rais ini patuh aturan dan jangan memarahi petugas.

Akan tetapi Muntaz Rais Ahmad ini tidak terima. Dan berbalik marah dengan Wakil Ketua KPK itu.

"Sesuai aturan keselamatan penerbangan, awak kabin telah menyampaikan reminder kepada penumpang itu sebanyak tiga kali.

"Namun demikian penumpang yang dimaksud tidak mengindahkan pemberitahuan tersebut serta menyampaikan teguran kepada awak kabin yang bermaksud mengingatkan," ucapnya.

"Hal tersebut mengakibatkan penumpang lain yang juga duduk di kelas bisnis turut menegur penumpang bersangkutan sehingga adu argumen antar penumpang," sambung Irfan.

Irfan menyatakan bahwa Garuda Indonesia tidak akan memberikan toleransi terhadap pihak yang kedapatan dengan sengaja melanggar aturan keselamatan penerbangan.

Dirinya memastikan akan memberikan dukungan penuh terhadap awak kabid yang mendapatkan perlakukan tidak menyenangkan khususnya ketika berupaya menerapkan aturan keselamatan penerbangan terhadap penumpang.

"Ada pun atas laporan salah satu penumpang yang terlibat adu argumen ini tengah ditangani oleh pihak berwajib," ungkapnya. (dik)

Amien Rais Cuap-cuap Lagi Kritik Mentor Gibran, Juga Ingatkan Jokowi, Cukup Pedas? 

Pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais mengkritik Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan yang ingin menjadi mentor politik Gibran.

Kritik dilontarkan Amien Rais lewat akun media sosial Twitter-nya, @Amien_Rais, saat merespons cuitan Zulhas di akun @ZUL_Hasan.

Ia menyatakan bahwa partai politik yang didirikan untuk melawan oligarki politik kini telah berubah menjadi partai politik yang menjadi mentor oligarki politik.

"Partai yang pernah didirikan untuk melawan oligarki politik, kini menjadi mentor oligarki politik," ucap Amien Rais dilihat di akun twitternya, Kamis (13/8).

Namun, Amien Rais tak mau menyimpulkan apakah langkah Zulhas dan DPP PAN itu bisa disebut tengah menyakiti basis ideologis pemilih PAN. Mantan Ketua MPR itu menyerahkan kepada rakyat untuk menilai langkah Zulhas yang ingin menjadi mentor politik Gibran tersebut.

"Apakah @Official_PAN tengah menyakiti basis ideologis pemilihnya? Biarkan rakyat yang menilai," kata Amien Rais.

Amien Rais juga memberikan pesan khusus untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) jelang HUT ke-75 RI. Melalui video yang diposting di akun Instagramnya @amienraisofficial, Amien Rais mengingatkan Jokowi untuk tidak terjebak dalam politik "koncoisme" dalam memimpin negara ini.

Karena menurut dia, politik koncoisme adalah bagian dari politik partisan yang bisa membawa bangsa ini ke arah perpecahan.

"Politik partisan semacam ini tidak bisa tidak, cepat atau lambat membelah bangsa Indonesia. Tidak boleh seorang presiden terjebak pada mentalitas koncoisme," ujar Amien Rais.

Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais (tengah) bersiap menjalani pemeriksaan di Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Jalan Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu (10/10). Penyidik Direktorat Kriminal Umum melakukan pemeriksaan terhadap Amien Rais sebagai saksi terkait kasus berita bohong untuk tersangka Ratna Sarumpaet.
Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais (tengah) bersiap menjalani pemeriksaan di Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Jalan Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu (10/10). Penyidik Direktorat Kriminal Umum melakukan pemeriksaan terhadap Amien Rais sebagai saksi terkait kasus berita bohong untuk tersangka Ratna Sarumpaet. (Warta Kota/Henry Lopulalan)

Dia melihat, demokrasi di era kepemimpinan Presiden Jokowi, sejak menjadi Presiden pada 2014-2019 hingga saat ini, perkembangan politik nasional semakin jauh dari spirit demokrasi.

"Perkembangan politik nasional bukan semakin demokratis, tetapi malahan kian jauh dari demokrasi. Tidak berlebihan bila saya katakan hasil pembangunan politik di masa Pak Jokowi telah memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia," jelasnya.

Dia mencotohkan, ketika Jokowi tidak memilih tidak menemui perwakilan dari kelompok pengunjuk rasa damai di depan Istana Merdeka, pada 4 November 2016 lalu.

Ketika itu massa yang tergabung dalam GNPF-MUI berunjuk rasa mendesak mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok) dipenjara karena menista agama.

Tiga utusan pengunjuk rasa ingin bertemu Jokowi. Tapi hingga sore hari, Jokowi tak kunjung menemui mereka. Saat itu Jokowi melakuian sidak ke Bandara Soekarno-Hatta.

Sampai saat ini kata dia, penyakit partisan itu masih tetap menjadi pegangan rezim Jokowi dalam menghadapi umat Islam yang kritis terhadap kekuasaannya.

Ia menyadari tidak ada satu analisa atau gagasan apa saja yang tidak menunjukkan sikap pro dan kontra.

Untuk itu dia siap menerima kritik, koreksi dan bantahan serta masukan lain terkait apa yang ia sampaikan.

Merespon pernyataan tersebut, Zulkifli Hasan menjelaskan maksud dari pernyataannya yang ingin menjadi mentor politik putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka. Zulhas mengaku sempat memberikan pesan-pesan kepada Gibran.

Pesan itu adalah agar Gibran tidak melupakan perjuangan para pendiri bangsa yang menginginkan persatuan dan kesatuan. Ia juga meminta Gibran tidak berpolitik yang justru mendorong perpecahan. (tribun network/mal/mam/wly)

Sebagian Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Bikin Heboh, Keributan Anak Amien Rais dengan Wakil Ketua KPK di Garuda Indonesia, https://wartakota.tribunnews.com/2020/08/13/bikin-heboh-keributan-anak-amien-rais-dengan-wakil-ketua-kpk-di-garuda-indonesia?page=all.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved