Ketum Hipmi Mardani H Maming Kunjungi Labuan Bajo: Beri Stimulus Pelaku Pariwisata
KETUA Himpunan Pengusaha Muda Indonesia ( HIPMI) Mardani H Maming bertandang ke Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat
POS-KUPANG.COM - KETUA Himpunan Pengusaha Muda Indonesia ( HIPMI) Mardani H Maming bertandang ke Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat. Mantan Bupati Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan ini menikmati objek wisata Labuan Bajo.
Mardani tidak sendirian. Ia ditemani Wakil Ketua Umum Hipmi, Eka Sastra dan sejumlah rekannya, termasuk Sekertaris Umum BPD Hipmi Provinsi NTT Yohanes Agusto Masteriano. Sebelumnya, mereka berwisata di Bali.
• Lepas Calon Bintara, Dandim Koerniawan : Jangan Lupa Doa Restu Orang Tua
Begaimana kesannya terhadap Labuan Bajo? Objek wisata apa saja yang dikunjungi? Apa program Hipmi untuk memajukan pariwisata Indonesia? Wartawan Pos Kupang Gecio Assale Viana mewawancarai Ketua Umum Hipmi Mardani H Maming di Labuan Bajo, Rabu (12/8). Berikut petikannya:
Sudah berapa lama di Labuan Bajo?
Kami sudah 2 hari di Labuan Bajo. Kemarin 2 hari di Bali dan hari ini kembali. Ini merupakan kesempatan kedua saya dapat berkunjung ke Labuan Bajo. Sangat bagus
Apa kesan pertama saat tiba di Labuan Bajo?
Kesannya sangat bagus, tujuan dari kunjungan kami selain menikmati pariwisata di sini, kami ingin memberikan sinyal positif dan memberikan stimulus kepada pelaku pariwisata dan turis bahwa kita sudah siap pasca Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan. Tujuan kami memancing dan mempelopori, kami masukan juga di medsos kami.
Selama di Labuan Bajo kunjugi objek wisata apa saja?
Kemarin kami keliling di beberapa wisata darat, lalu wisata laut, kami ke di Pulau Sabolo, sangat menarik.
Bagaimana menurut anda melihat destinasi wisata yang ada?
Hanya satu yang disayangkan adalah bule yang mengelola (destinasi wisata Pulau Sabolo), hal ini harus menjadi satu perhatian bersama, kenapa bukan putera daerah yang mengelola.
• Putus dari Ariel NOAH & Reino Barack Luna Maya Pilih Bareng Pria Ini Bukan Faisal Nasumuddin, Siapa?
Labuan Bajo jadi menjadi wisata dunia yang memiliki daya tarik satwa purbakala Komodo. Kalau kita tidak menjaga asetnya, saya rasa nanti pulau-pulau yang ada akan dikuasai oleh orang asing. Regulasi inilah yang saya lihat harus fokus, kepada pemerintah untuk menjaganya, paling tidak ada asing, tapi harus bekerja sama dengan warga lokal, bukan asing yang memiliki. Tapi asing yang bekerja sama dengan warga lokal, sehingga kesejahteraan masyarakat setempat dan asing sama-sama mendapatkan keberhasilan atau kesejahteraan bersama.
Jadi bagi saya ini yang harus ditanamkan. Yang kami mau, jangan sampai pulau-pulau dimiliki asing, kita meminta asing bekerja sama dengan putera daerah untuk mengelola itu, sehingga kesejahteraan masyarakat lokal dan pengusaha lokal serta asing sama-sama sejalan, sehingga sama-sama sejahtera.
Apa yang harus diperkuat agar peran pengusaha lokal pun ada dalam menikmati pariwisata yang ada?
Menurut saya, harus diatur dalam regulasi, setahu saya dalam aturan perundang-undangan, pihak asing tidak boleh menguasai pulau.
Dalam konsep menyewa ini yang perlu diatur, kalau dia (pihak asing) dalam berbisnis, harus menggandeng atau merangkul pengusaha lokal, jadi misalnya dia membangun cottage, nah ini harus sama-sama antara pengusaha lokal dan pengusaha asing, sehingga sejahtera sama-sama. Kalau tidak seperti di Bali, semua milik asing, akhirnya seperti dikontrak, kita pakai nominee (pinjam nama), dan itu merugikan negara kita, karena pajaknya tidak masuk dalam negara kita.
Pakai nominee ini, padahal bukan pemilik putera daerah, hanya nominee saja, ini yang perlu digarisbawahi.
Bagaimana peluang dan tantangan Labuan Bajo untuk menjadi destinasi wisata premium Indonesia?
Tantangan pertama, saya lihat infrastruktur, jika dilihat saat ini infrastruktur jalan masih kecil-kecil, itu harus segera dipersiapkan. Selanjutnya, bandar udara (bandara) harus dipersiapkan runway (landasan pacu)-nya, jangan sampai seperti Bali, harga tanahnya sudah mahal dan penduduknya sudah padat, mau bikin runway pun susah.
Mau sebagus apapun kita mempromosikan pariwisata, kalau runway nya misalnya hanya 1 dan hanya 200 pesawat yang dapat landing dikalikan dengan jumlah penumpang setiap pesawat, semakin banyak runway semakin bagus.
Kita bisa lihat seperti negara Singapura yang memiliki 50 ribu hektare kotanya, tapi punya 5 runway, di mana setiap jam banyak pesawat yang landing karena banyak runway. Nah labuan Bajo bisa belajar dari Bali, sebelum rame, bandaranya harus dipersiapkan runway. Sehingga saat semua infrastruktur sudah jadi serta hotel-hotel sudah dibangun.
Terlebih lagi, nilai jual yang tidak bisa dibeli adalah karena kita memiliki satwa purbakala Komodo yang masuk New 7 Wonder dan hanya terdapat di sini, daya tarik ini yang sulit dibeli sama negara-negara lain. Ini satu faktor keberuntungan yang dimiliki Indonesia yang tidak dimiliki negara manapun di dunia. *