Breaking News

Ibu Rumah Tangga Ini Diterkam Buaya Saat Mencuci Baju di Tepi Sungai, Hendak Ditolong Tapi Terlambat

Ketika warga hendak memberikan pertolongan, suara Nila tak lagi terdengar. Rupanya, Nila telah diseret buaya ke dalam sungai. TIM SAR juga kesulitan.

Editor: Frans Krowin
ILUSTRASI
Buaya memangsai Nila saat sedang mandi dan mencuci di Sungai Barakkang, Desa Barakkang, Kecamatan Budong-Budong, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Selasa (4/8/2020). 

Ibu Rumah Tangga Ini Diterkam Buaya Saat Mencuci Baju di Tepi Sungai, Hendak Ditolong Tapi Terlambat  

POS-KUPANG.COM - Sungguh tragis nasib Nila (45). Ibu rumah tangga ini tiba-tiba berteriak histeris sambil meminta tolong, ketika ia sedang mandi dan mencuci baju di pinggir Sungai Barakkang, Desa Barakkang, Kecamatan Budong-Budong, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat.

Peristiwa itu terjadi pada Selasa (4/8/2020) sekitar pukul 06.30 Wita. Ternyata Nila diterkam buaya ganas yang sedang mencari mangsa di tempat terseut.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, ketika warga sedang beraktivitas, tiba-tiba mendengar suara teriakan Nila dari arah sungai.

Ketika warga hendak memberikan pertolongan, suara Nila tak lagi terdengar. Rupanya, Nila telah diseret buaya ke dalam sungai.

tribunnews
Wanita Histeris Minta Tolong Saat Diterkam dan Diseret Buaya ((KOMPAS.COM/JUNAEDI))

Hingga saat ini, tim SAR gabungan masih mencari keberadaan Nila.

Kondisi arus sungai yang deras dan airnya keruh, menjadi salah satu kendala tim untuk menemukan jejak korban yang diduga tengah disembunyikan kawanan buaya di dasar sungai.

“Pencarian hingga petang tadi belum membuahkan hasil. Rencananya besok pagi (Rabu) akan kita lanjutkan dengan memperluas wilayah pencarian,” kata Koordinator Basarnas Mamuju, Tegah Nasarudin.

Kata Nasarudin, dari keterangan Andi, salah satu keluarga korban yang juga saksi mata menyebutkan, saat itu korban sedang mandi dan mencuci baju di sungai.

Sambungnya, saat tengah sibuk membereskan setumpuk cucian sebelum mandi, tiba-tiba korban langsung diterkam kawanan buaya.

Kemudian tubuh Nila langsung diseret ke tengah sungai hingga menghilang.

Diajak Bekerja di Jakarta, Tiga Gadis Asal Sukabumi Malah Dimasukan ke Lokalisasi Cianjur

Nia Ramadhani Tak Lagi Dipuji, Nitizen Justru Melirik Mikhayla, Sosoknya Cantik Juga Pandai Bergaya

Tegah Nasarudin, saksi bahkan sempat melihat dari jauh saat korban berteriak histeris sambil minta tolong kepada warga sekitar.

Teriakan korban terdengar sanak tetangga dan warga lainnya, termasuk dirinya yang juga masih kerabat dekat korban.

Namun, saat warga mendatangi lokasi kejadian korban sudah menghilang diseret buaya ke tengah sungai.

“Tadi banyak warga langsung turun tangan begitu mendengar suara histeris korban dari arah sungai, namun saat warga mendekati lokasi, korban sudah hilang diseret buaya ke tengah sungai,” jelas Arman, saksi mata lainnya.

Buaya Kodok Terkam Pemancing

Gara-gara menerkam warga ketika memancing ikan, seekor buaya ditangkap.

Buaya kodok yang panjangnya sekitar empat meter tersebut kemudian diikat.

Lalu dipertontonkan ke warga di lapangan futsal depan rumah pak kades di Desa Kayubesi, Kecamatan Puding Besar, Kabupaten Bangka, Senin (3/8/2020) malam.

Penangkapan buaya ini berhasil dilakukan Senin (3/8/2020) petang.

Penyebabnya karena buaya itu memangsa manusia.

"Buaya ini baru dapat sore tadi. Panjang buaya sekitar empat meter, jenis buaya kodok," kata Sekdes Kayubesi, Junaidi kepada Bangka Pos, Senin (3/8/2020).

Sebenarnya kata Junaidi, buaya itu sudah mulai diburu sebelum lebaran, dua pekan lalu.

Ketika itu buaya menerkam warga yang sedang memasang pancing rawai di tepi sungai setempat.

Akibat terkaman buaya, korban mengalami luka, namun berhasil menyelamatkan diri.

"Sebenarnya sebelum lebaran sudah dapat dipancing buaya ini. Namun karena ada pantangan, kemudian buaya lepas lagi," ujarnya.

Terkuak! Dalang Kasus Djoko Tjandra Bukan Jenderal, Saat Disebut Boyamin Saiman, Karni Ilyas Kaget

Mengejutkan! Wanita Ini Dibekuk Polisi di Hotel, Saat Digeledah Ditemukan Uang Palsu Rp 1,3 Miliar

Ilustrasi diterkam buaya
Ilustrasi diterkam buaya (Tribunnews.com)

"Hingga akhirnya sore tadi berhasil ditangkap kembali. Panjang buaya sekitar empat meter, lebar sekitar tiga keping papan," katanya.

Diakui Junaidi, cukup banyak buaya penghuni Sungai Kayubesi.

Namun hanya buaya tertentu yang menyerang manusia.

"Menurut kepercayaan orang kampung kami dan juga dukun, hanya buaya "peliharaan" yang menerkam warga. Waktu itu ada warga sedang masang rawai tajur (pancing) yang diterkam dua minggu lalu. Namun korban selamat, hanya luka- luka " katanya.

Junaidi menyebutkan, dukun atau pawang buaya bernama Ademi masih memasang pancing di Sungai Kayubesi untuk menangkap buaya kedua yang diprediksikan berukuran lebih besar.

"Dukun masih pasang pancing, masih ada satu buaya lagi yang mau ditangkap, ukuran lebih besar," katanya.

* Melanggar Pantangan

Ternyata banyak pantangan di Sungai Kayubesi Kecamatan Puding Besar Bangka.

Banyak larangan yang harus diindahkan saat berada di aliran sungai ini.

Jika melanggar, maka buaya sungai itu akan mengamuk, memangsa siapa saja yang ditemuinya.

Demikian disampaikan Mang Ademi (62), pawang buaya Desa Kayubesi ketika ditemui Bangka Pos, Selasa (4/8/2020) di desa setempat pasca penangkapan buaya ompong nan ganas seberat setengah ton berusia 112 tahun, pemangsa manusia.

tribunnews
Tampak Pawang Buaya, Mang Ademi (60) duduk di punggung buaya untuk mengikat tali agar buaya tidak mengamuk saat ditonton warga, Selasa (4/8/2020). (bangkapos.com/Fery Laskari)

"Pantangannya kalau mandi di sungai dak boleh mandi (hanya) pakai sempak (celana dalam), tapi harus pakai celana (celana pendek)," kata Mang Ademi menyebut pantangan pertama agar terhindar pada terkaman buaya.

Pantangan kedua, siapa saja yang berada di aliran Sungai Kayubesi, tidak boleh sesumbar atau sombong seolah paling hebat.

Sebab kesombongan akan membuat penghuni sungai marah.

"Dak boleh berlagak jadi dukun, tidak boleh sombong takabur (di sungai), itu pantangan," katanya.

Pantangan ketiga, siapapun tidak boleh menebar pancing (rawai atau tajur) yang dibiarkan berlama-lama di tepi sungai.

Sebab mata pancing yang tajam menjadi ancaman bagi buaya.

"Rawai atau pancing tidak boleh ditinggal di pinggir sungai. Boleh mancing tapi jangan pasang pancing (tajur) dibiarkan di pinggir sungai. Masalahnya jorang (buaya) takut matanya kena mata pancing. Sehingga buaya mengganggu, itu menurut kepercayaan," imbaunya.

Pantang keempat, para pemancing ikan atau udang, sebaiknya tidak menggunakan umpan yang aneh-aneh.

Sebab keberadaan umpan pancing yang tidak lazim, membuat buaya mengeluarkan energi negatif.

"Tidak boleh mancing pakai umpan ikan air laut," katanya.

Pantangan yang kelima, jangan pernah mempermainkan buaya agar predator buas ini tak menyimpan rasa dendam.

LSM Animals Australia Protes Pemotongan Hewan di Indonesia, Dinilai Melanggar Kesejahteraan Hewan

Penting Bagi Pria! Berapa Kali Sperma Harus Keluar Setiap Minggu? Simak Penjelasan Ini Baik-Baik!

"Karena tempohari ada oknum aparat saya lihat mancing (buaya) main-main pakai umpan bebek. Begitu saya datangi dia (oknum) lari, itu tidak boleh karena bikin buaya kesal," kata Ademi seraya menyebut pantangan ke enam agar masyarakat tidak membuang bangkai ayam atau usus ke aliran sungai agar tak memancing kemunculan buaya.

Sementara itu saat ditanya apakah ada gangguan gaib ketika Mang Ademi akan turun memancing buaya pemangsa manusia di sungai ini? Ayah delapan anak, empat cucu yang "ditokohkan" warga itu mengakuinya.

Dalam dunia kasat mata di luar akal sehat, Mang Ademi mengaku sempat mendapat semacam serangan atau gangguan gaib, serta petunjuk.

Maklum buaya ompong berusia 112 tahun yang bakal ia taklukkan menurut kaca mata batinnya, merupakan sosok "buaya peliharaan" seorang dukun di daerah lain.

Namun apapun yang terjadi, Mang Ademi tak berubah pikiran, tetap melanjutkan perburuan buaya karena telah mengganggu penduduk setempat.

"Ya...ada gangguan, ada petunjuk dalam mimpi," katanya tanpa memperjelas bentuk gangguan dalam mimpi yang ia maksud.

Buaya Ompong Pernah Sambar Kaki Dullah

Nasib Abdullah alias Dullah (30), warga Desa Kayubesi Kecamatan Puding Besar, Kabupaten Bangka masih beruntung.

Ia selamat walau buaya ganas seberat setengah ton menerkam kaki dan bagian pahanya saat berada di sungai desa setempat.

Diduga Dullah masih terselamatkan tanpa luka diduga karena buaya pemangsa ini tak lagi memiliki gigi alias ompong.

"Korban bernama Abdullah alias Dullah (30) disambar buaya beberapa waktu lalu di dekat kebun sawit Pak Yusroni tepi Sungai Kayubesi. Korban selamat dan tak mengalami luka, mungkin karena buaya yang menerkam kakinya itu adalah buaya ompong seberat setengah ton yang baru ditangkap kemarin," kata Kepala Desa (Kades) Kayubesi Rasyidi alias Rosidi (50) ditemui Bangka Pos di desanya, Selasa (4/8/2020).

Diakui Kades, selama dalam kurun waktu 14 tahun terakhir, buaya di sungai ini sempat beberapa kali menyerang manusia.

"Padahal sebelumnya buaya di sini tidak pernah mengganggu manusia. Mulai Tahun 2006 buaya di sungai ini mulai menyerang manusia. Waktu itu sempat mengganggu Pak Haji," kata Kades menyebut beberapa rangkaian kejadian menimpa para korban serangan buaya di sungai desa ini. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunBangka.com dengan judul: Kawanan Buaya Ganas Terkam wanita Lagi Mandi Sempat Teriak Histeris Lalu Hilang Di Dasar Sungai: https://bangka.tribunnews.com/2020/08/05/kawanan-buaya-ganas-terkam-wanita-lagi-mandi-sempat-teriak-histeris-lalu-hilang-di-dasar-sungai?page=all

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved