Berita Nagekeo Terkini

Kasus DBD di Nagekeo - NTT Meningkat, Warga Diminta Proaktif Berantas Sarang Nyamuk

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Nagekeo terus meningkat. Sejak awal Januari 2020 hingga hari ini Selasa, (11/8/2020) sudah me

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Ferry Ndoen
POS KUPANG/ADIANA AHMAD
Petugas Kesehatan dari Puskesmas Danga melakukan foging di lokasi kasus DBD di pemukiman sekitar Kompleks SMAN 1 Aesesa, Mbay, Jumat (13/10/2017). 

POS-KUPANG.COM | MBAY --Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Nagekeo terus meningkat.

Sejak awal Januari 2020 hingga hari ini Selasa, (11/8/2020) sudah mencapai 41 kasus DBD.

Dari 41 kasus DBD itu, dinayata sembuh dan tidak ada yang meninggal dunia.

Kepala Bidang Pencegahan Penularan Penyakit (P2P) Hermelinda Rangga melalui kepala seksi surveilans dan imunisasi Yoseph Sago menyatakan menjelang musim pancaroba masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaannya terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Kata dia, apalagi kasus DBD di Kabupaten Nagekeo pada tahun 2020 ini mengalami peningkatan dibanding tahun 2019 lalu.

Ia meminta agar masyarakat tetap waspada dan tidak boleh lengah dengan penyakit ini.

"Iya benar kasus DBD di Nagekeo tahun ini meningkat bila dibanding tahun lalu. Berdasarkan data yang ada di kantor Dinas Kesehatan Nagekeo jumlah kasus DBD tahun 2019 ditemukan sebanyak 32 kasus, sedang pada tahun 2020 ini dari bulan Januari sampai Juli sudah ditemukan 41 kasus. Namun dari 41 kasus itu puji Tuhan semua sembuh, dan tidak ada yang meninggal," ujar Yoseph kepada POS-KUPANG.COM Rabu (12/8/2020).

Ia menegaskan meski kasusnya meningkat namun saat ini tidak memenuhi kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD.

Ada 7 kriteria untuk menetapkan KLB DBD,‪ antara lain, jumlah kasus tidak menunjukkan kenaikan dua kali lipat dari angka rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya dan jumlah korban tidak meningkat 50 persen atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.

Ia meminta perhatian dan masyarakat perlu terus waspada agar meningkatkan kepedulian melihat lingkungan tempat tinggal masing-masing, memantau adanya jentik-jentik nyamuk aedes aegepti di tempat-tempat yang mengandung potensial dan melakukan gerakan 3M Plus.

"Kondisi musim kemarau basah dan juga masa pancaroba berpotensi menimbulkan genangan habitat kembang biak jentik nyamuk demam berdarah," paparnya.

Ia mengatakan cuaca sekarang ini relatif tidak menentu. Kemarau basah memungkinkan hujan datang mendadak meski cuaca panas.‬ ‪

Hal ini disebutnya jadi satu di antara pemicu munculnya kasus DBD. Pasalnya, hujan memunculkan potensi genangan air yang menjadi sarang nyamuk.‬

Ia menerangkan pencegahan paling efektif tentu dengan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan keterlibatan aktif masyarakat. Bisa saja, lingkungan rumah sudah bersih.

"Tetapi ternyata justru di tetangga tidak," ungkapnya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved