Corona
Ahli Epidemiologi UI Singgung Jokowi Gagal Hadapi Pandemi Corona, Pandu Riono: Harus Presiden!
Akui negara telah gagal menghadapi pandemi Covid-19, Ahli Epidemiologi FKM UI, Pandu Riono melayangkan kritikan keras kepada Presiden Jokowi.
Seharusnya menurut Pandu, yang mengendalikan guna penanganan Covid-19 adalah Presiden sendiri dibantu Kementerian.
"Menurut saya, komite bersama, satgas, itu dikembalikan ke kementerian masing-masing. Sehingga bisa langsung bekerja sesuai tugasnya. Dan bisa diawasi oleh DPR," kata Pandu Riono.
Menyinggung soal kabinet periode kedua pimpinan Jokowi, Pandu memberikan saran dengan pernyataan satire.
Bahwa Jokowi seharusnya mengganti nama kabinetnya menjadi kabinet Covid.
Sebab diyakini Pandu, sampai masa jabatan Jokowi berakhir, Indonesia masih belum bisa lepas dari pandemi Covid-19.
"Pak Jokowi dalam periode kedua ini, itu ganti lah namanya (menjadi) kabinet Covid. Karena sampai beliau selesai nanti, itu masih ada masalah Covid. Walaupun sudah ada vaksin, tapi vaksin itu bukan solusi, masih banyak yang harus dilakukan," ungkap Pandu Riono.
Jokowi : Waspada Gelombang Kedua Covid-19
Presiden Joko Widodo meyakini ekonomi Indonesia akan bangkit pada tahun depan.
Namun, Indonesia harus mewaspadai jangan sampai muncul gelombang kedua Covid-19.
Hal tersebut disampaikan Jokowi saat membuka rapat terbatas terkait postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021, dari Istana Bogor, Selasa (28/7/2020).
Jokowi menyebutkan, ekonomi dunia saat ini tengah dilanda ketidakpastian akibat pandemi Covid-19 yang melanda lebih dari 200 negara.
Namun, sejumlah lembaga seperti IMF, Bank Dunia, dan OECD sudah memprediksi ekonomi akan kembali tumbuh tahun depan.
"Bahkan IMF memperkirakan ekonomi dunia akan tumbuh 5,4 persen. Ini sebuah perkiraan yang sangat tinggi menurut saya. Bank Dunia 4,2 persen. OECD 2,8 sampai 5,2 persen," kata Jokowi.
Presiden Jokowi pun optimistis bahwa ekonomi RI akan tumbuh di atas angka tersebut.
Sebab, perekonomian Indonesia saat ini juga tidak separah negara-negara lain.