Harga Cengkeh Anjlok Petani di Manggarai Timur Menjerit

Para petani di Desa Lembur, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) menjerit dengan harga komoditi cengkeh menurun drastis

Editor: Kanis Jehola
ISTIMEWA
Petani di Lembur sedang membresihkan buah cengkeh setelah dipetik 

POS-KUPANG.COM | BORONG - Para petani di Desa Lembur, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) menjerit dengan harga komoditi cengkeh menurun drastis.

Stef Marus (61) petani Cengkeh Kampung Rende, Desa Lembur Kecamatan Kota Komba kepada wartawan, Selasa (11/8/2020) mengeluh dengan harga komoditi cengkeh menurun dratis tidak sesuai dengan harapan masyarakat.

Dikatakan Stef harga sekarang hanya dibeli dengan Rp 50.000/Kg. Padahal tahun 2019 lalu harga cengkehnya normal dimana harganya sampai Rp 110.000/Kg untuk yang kering pata.

Fraksi PDIP DPRD Sumtim Apresiasi Kinerja Dinas Sosial

"Tahun lalu harga Rp 110.000 untuk 1 kilo yang kering patah, sekarang hanya Rp 50.000 saja. Harga ini tidak bersahabat dan merugikan kami petani,"ungkap Stef.

Stef mengaku kerugian itu, sebab selain ongkos tanam, biaya perawatan hingga biaya petik dimana upah perhari untuk biaya petik 60.000/orang.

Pelaku UMKM di Ruteng Setuju Dengan Program Cashbak Kepada Konsumen

"Jadi saya biasa panen normal itu 300 Kg, sekarang masih proses petik. Yang sudah petik sudah dijual untuk biaya orang yang petik dengan upah per hari Rp 60.000, orang tidak mau upah Rp 50.000 karena menyangkut nyawa, sehingga kita rugi besar dengan harga yang tidak bersahabat ini,"ungkap Stef.

Bernadus Palus (62) petani Cengkeh Kampung Kipo, Desa Lembur, Kecamatan Kota Komba juga mengeluh hal yang sama.

Ditambahkanya, sejak awal musim panen tahun ini harga menurun, padahal kebutuhan masyarakat petani di tengah pandemi covid-19 sangat banyak antara lain untuk biaya kuliah anak, untuk keperluan adat, untuk beli beras serta kepeluan lain sehari-hari.

"Sehingga diharapkan pemerintah menaikan harga komoditas petani khususnya cengkeh apalagi sekarang musim kering, masyarakat petani hanya mengandalkan hasil pertanian,"pungkas Bernadus. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved