Perang LCS Tinggal Tunggu Waktu, Jika AS menyerang China di Laut China Selatan, Siapa Unggul?

iliter Amerika menghadirkan dua kapal induk masing-masing UUS Nimitz dan USS Ronald Reareg . Masing-masing kapal induk dikawal berapa kapal fregat da

Editor: Alfred Dama
China Military
Panas, Perang Amerika China Bisa Terjadi dalam 3 Bulan Ke Depan, Pengamat: Bila Amerika Lakukan Hal ini 

Perang LCS Tinggal Tunggu Waktu, Jika AS menyerang China di Laut China Selatan, Siapa Unggul?

POS KUPANG.COM -- Dua negara yang berseteru Amerika Serikat dan China sudah menghadirkan kekuatan militer terbaik di kawasan itu

Militer Amerika menghadirkan dua kapal induk masing-masing UUS Nimitz dan USS Ronald Reareg . Masing-masing kapal induk  dikawal berapa kapal fregat dan kapal selam

Selain itu, Amerika juga menghadirkan juga sejumlah jet siluman hingga pesawat pembom  termasuk pembom B-52H  yang mampu membawa rudal balistik dan nuklir

Sementara China juga tidak kalah garang di Laut China Selatan, selain menempatkan rudal-rudal kelas berat di pulau-pulau buatan diu Laut China Selatan, negeri panda itu juga sudah menyiapkan pesawat-pesawat pembom jarak jauh hingga rudal pembunuh kapal kapal induk DF-15

Bahkan China juga sudah mengancam akan menyerang pangkalan militer terbesar Amerika di Guam 

Namun hingga kini, kedua negara masih sebatas perang urat syaraf. Bila perang benaran yang terjadi maka akan menjadi berbeda

Dalam hal kekuatan militer secara keseluruhan, siapa yang lebih kuat, China atau Amerika Serikat (AS)? Dari data yang ada sudah pasti yang lebih kuat adalah AS.

Namun, jika menyangkut perairan pesisir China, kekuatan maritim China plus kekuatan tempur darat vs kekuatan maritim AS, sulit untuk mengatakan pihak mana yang lebih kuat. Bila perang belum pecah, maka belum ada kepastian siapa yang lebih unggul.

Pemimpin redaksi media China, Global Times, Hu Xijin dalam tulisannya mengatakan, jika menyangkut kepentingan inti China, Taiwan, misalnya, melewati batas atau garis merah China, karena didorongan AS dan mengarah pada pertarungan militer, maka pada saat itu akan ada adu kekuatan.

Dua kapal perang jenis Destroyer milik China saat melakukan latihan.
Dua kapal perang jenis Destroyer milik China saat melakukan latihan. (via Kontan.co.id)

"Siapa yang berada di atas angin dalam situasi itu? Itu adalah kombinasi dari kekuatan militer ditambah moralitas ditambah keinginan untuk bertempur," tulisnya.

Karena itu, Xijin mengatakan, AS harus diingatkan untuk menjauhkan diri dari kepentingan inti China. Jangan bermain-main dengan api di lepas pantai China, jangan benar-benar memicu konflik atas Taiwan, dan jangan berlebihan di Laut China Selatan.

Baca Juga: Bikin China panas, AS berencana jual 4 drone canggih ke Taiwan

"Jika pemerintahan Trump hanya ingin menciptakan ketegangan China-AS untuk membantu kampanye pemilihan ulangnya, dan tidak benar-benar siap untuk pertarungan militer, maka berhati-hatilah selama beberapa bulan ke depan, dan jangan melangkah terlalu jauh," tulis Xijin.

Xijin mengatakan, China jelas tidak menginginkan perang. Maka ia menyarakan agar dalam situasi apa pun militer Tiongkok tidak boleh melepaskan tembakan pertama. Tapi ia yakin China akan bersiap dengan baik untuk melepaskan tembakan kedua sebagai respons terhadap tembakan pertama.

USS Nimitz dan USS Ronald Reagan terlihat kembali memasuki perairan Laut China Selatan, Jumat, 17 Juli 2020.
USS Nimitz dan USS Ronald Reagan terlihat kembali memasuki perairan Laut China Selatan, Jumat, 17 Juli 2020. (via kontan.co.id)
Halaman
12
Sumber: Kontan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved