News

Para Petani Cengkeh di Kabupaten Manggarai Menjerit-jerit karena Ini, Marsel Djebarus Pasrah

Petani cengkeh asal Desa Ndehes, di Kecamatan Wae Ri'i, Kabupaten Manggarai, mengeluh anjloknya harga cengkeh di daerah itu.

Penulis: Robert Ropo | Editor: Benny Dasman
POS-KUPANG.COM/ROBERT ROPO
Marsel Djebarus sedang menjemur cengkeh miliknya. 

Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Robert Ropo

POS KUPANG, COM, RUTENG - Petani cengkeh asal Desa Ndehes, di Kecamatan Wae Ri'i, Kabupaten Manggarai, kini menjerit dan mengeluh anjloknya harga cengkeh di daerah itu.

Petani cengkeh setempat, Marsel Djebarus (40) ketika ditemui di Kampung Poco, Desa setempat, Senin (3/8) mengaku, harga cengkeh saat ini turun dratis.

"Kalau harga normal Rp105 ribu/Kg, tetapi sekarang harganya hanya Rp53 ribu hingga Rp55 ribu/kg. Harga semakin melorot sepanjang tahun 2020. Kalau tahun sebelumnya harga cengkeh dalam kisaran Rp60 ribu,"ungkap Marsel.

Menurut dia, anjloknya harga cengkeh ini diduga mungkin karena pandemi corona virus disease atau covid-19.

"Mungkin karena virus corona ini. Tapi sayang sekali harganya sangat turun, padahal kita sebagai petani ini mengharapkan agar tetap stabil di tengah pandemi covid-19 ini, karena harapan kita hanya dari hasil cengkeh ini saja untuk bisa hidup,"ungkap Marsel pasrah

Marsel juga berharap agar harga cengkeh ini segera kembali normal di tengah pandemi covid-19 ini. Diharapkan juga kepada pemerintah untuk bisa memperhatikan keluhan petani.

Terpisah, petani cengkeh setempat lainya, Stefanus Jeni (35) ketika ditemui di Kampung Waka, Desa Ndehes, Senin (3/8) juga mengeluh hal yang sama. Dikatakan Stefanus, harga cengkeh saat ini sepanjang tahun 2020 turun drastis hanya Rp55 ribu/kg.

"Ini juga tidak tentu harga kadang turun dan paling tinggi itu Rp55 ribu/Kg. Kita sangat kecewa dan merasa rugi sebab selain biaya rawat dan lain sebagainya juga kita sewa tukang petik Rp90 ribu sehari,"ungkap Stefanus dengan kesal.

"Orang yang petik ini minta bayaran mahal seperti iku karena memetik cengkeh tidak gampang dan beresiko tinggi. Kita berharap agar harga kembali normal," ujarnya. *

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved