TNI AL Siap Amankan Natuna SaatPerang LCS,Punya Rudal Pembunuh Kapal Induk,China Harus Pikir 2 Kali

Hampir semua negara ASEAN diintimidasi China mulai dari penenggelaman kapal nelayan Vietnam dan Filipina oleh militer China

Editor: Alfred Dama
KRI Oswald Siahaan 354
KRI Oswald Siahaan saat luncurkan rudal anti kapal permukaan P-800 Oniks aka Yakhont 

Wilayah ini berada di dekat perpanjangan perbatasan darat antara Sabah dan Kalimantan Timur.

Berbagai pelanggaran teritorial laut sering terjadi di Ambalat pada tahun 2005.

Pelanggaran sering dilakukan oleh TLDM (AL Malaysia).

Diperkirakan mereka sudah 35 kali 'slonong boy' masuk tanpa permisi ke wilayah laut milik Indonesia.

Insiden paling menegangkan terjadi pada 8 April 2005.

Saat itu KRI Tedong Naga milik TNI AL menyerempet kapal Diraja Rencong TLDM karena ketahuan melanggar batas laut wilayah Indonesia.

Tensi ketegangan kedua negara meningkat setelah kejadian itu.

Bahkan, Panglima TNI sampai harus menerbitkan Surat Keputusan menyikapi insiden tersebut.

Panglima TNI menyatakan TNI AL hanya boleh melepaskan tembakan jika Malaysia lebih dulu menembak mereka.

Pelanggaran wilayah juga terjadi kembali hingga tahun-tahun berikutnya yang dilakukan oleh TLDM.

Pada Juli 2017 misalnya, TLDM mengganggu pembangunan mercusuar Karang Unarang.

Surat protes dianggap sudah tak mempan lagi untuk memperingatkan militer Malaysia akan 'kebandelannya'.

Diperlukan upaya nyata untuk mencegah hal serupa terjadi di masa mendatang.

Menyikapi hal ini, TNI AL mulai berbenah diri, armada laut diperkuat.

Sadar bahwa diplomasi tidak bisa hanya dengan mulut, maka Indonesia membeli Rudal anti kapal dari Rusia P-800 Oniks ' Yakhont ' yang didatangkan pada tahun 2010.

Halaman
123
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved