News
Masyarakat NTT Sudah Berani Bermain Saham, Transaksi Saham Tembus Rp 195 Miliar, Wow!
Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan NTT mencatat pertumbuhan investor saham dari tahun ke tahun.
Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Ray Rebon
POS KUPANG, COM, KUPANG - Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan NTT mencatat pertumbuhan investor saham dari tahun ke tahun.
Hal ini menandakan masyarakat NTT telah mulai memberanikan diri untuk terbiasa dengan investasi saham.
Kepala Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan NTT Adevi Sabbath Sofani mengatakan hal ini dalam diskusi virtual bertajuk Memotret Peluang Investasi NTT, Senin (3/8). Kegiatan ini digelar Pos Kupang.
Adevi mengawali pembicaraanya dengan menjelaskan latar belakang kehadiran Kantor BEI Perwakilan NTT.
Ia menyebut alasan, di antaranya mengedukasi masyarakat agar terhindar investasi bodong dan edukasi pasar modal.
Berdasarkan data dari riset yang telah dilakukan selama 5 hingga 10 tahun, kata Adevi, NTT dari tahun ke tahun selalu memiliki pertumbuhan investor.
"Investor saham, reksadana dan lain-lain," ujarnya.
Ia membeberkan data tiga tahun terakhir mengenai pertumbuhan investor saham di NTT. Pada tahun 2018 sebanyak 4.122, tahun 2019 meningkat 5.127, sedangkan per Juni 2020 bertambah menjadi 5.609.
Adevi menyebut per Juni 2020, terjadi transaksi saham di NTT mencapai Rp 195 miliar.
Menurutnya, hal tersebut sebagai salah satu tanda masyarakat telah mulai memberanikan diri untuk terbiasa dengan investasi.
"Dalam kaitan dengan habit investasi, perlu diluruskan mindset masyarakat bahwa, tidak pernah ada investasi yang dalam jangka waktu dekat bisa membuat seseorang bisa menjadi kaya. Setiap Investasi, selalu memiki prosedur dan memiliki resiko," tandas Adevi.
Ia mengatakan, pihak BEI Perwakilan NTT secara berkesinambungan untuk memperluas literasi dan edukasi masyatakat lokal mengenai pasar modal Indonesia.
"Supaya makin banyak masyarakat yang mengenal pasar modal," ucapnya.
Sejauh ini literasi masyarakat terkait perbankan, dana pensiun, asuransi dan lain-lain sudah di atas 5%.
Namun hal berbeda dengan BEI. Menurut Adevi, salah satu tujuan utama kehadiran Bursa Efek Indonesia adalah untuk menghindari masyarakat dari ivestasi bodong.
"BEI hadir dengan tugas mengedukasi masyarakat agar tidak ada yang terkena investasi bodong, edukasi tentang pasar modal dan memberi informasi serta memicu sikap aktif masyarakat dalam berinvestasi," katanya. *