Protes Jalan Berdebu, Warga Desa Gorontalo Kabupaten Mabar Tutup Jalan
Warga Desa Gorontalo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), menutup Jln Simpang Pede 2
Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
Protes Jalan Berdebu, Warga Desa Gorontalo Kabupaten Mabar Tutup Jalan
POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO - Warga Desa Gorontalo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), menutup Jln Simpang Pede 2, Senin (3/8/2020).
Aksi menutup jalan tersebut merupakan bentuk protes warga, karena jalan yang berdebu sehingga mengganggu kesehatan dan aktivitas warga.
Disaksikan POS-KUPANG.COM, warga menutup akses masuk jalan menggunakan kayu dan ranting pohon.
Sejumlah kendaraan roda empat yang hendak melintas pun terpaksa harus memilih jalan lain.
Terlihat beberapa pengendara yang berusaha untuk melewati jalan dengan mengangkat kayu yang melintang di jalan. Selanjutnya mereka kembali menutup jalan menggunakan kayu yang ada dan melanjutkan perjalanan.
Sementara itu, sejumlah rumah di jalan sepanjang 300 meter itu juga terlihat dipenuhi debu jalan dari aktivitas kendaraan yang hilir mudik.
"Jalan ini sudah kami tutup pakai kayu selama 3 hari," kata seorang warga sekitar, Anggalus Nahak.
Akibat debu jalan, lanjut dia, sejumlah warga mengeluhkan mengalami batuk dan pilek.
"Warga yang sakit khawatir lagi mau ke rumah sakit, karena takut dikira kena virus Corona karena batuk pilek tadi," jelasnya.
Warga akan menutup jalan tersebut hingga Pemerintah Kabupaten Mabar mengaspal jalan tersebut.
"Kami tunggu Pemerintah Kabupaten Mabar perbaiki jalan ini, kalau pemerintah mau perbaiki jalan ini baru kami buka," tegasnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mabar, Ir. Oktavianus Andi Bona sebelumnya telah berjanji akan mengaspal jalan tersebut, sehingga warga berharap janji tersebut segera direalisasikan.
"Harapannya segera jalan ini segera diperbaiki dan diaspal, pemerintah jangan hanya omong saja, tapi kami butuh bukti," katanya.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah warga mengeluhkan Jln Simpang Pede 2 yang berdebu tebal bak kabut saat kendaraan bermotor melintas, Selasa (28/7/2020).
Disaksikan POS-KUPANG.COM, jalan tersebut terletak di RT 12 RW 07 Desa Gorontalo, Kecamatan Komodo Kabupaten Manggarai Barat (Mabar),
Nampak debu yang berterbangan tidak hanya mengganggu warga sekitar, namun para pengendara kendaraan bermotor yang melintas.
Hilir mudik kendaraan cukup tinggi di jalan tersebut, pasalnya jalan tersebut merupakan jalan alternatif menuju Pantai Pede dari arah Kantor PLN lama.
Selain itu, terdapat pengerjaan proyek drainase di beberapa titik di Desa Gorontalo, sehingga sering dilewati dump truk yang memuat material proyek.
Warga yang geram selanjutnya meletakkan batu berukuran sedang di tengah jalan, sehingga kendaraan yang melintas dapat mengurangi kecepatan.
Dengan demikian, debu yang dihasilkan dapat sedikit berkurang di jalan sepanjang 300 meter tersebut.
Selain itu, debu yang berterbangan tersebut juga menempel pada pohon dan tumbuh-tumbuhan lain di rumah warga dan sepanjang jalan.
"Kami sangat terganggu, bahkan ada yang sakit batuk dan flu," kata salah satu warga sekitar, Mus Dandut (48) diamini warga lainnya, Anggalinus Naha, saat ditemui pada Selasa (28/7/2020).
Diakuinya, kondisi jalan yang memprihatinkan itu terjadi sejak Maret 2020 lalu, usai pengerjaan jalan.
"Saat ini tengah merebaknya virus Corona, karena jalan yang rusak makanya beberapa warga yang sudah sakit batuk dan flu takut ke puskesmas atau rumah sakit, khawatir dikatakan sakit karena korona," jelasnya.
Warga pun hanya pasrah dan geram atas keadaan tersebut, sembari berharap pemerintah secepatnya memperbaiki jalan tersebut.
Hal senada juga disampaikan warga lainnya, Gabriel Goni. Menurutnya debu jalan sangat mengganggu warga.
Bahkan, kata dia, debu jalan berterbangan hingga ke ruang makan dan dapur warga yang berada di pinggir jalan.
"Debu bahkan masuk hingga ke dalam rumah, kami tidak bisa aktivitas karena rumah tutup terus," keluhnya.
Warga pun sengaja meletakkan batu berukuran besar di jalan untuk mengurangi laju kendaraan yang melintas.
Jika jalan tidak kunjung diperbaiki, lanjut dia, warga pun akan meletakkan batu berukuran lebih besar lagi di tengah jalan.
"Batu ini kami taruh karena kendaraan proyek (yang melewati jalan tersebut) ngebut sekali, jadi biar jalannya pelan," katanya.
"Kami akan taruh batu lebih banyak dan lebih besar lagi," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mabar, Ir. Oktavianus Andi Bona mengatakan, pemerintah akan segera melakukan pengaspalan di jalan tersebut.
"Ada trail, namanya ujicoba aspal dari beberapa paket di dalam kota, jadi saya minta ujicoba di situ. Jadi tidak ada penganggaran untuk aspal, tapi ujicoba aspal untuk beberapa kegiatan saya dalam kota, jadi ujicoba di situ," katanya saat ditemui di Labuan Bajo, Selasa (28/7/2020).
Dijelaskannya, trail merupakan ujicoba aspal sebelum aspal tersebut digunakan untuk lokasi kegiatan.
"Sebelum aspal dihampar di lokasi kegiatan, harus ada ujicoba di tempat lain, itu standar pekerjaan. Kami lihat sudah baik dan mantap, baru aspal digunakan. Nah untuk ujicoba kami pilih di jalan itu agar menyelesaikan masalah yang ada," ungkapnya.
Selain itu, pihaknya juga telah mengimbau para kontraktor yang tengah mengerjakan proyek di daerah tersebut agar kendaraan dump truk yang memuat material tidak melintasi jalan tersebut.
Dengan demikian, masyarakat pun dapat nyaman dan terhindar dari penyakit karena debu yang dihasilkan oleh arus kendaraan.
• Jean Neonufa : Perguruan IKS dan PSHT Dibubarkan di TTS, Ini Alasannya
• Fulan Fehan Masuk Nominasi Anugerah Pesona Indonesia, Ini Harapan Pemkab Belu
• Alasan Anies Baswedan Berlakukan Ganjil Genap di DKI Jakarta di Tengah Wabah Corona, Simak Jadwalnya
"Untuk kontraktor kami sudah imbau untuk tidak muat material melalui jalan tersebut karena sangat mengganggu masyarakat sekitar. Apalagi saat ini sementara musim kemarau, bahaya batuk dan flu kita harus pikirkan," katanya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Assale Viana)