News
Masyarakat Flores Luar Biasa Jadikan Keberagaman sebagai Kekuatan, Gus Jazil: Kita Patut Bangga
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Jazilul Fawaid, menjelaskan masyarakat Flores menjadikan keragaman dan perbedaan sebagai kekuatan
Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Gordi Donofan
POS KUPANG, COM, MBAY -Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Jazilul Fawaid, menjelaskan masyarakat Flores menjadikan keragaman dan perbedaan sebagai kekuatan yang menjadi inti dari nilai-nilai Pancasila.
"Di Ende (Flores), di saat menjalani masa pengasingan, Bung Karno merenung dan menemukan Pancasila," kata Gus Jazil, sapaan akrabnya, dalam pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (30/7).
Hal tersebut disampaikannya di hadapan peserta sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang digelar di Kabupaten Nagekeo, Rabu (29/7) malam.
Diakui Gus Jazil, nilai-nilai Pancasila sudah diterapkan masyarakat Pulau Flores sejak dulu kala, dengan menerapkan nilai-nilai luhur bangsa yang membuat keberagaman dan perbedaan tidak menjadi faktor konflik.
"Perbedaan dan keberagaman justru menjadi penguat di masyarakat. Saya melihat kekuatan masyarakat Flores adalah mampu menjadikan perbedaan dan keragaman sebagai pengikat," katanya.
Hal demikian disebutnya sebagai inti dari Empat Pilar MPR RI sehingga politikus PKB itu menyebut Pulau Flores sangat luar biasa.
Gus Jazil bersama rombongan datang ke kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Ngada itu sebagai bagian dari rangkaian dari perjalanan dinasnya di Pulau Flores.
"Saya mengawali perjalanan di Kabupaten Ende dan berakhir di Labuan Bajo," tutur pria kelahiran Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur itu.
Meski masuk dalam zona hijau, dalam acara itu tetap menerapkan protokol kesehatan penanggulangan Covid-19.
Selain Gus Jazil, hadir dalam acara itu Anggota MPR Fraksi PKB, Dipo Nusantara Pua Upa; Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco; anggota DPRD dari kabupaten di Flores, Kepala Dinas Pemerintahan Nagekeo, Pemuda Ansor, Pemuda Katolik, dan dari kalangan lainnya.
Sebagai anggota NU, Gus Jazil bercerita bahwa sebutan Empat Pilar MPR, yakni Pancasila, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, dan UUD NRI Tahun 1945 kerap disingkat menjadi "PBNU".
"Untuk itulah, Bangsa Indonesia lestari kalau PBNU kuat. Kalau PBNU lemah, maka kondisi bangsa ini sebaliknya," tambahnya.
Disampaikan oleh Koordinator Nasional Nusantara Mengaji itu, masyarakat harus bangga dan bersyukur menjadi bangsa Indonesia, sebab banyak negara belajar toleransi kepada bangsa Indonesia.
"Soal toleransi, kita menjadi rujukan bangsa lain. Afghanistan pernah belajar soal toleransi di Indonesia. Padahal, Indonesia terdiri dari ribuan pulau, beragam agama, bahasa, dan budaya. Kekayaan dan keberagaman menjadi perekat," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Dipo Nusantara menyebut bahwa Empat Pilar sudah final, dan bisa meneladani masyarakat NTT yang selama ini telah melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam kesehariannya.
"Saat pesta adat dan budaya, masyarakat yang beragam agama bisa melakukan bersama dengan membagi tugas masing-masing. Hal demikian yang perlu dilestarikan," tegasnya. (antara)
Panen Kopi di Beiposo
Dari Nagekeo, Gus Jazil menuju Kabupaten Ngada. Salah satu agendanya memanen kopi arabika di perkebunan Beiposo, Desa Beiwali, Kecamatan Bajawa, Kamis (30/7), sekitar pukul 16.30 Wita.
Gus Jazil tampak memakai bere untuk menyimpan kopi yang sudah dipetik. Gus Jazil memuji para petani Ngada yang telah menanam kopi sehingga menghasilkan kopi yang baik untuk dikonsumsi.
"Kita harus melihat cara pengolahan dan pengemasannya seperti apa. Kopi Arabika Bajawa ini terkenal dan bisa diekspor," ujar Gus Jazil.
Kopi arabika, diakui Gus Jazil, sangat cocok ditanam di Kabupaten Ngada. Dia berharap petani lebih giat dan terus menanamnya.
"Artinya di Bajawa ini kopi ini sangat cocok. Apakah petani kopi juga mendapatkan kemajuan dalam taraf hidupnya. Biasanya petani banyak menjual mentah. Harus ditingkatkan sampai pengolahan, pengemasannya, didekatkan dengan pasar.
Kerja sama dengan pabrik kopi atau eksportir kopi sehingga penghasilan petani meningkat," pesannya. Pemerintah, katanya, harus membuka ruang pasar yang luas untuk kopi arabika Bajawa. *