Corona

Hadi Pranoto Klaim Temukan Obat Covid-19 pada Anji, Pasien Corona Wisma Atlet Sembuh Apa Kata Pakar?

Tidak sedikit orang Indonesia atau pihak tertentu yang mengeluarkan pernyataan terkait obat atau herbal yang bisa menyembuhkan Covid-19.

Editor: Hasyim Ashari
istagram Anji
Prof Hadi Pranoto bersama Anji 

Hal itu juga dipaparkannya dalam video yang diunggah di akun Youtube Pak Ahmad pada 1 Agustus 2020. Pentingnya proses uji klinis Ahmad menyebutkan belum ada ilmuwan yang bisa meyakini obat yang tengah diuji sekarang mampu mengobati Covid-19.

Itulah mengapa kita butuh uji klinis. “Uji klinis harus dirancang dengan serius. Terobosan-terobosan yang dilakukan oleh pihak non-medis harus bekerja sama dengan pihak medis,” tuturnya.

Hadi Pranoto sebelumnya mengatakan telah memberikan cairan antibodi Covid-19 kepada ribuan pasien di Wisma Atlet.

“Wisma Atlet itu didesain bukan untuk pasien gejala berat, melainkan isolasi mendiri pasien gejala ringan sampai sedang. Mengapa tidak ditulis data klinisnya seperti apa. Tidak perlu sampai randomisasi,” tambahnya.

Ahmad menyebutkan bahwa jika benar cairan antibodi itu ampuh untuk mengobati pasien Covid-19, ini akan jadi berita baik.

 Namun sayangnya, pengujiannya tidak tertulis atau terekam.

Tidak jelas cairan antibodi Covid-19 itu diberikan kepada pasien dengan kisaran usia berapa, atau dengan gejala seperti apa.

“Menulis apa yang kita kerjakan dan mengerjakan apa yang kita tulis. Ini untuk sustainability. Tidak bisa asal klaim kalau tidak ada penelitiannya. Saya melihat klaim ini sengaja mencari keuntungan dengan eksploitasi ketidaktahuan orang, atau memang tidak tahu saja empirisnya,” tutup Ahmad.

* Sebut Biaya Tes Covid-19 Terlalu Mahal, Prof Hadi Pranoto: Harusnya Bisa Rp10 Ribu atau Gratis

Ada sejumlah hal menarik yang disampaikan seorang peneliti bernama Profesor Hadi Pranoto dalam wawancara dengan Youtuber Anji Manji di channel Dunia Manji.

Selain mengaku menemukan herbal antibody covid-19 yang sudah sembuhkan ribuan orang, Hadi Pranoto juga bekomentar tentang fenomena rapid test dan swab tes yang selama ini dianjurkan sebagai acuan untuk mendeteksi seseorang terpapar virus corona atau tidak.

Menurut Hadi, dua metode yang saat ini banyak digunakan tersebut, bukanlah metode paling efektif untuk mengindentifikasi virus corona.

Belum lagi, biaya yang diterapkan dianggap cukup mahal.

"Jadi, rapid test dan swab test tidak bisa menjadi rujukan secara keseluruhan bahwa orang itu sehat. Dalam swab kan hanya mengidentifikasi, apakah orang itu positif atau negatif," ujar Hadi dikutip wartakotalive.com dari channel Youtube Anji Manji, Minggu (2/8/2020).

Ia menyebut,  untuk memastikan apakah seseorang terinfeksi atau tidak maka perlu dilakukan uji labolatorium dengan memeriksa DNA orang tersebut. 

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved