Kondisi Perekonomian Timor Leste setelah Lepas dari Indonesia, Jadi Negara Paling Miskin di Dunia

kondisi perekonomian Timor Leste setelah merdeka dari Indonesia, masih jadi salah satu negara paling miskin di dunia

Penulis: Alfred Dama | Editor: Bebet I Hidayat
Kompas.com
Salah satu sudut Kota Dili,Timor Lestedengan latar belakang laut lepas dan patung Cristo Rei atau yang dalam bahasa Indonesia berarti Kristus Raja. 

Timor Leste sendiri masih mengandalkan pemasukan dari hasil minyak.

Pada tahun 2019 lalu, produksi minyak Timor Leste mencapai 38 juta barel setara minyak (BOE) yang banyak dikerjasamakan dengan Australia.

Nasib Ribuan Orang Timor Leste di Inggris Menghadapi Ketidakpastian Brexit, Pulang ke Tanah Asal?

Sementara itu, mengutip data Timor Leste Economic Report yang dirilis Bank Dunia pada April 2020, ekonomi Timor Leste bakal semakin terpuruk di 2020 karena pandemi virus corona ( Covid-19) dan kondisi politik yang belum stabil.

Pemerintah Timor Leste sudah mencairkan dana sebesar 250 juta dari Petroleum Fund di mana 60 persennya digunakan untuk penanganan Covid-19.

Virus corona memperburuk ekonomi Timor Leste yang berkontribusi pada menurunnya kunjungan turis asing ke negara itu, melambatnya perdagangan ekspor-impor, dan besarnya pengeluaran pemerintah untuk menanggulangi pandemi.

Pembangunan jalan tol
Pembangunan jalan tol (crecg.com)

Pertumbuhan Ekonomi NTT

Dikutip dari bi.go.id, pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT pada tahun 2019 mencapai 5,20% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2018 yang sebesar 5,13% (yoy) dan pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2019 yang sebesar 5,02% (yoy).

Dari sisi pengeluaran, perekonomian Provinsi NTT pada tahun 2019 masih ditopang oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dibandingkan dengan tahun 2018.

Terjaganya daya beli masyarakat didukung oleh rendahnya inflasi dan perluasan penyaluran bantuan sosial nontunai pemerintah.

Perekonomian Provinsi NTT pada tahun 2019 masih didominasi oleh pertanian, kehutanan, dan perikanan; administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib; perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor; serta konstruksi.

Pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT pada triwulan IV 2019 tercatat sebesar 5,32% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III 2019 sebesar 3,87% (yoy).

Akselerasi ekonomi pada triwulan IV 2019 terutama didorong oleh konsumsi pemerintah dan investasi sejalan dengan tingginya realisasi belanja pemerintah daerah, mengikuti pola historis penyerapan belanja pemerintah daerah yang tinggi pada akhir tahun serta investasi swasta pasca Pemilu 2019 dan pengumuman kabinet yang baru.

Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2019 didorong oleh pertanian, kehutanan, dan perikanan serta konstruksi.

Pada triwulan I 2020, pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT diprakirakan melambat dengan kisaran 4,84%-5,24% (yoy) seiring kecenderungan masyarakat menahan konsumsi pasca Hari Natal dan Tahun Baru dan terbatasnya realisasi belanja pemerintah daerah dan investasi swasta pada awal tahun.

Pembangunan jalan tol (crecg.com)

Di samping itu, COVID-19 yang melanda Tiongkok berpotensi menahan kinerja ekspor impor luar negeri Provinsi NTT dengan Tiongkok. Dari sisi lapangan usaha, perlambatan ekonomi Provinsi NTT pada triwulan I 2020 diprakirakan dipengaruhi oleh LU pertanian, kehutanan, dan perikanan; LU perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor; serta LU konstruksi.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved