Bernadeth Helena Ayuningrum : Introvert, Namun Memilih Jadi Public Relation yang Dinamis
Aktivitas sang Ibu yang dinamis itulah yang membuat Helen terinspirasi untuk menjadi seorang wanita karir yang aktif.
Penulis: F Mariana Nuka | Editor: Rosalina Woso
Bernadeth Helena Ayuningrum, Introvert, Namun Memilih Jadi Public Relation yang Dinamis
POS-KUPANG.COM ǀ KUPANG – Keseharian seorang Public Relation (PR) tentunya dipenuhi dengan berbagai aktivitas. Apalagi, jika menjadi seorang PR di bisnis perhotelan.
Bernadeth Helena Ayuningrum, seorang perempuan cerdas yang sehari-hari bekerja menjadi Executive Secretary and Marketing Communication Swiss-Belinn Kristal Kupang ini sangat menikmati pekerjaannya, bahkan saat hotel terkena imbas dampak Covid-19.
Helena, sapaan akrabnya, mengaku ingin menjadi seorang PR ketika melihat sosok sang Ibu, Diah Poka Rini, yang juga pernah bekerja di berbagai bidang, mulai dari sebuah event organizer (EO), hotel, mengajar, hingga sekretaris.
Aktivitas sang Ibu yang dinamis itulah yang membuat Helen terinspirasi untuk menjadi seorang wanita karir yang aktif.
“Dilihatnya ya enak bisa kerja aktif kayak Ibu. Tapi, selain karena Ibu, ya saya kan introvert, ketemu orang baru tuh saya pemalu, grogi. Justru karena itulah, permasalahan di diri saya tentang komunikasi itu yang membuat saya menantang diri saya untuk bisa belajar komunikasi. Makanya saya tertarik sama dunia komunikasi dan PR,” ungkap Helen yang sudah dua tahun bekerja sebagai PR di Swiss-Belinn Kristal Kupang.
Perempuan asal daerah Bekasi ini bercerita, menjadi seorang PR memberi keuntungan tersendiri. PR harus bisa ditempatkan dimana saja. Semakin banyak seseorang bekerja sebagai PR di berbagai perusahaan, semakin banyak pula kemampuan dan pengalaman yang ia dapati.
Ia pun memberikan beberapa kriteria yang harus dimiliki seseorang jika ingin menjadi seorang PR. Pertama, wawasan yang luas, energi yang banyak, sikap positif, kemauan belajar, dan kepo terhadap segala perubahan atau lingkungan yang ada di sekitarnya.
Saat hotel tempatnya bekera terkena imbas dampak pandemi Covid-19, perempuan kelahiran Jakarta, 23 September 1995 ini mengaku tak mendapatkan kesulitan sebagai seorang PR.
Ia menerima krisis global tersebut sebagai tantangan baginya dalam memutar otak mempertahankan brand Swiss-Belinn Kristal Kupang. Tuntutan perubahan pola komunikasi membuat dirinya sebagai seorang PR perhotelan harus dinamis dan fleksibel dalam bekerja.
“Era ini kan era milenial. Tapi karena pandemi ini, value-nya jadi piramid terbalik. Dulu kan lebih ke lifestyle, prestise, tampilan umum seperti apa, sekarang akhirnya jadi ke functional-nya. Nah, bagaimana PR memikirkan itu, PR dituntut harus kreatif,” urainya.
Tugas seorang PR, jelas Helena, adalah bagaimana membuat sebuah brand perusahaan itu diterima oleh masyarakat. Oleh karena itu, krisis pandemi global harus dianggap sebagai tantangan agar brand dapat lebih memahami kekuatiran masyarakat sendiri.
Memasuki new normal pun, PR harus mampu mengkomunikasikan dengan baik pola perubahan komunikasi yang ada ke semua bagian yang terkait di perusahaan dan jeli melihat kebutuhan pasar. Kebutuhan pasar tersebut akan berkaitan erat dengan tugas PR dalam membuat perencanaan promo-promo menyiasati kondisi pandemi agar hotel tetap bertahan.
“Di masa new normal ini kami harus berusaha memperketat penerapan protokol, fleksibel dalam menyampaikan pesan, mampu membaca situasi serta perubahan yang akan datang,” jelasnya ramah.
Hingga kini, sebagai perempuan yang memiliki tujuan hidup sebagai wanita karir, ia merasa telah menemukan profesi yang membuatnya lebih berarti. Bahkan, menjadi wanita karir adalah hal yang sangat diimpikannya sejak dulu.
• Astaga! Rumah Mewah Sule Dihuni Pria Tanpa Kepala yang Dibunuh Perampok, Ini Gambarnya
• Inillah Suasana Anak-anak Mbatakapidu Sumba Timur Mengusir Belalang
• Pemerintah Gelontorkan Rp 67 Miliar Bangun Wisata Pulau Rinca, Formapp Mabar Tolak, Ini Alasannya